Jumat, 27 Maret 2015

RASULULLAH DITANYA YAHUDI MADINAH



RASULULLAH DITANYA YAHUDI MADINAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sejak zaman Nabi Musa  sudah diketahui bahwa orang orang Yahudi adalah manusia yang  banyak tanya. Terkadang pertanyaannya mendatangkan   kesulitan  bagi diri mereka. Lalu di zaman Rasulullah berada di Madinah, orang orang Yahudi Madinah  juga pernah bertanya kepada Rasulullah  tentang beberapa hal   untuk mengetahui apakah Muhammad itu benar benar Rasulullah.
     
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata : Ada sejumlah orang Yahudi mendatangi  Rasulullah lalu mereka mengatakan : Wahai Abu al Qasim, kami akan menanyakan lima hal kepadamu. Jika engkau memberitahukannya kepada kami (bisa menjawab pertanyaan, pen.) maka kami mengakui engkau sebagai Nabi dan kami akan mengikutimu. 

Kemudian Rasulullah mengambil janji dari mereka seperti Israil (Nabi Ya’qub) mengambil janji untuk anak anaknya dengan berkata : “Allahu ‘ala maa naquulu wakiil” Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini) Q.S Yusuf 66.

Lalu beliau bersabda : Ajukanlah (pertanyaan kalian). Maka Yahudi ini berkata :

(Pertama) : Beritahukan kepada kami tanda Nabi.  Beliau bersabda : (Meskipun) kedua matanya tidur tetapi hatinya tetap tidak tidur.

(Kedua) : Beritahukan kepada kami bagaimana janin bisa menjadi perempuan atau laki laki. Beliau bersabda : Kedua air mani (air mani laki laki dan perempuan) bertemu. Jika air mani  laki laki lebih unggul daripada air mani perempuan maka akan lahir anak laki laki. Dan jika air mani perempuan lebih unggul maka akan lahir anak perempuan.

(Ketiga) : Selanjutnya mereka berkata : Beritahukan kepada kami apa yang diharamkan Israil (Nabi Ya’qub) atas dirinya sendiri. Beliau bersabda : Ia menderita penyakit encok tetapi ia tidak mendapatkan sesuatu yang sesuai dengannya kecuali susu ini dan itu. (Imam Ahmad  menyebutkan sebagian mereka mengatakan yakni unta, lalu ia mengharamkan dagingnya). Maka Yahudi itu berkata : Engkau benar.

(Keempat) : Sekarang beritahukan kepada kami apa petir itu.   Beliau bersabda : Itu adalah salah satu Malaikat Allah yang diserahi mengurus awan. Di tangannya atau kedua tangannya, ada pembelah dari api yang dengannya ia menghalau awan dan menggiringnya ke arah mana yang diperintahkan Allah kepadanya. Lalu yang terdengar itu suara apa, lanjut mereka bertanya. Beliau bersabda : Itu adalah suaranya. Serentak Yahudi itu berkata : Engkau benar.

(Kelima) : Dan satu lagi (pertanyaan) yang masih tersisa, yaitu suatu hal yang jika engkau memberitahukannya maka kami akan mengikutimu. Sungguh tidak ada seorang Nabipun melainkan ada satu Malaikat yang datang kepadanya membawa berita. Maka beritahukan kepada kami, siapa Malaikat yang menjadi temanmu. Jibril, jawab Rasulullah. Yahudi berkata : Jibril yang turun membawa peperangan, pertumpahan darah dan siksa itu adalah musuh kami. Seandainya engkau mengatakan Mika-il yang biasa turun membawa rahmat, tumbuh tumbuhan dan hujan tentu terjadi (apa yang kami janjikan kepadamu yaitu untuk mengikutimu).  
     
Meskipun sudah semua pertanyaan dijawab dengan benar dan  mereka berjanji akan mengikuti Nabi bahkan pertemuan itu telah mengambil janji dari mereka dan Allah sebagai saksi tapi mereka tetap mengingkari Nabi. Begitulah Yahudi yang di hatinya ada penyakit yaitu penyakit hati yang ada pada diri mereka yaitu hasad.

Wallahu A’lam.   (248)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar