Kamis, 05 Maret 2015

MEMANFAATKAN WAKTU DIKALA SAKIT



MEMANFAATKAN WAKTU DIKALA SAKIT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap manusia pasti akan diuji atau diberi cobaan. Allah berfirman : “Ahasiban naasu an yutrakuu an yaquuluu aamannaa wahum laa yuftanuun” Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan : kami telah beriman, dan mereka tidak diuji ? (Q.S al Ankabut 2).

Diantara ujian yang akan dilalui manusia adalah  menderita sakit baik yang ringan maupun yang berat. Dan seorang yang menderita sakit baik yang beristirahat dirumah saja ataupun beristirahat dan berobat di rumah sakit pada umumnya memiliki waktu luang yang banyak.    

Terkadang orang yang sedang sakit dan berada di rumah sakit tiga atau empat hari hanya sekedar beristirahat dan menunggu hasil pemeriksaan darah, urine dan yang lainnya untuk menentukan tindakan medis selanjutnya. Bisa jadi waktunya dirasa lama jika tidak dimanfaatkan dengan baik.

Seseorang yang sakitnya tidak begitu parah, masih sadar dan masih bisa sedikit beraktifitas maka sangatlah dianjurkan menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah. Gunakan kesempatan untuk beramal dan mecari ridha Allah. 

Diantara kegiatan yang dianjurkan, insya Allah bisa dilakukan dan sangat bermanfaat  adalah :

Pertama : Banyak berdoa, berdzikir, beristighfar dan bershalawat.

Kedua : Banyak membaca al Qur an, terjemahannya, jika mungkin tafsirnya ataupun mendengarkan bacaan al Qur an melalui rekaman.

Ketiga :  Membaca kitab kitab hadits, jika mungkin dengan syarahnya ataupun buku buku yang bermanfaat terutama tentang ilmu agama.

Keempat : Mengikuti kajian melalui radio, TV ataupun internet dan berbagai media lain yang  tersedia.

Berusahalah melakukan kegiatan yang bermanfaat ini sesuai kemampuan. Jangan menyia nyiakan waktu meskipun dalam keadaan sakit. Tapi jangan pula memaksakan diri untuk melakukannya sekiranya akan menambah penyakitnya. Ada baiknya minta nasehat ahli kesehatan atau dokter yang merawat sebelum melakukan kegiatan ini.

Namun ketahuilah bahwa seorang yang sedang sakit, selagi dia sadar maka minimal dia masih bisa berdoa, berdzikir, beristighfar, bershalawat. Paling  tidak masih bisa mendengarkan bacaan al Qur an melalui rekaman. Lakukanlah apa yang bisa. Orang bijak pernah berkata : Jika engkau tidak bisa melakukan semua  maka janganlah engkau tinggalkan semua. 
 
Lihatlah beberapa manfaat yang bisa diraih jika melakukan kegiatan yang sangat baik ini. Tiga diantaranya adalah :  

Pertama : Seorang yang sedang sakit, bila dia beribadah semampunya dan banyak berdzikir serta beristighfar maka semua ini akan menghilangkan keinginannya untuk mengeluh atas penyakitnya dan akan memperkuat kesabarannya. Dengan demikian penyakitnya akan betul  betul menjadi penghapus sebagian dosa dosanya bahkan mendatangkan bisa pahala yang banyak.

Kedua : Pada waktu sehat mungkin seseorang tidak sempat banyak beribadah ataupun belajar ilmu syar’i. Barangkali kesibukan pekerjaan atau urusan bisnis telah menghalanginya. Pada saat sakit, andaikata kondisinya memungkinkan, maka dia akan bisa  belajar ilmu dan lebih tekun beribadah karena ada banyak waktu. Setelah sembuh mudah mudahan keinginannya untuk belajar ilmu syar’i dan banyak beribadah akan berlanjut yaitu meneruskan kebiasaannya pada waktu sakit. Allahu Akbar.

Ketiga : Jika seorang yang sakit banyak berdoa maka itu sangat bermanfaat baginya. Ketahuilah bahwa diantara doa yang mustajab adalah doa   seseorang ketika dalam 
kondisi lemah, kepepet, terdesak, dan sangat membutuhkan pertolongan dari Allah. Oleh sebab  itu, doa orang yang sedang sakit lebih mustajab dibandingkan doa mereka yang sehat dan dalam keadaan longgar.

Allah berfirman : “Amman yujiibul mudhtharra  idzaa da’aahu” Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa. (Q.S an Naml 62)
Dan kita semua mengetahui bahwa  orang sakit termasuk diantara mereka yang dalam kesulitan. Ibnu Allan menjelaskan mengapa doa orang sakit lebih mustajab, karena orang sakit termasuk orang yang terdesak (sedang dalam kesulitan) dan doanya lebih cepat diijabah dari pada yang selainnya. (Syarh al-Adzkar an-Nawawiyah). 

Semoga bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (226)
  





Tidak ada komentar:

Posting Komentar