Senin, 02 Maret 2015

PERTOLONGAN ALLAH SANGAT DIBUTUHKAN



PERTOLONGAN ALLAH SANGAT DIBUTUHKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

 Sungguh tidak ada pertolongan kecuali pertolongan Allah semata. Hanya Allah tempat kita bergantung, Allahush shamad. Bahkan setiap hamba  diwajibkan membaca suratalFatihah  dalam shalat wajib minimal tujuh belas kali sehari semalam, diantaranya berisi pernyataan dan minta pertolongan Allah : “Iyyaka na’budhu wa iyyaka nasta’in. Ya Allah hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. (Q.S al Fatihah 5)
 
Sungguh setiap hamba betul betul sangat membutuhkan pertolongan Allah di setiap saat. Allah melalui Rasul-Nya yang mulia telah mengajarkan kepada kita banyak cara yang bisa dilakukan oleh seseorang  untuk mendapatkan pertolongan Allah, diantaranya adalah :

Pertama  : Beriman dan bertakwa
Sungguh Allah menjanjikan pertolongannya berupa berkah dari langit dan dari bumi bagi hamba hambanya yang beriman dan bertakwa. 

Allah berfirman : “Walau anna ahlal quraa aamanuu wattaqau lafatahnaa ‘alaihim barakaatin minas samaa-i wal ardhi, wa laakin kadzdzabuu fa akhadznaa hum bima kaanuu yaksibuun” Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan    bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan dari bumi. Tetapi ternyata (mereka) mendustakan (ayat ayat Kami) maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S al A’raaf 96).

Tentang ayat ini, Syaikh as Sa’di, dalam Kitab Tafsir Karimir Rahman, berkata : Allah menjelaskan bahwa seandainya penduduk negeri itu beriman dengan hati mereka secara benar yang dibuktikan dengan amal, mereka bertakwa kepada Allah lahir dan batin, dengan meninggalkan seluruh yang diharamkan oleh Allah Ta’ala niscaya Allah membukakan kepada mereka keberkahan dari langit dan dari bumi. Allah akan menurunkan hujan dengan deras dan menumbuhkan  bumi dengan apa yang mereka bisa hidup dengannya. Juga ternak ternak mereka dalam kehidupan paling subur dan rizki paling melimpah tanpa kelelahan, tanpa kesusahan, tanpa keletihan dan tanpa kesulitan.   

Kedua  : Sabar dan shalat
Sungguh sabar dan shalat telah Allah janjikan sebagai salah satu cara untuk mendapatkan pertolongan bagi hamba hamba-Nya. Allah berfirman : “Ya aiyuhal ladziina aamanuus ta’inuu bish shabri wash shalaah. Innallaha ma’ash shaabiriin” Wahai orang orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S al Baqarah 153)

Melalui  ayat ini, Allah telah menyuruh hamba hamba-Nya untuk senantiasa meminta pertolongan kepada-Nya yaitu dengan kesabaran dan melaksanakan shalat.
Implementasinya  adalah sebagaimana telah dicontohkan dan diajarkan oleh Rasulullah Salallahu ‘alihi wasallam kepada umatnya. Rasulullah jika menghadapi masalah maka beliau mengedepankan sifat sabar dan sungguh beliau adalah uswah kita dalam kesabaran.  Juga beliau segera melakukan shalat jika menghadapi masalah yang berat.

Ini adalah sebagaimana kesaksian para sahabat. Ali bin Abi Thalib berkata : ”Pada malam (sebelum) berlangsung perang Badar, semua kami tertidur kecuali Rasulullah. Beliau shalat dan berdoa sampai subuh.”

Diriwayatkan dari Huzaifah bin Yaman : “Pada malam perang Ahzab, saya menemui Rasulullah dan senantiasa beliau shalat dan menutup tubuhnya dengan jubah. Bila beliau menghadapi persoalan beliau mengerjakan shalat”.

Dalam kedua perang ini yaitu perang Ahzab dan perang Badar, Allah telah memberikan pertolongan dengan memenangkan kaum muslimin dalam menghadapi musuh musuhnya.

Imam Ibnu Katsir  menceritakan tentang Nabi Ibrahim dan istrinya Sarah yang menghadapi kesulitan besar lalu berwudhu’ dan shalat meminta pertolongan kepada Allah. Dikisahkan bahwa pada suatu waktu Nabi Ibrahim dalam suatu safar bersama istrinya Sarah melewati negeri seorang penguasa zhalim. 
Raja negeri itu memerintahkan pembantunya untuk mengambil Sarah yang sangat cantik itu dan dibawa ke istana. Di istana, raja mulai mendekati Sarah. Sarah berpaling dan sarah minta waktu untuk  berwudhu’ lalu mengerjakan shalat dan berdoa : Ya Allah jika engkau mengetahui bahwa aku beriman kepada-Mu dan kepada Rasul-Mu dan aku senantiasa memelihara kehormatanku kecuali kepada suamiku, maka janganlah Engkau memberikan (kesempatan) kepada orang kafir (untuk menjamahku). Tiba tiba raja itu pingsan dan terkulai kedua kakinya.  Kemudian raja bangun kembali.   Setelah tiga atau empat kali ingin menjamah Sarah ternyata raja tidak mampu. Raja selalu pingsan dan terkulai kakinya. Lalu raja memanggil pembantunya dan berkata : Kalian tidak membawakan   untukku kecuali syaithan (bukan manusia). Kemudian Sarah dikembalikan kepada suaminya Ibrahim. Selain itu  raja memberinya hadiah seorang pembantu yaitu Hajar.

Sementara Sarah dibawa oleh pembantu raja ke istana maka Ibrahim senantiasa mengerjakan shalat dan berdoa agar Allah menjaga Sarah.

Akhirnya keduanya selamat dari orang yang akan mencederainya.  (Dari Kitab Qishashul Anbiyaa, dengan diringkas).

Dalam suatu riwayat disebutkan pula bahwa Imam Ibnul Qayyim jika mendapatkan kesulitan dalam memahami suatu ayat al Qur an maka beliau berwudhu’ dan shalat dua rakaat.  

Ketiga : Menolong (agama) Allah.
Diantara cara untuk mendapatkan pertolongan Allah adalah dengan menjadi penolong (agama) Allah.

Allah berfirman : “Walaa yanshuranallahu man yanshuruhuu, innallaha la qawiyun ‘aziiz”  Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sungguh Allah Mahakuat, Mahaperkasa. (Q.S al Hajj 40).

Allah berfirman : Yaa aiyuhal ladziina aamanuu intanshurullaha yanshurkum wa yutsabbit aqdaamakum” Wahai orang orang yang beriman, jika kamu menolong agama Allah niscaya Dia akan menolongmu dan mengokohkan kedudukanmu (Q.S Muhammad 7).  
 
Syaikh as Sa’di antara lain menjelaskan bahwa jadilah kamu penolong bagi agama Allah yaitu dengan perkataan dan perbuatan dengan gigih menegakkan agama Allah. Termasuk menolong agama Allah adalah mempelajari kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya serta mengajarkannya, mendorong orang lain untuk mempelajarinya serta mengajarkannya serta menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Seorang hamba haruslah berusaha menolong agama Allah sesuai dengan kemampuannya. Lihatlah beberapa contoh  yang telah dilakukan para sahabat dalam menolong agama Allah :

Pertama : Ibnu Abbas dan Abu Hurairah menjadi penolong  agama Allah dengan ilmunya. Ibnu Abbas sebagai ahli Tafsir dan Abu Hurairah sebagai penghafal dan paling banyak meriwayatkan hadits.

Kedua : Abu Bakar, Usman bin Affan dan Abdurrahman bin ‘Auf, menjadi penolong agama Allah dengan hartanya yang diinfakkan dijalan Allah dalam jumlah yang tidak sedikit.

Ketiga : Khalid bin Walid menjadi penolong agama Allah dengan kehebatan strategi perangnya.  Berkali kali ditunjuk oleh Khalifah  menjadi  panglima perang untuk memenangkan dan membela Islam.

Keempat : Ada sahabat yang menjadi penolong agama Allah dengan keahliannya sebagai tukang kayu lalu menawarkan untuk membuat mimbar bagi Nabi di Masjid Nabawi.

Kelima : Bahkan ada seorang wanita pada zaman Nabi.  Dia  tidak memiliki keahlian apa apa tapi menjadi penolong agama Allah  dengan menyapu dan membersihkan masjid Nabawi. Subhanallah.

Sebagai orang yang beriman, mari kita berusaha menjadi penolong agama Allah sesuai dengan kemampuan kita. Semoga Allah selalu menurunkan pertolonganNya pula kepada kita semua.

Keempat : Saling tolong menolong sesama manusia.
Saling tolong menolong  pada hakikatnya adalah salah satu kebutuhan manusia. Betapa sulitnya kehidupan ini jika kita sesama  manusia tidak saling tolong menolong. Betapa kacaunya kehidupan bermasyarakat kalau manusia tidak saling membantu satu sama lain.
Apalagi dizaman modern ini, tidak ada manusia yang bisa hidup layak tanpa saling tolong menolong ataupun bekerjasama dengan orang lain. Sungguh kita tidak akan mampu memenuhi semua yang kita butuhkan dalam hidup ini. Ketahuilah jika seseorang berbuat baik yaitu dengan menolong orang lain maka kebaikan itu akan kembali pula kepadanya. 

Setiap kebaikan yang dilakukan seseorang pastilah kebaikan itu akan  kembali kepadanya. Jika seseorang suka menolong pasti akan ditolong, jika seseorang suka memaafkan pasti akan dimaafkan. Jika seseorang suka memudahkan urusan orang lain maka pada suatu waktu dia mendapat kesulitan pasti akan ada saja yang menolongnya, insya Allah.  Begitupun sebaliknya. Ini sunatullah. Allah berfirman : “In ahsantum ahsantum li anfusikum, wa in asa’tum falahaa” Jika kamu berbuat baik (berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat buruk , maka (keburukan) itu bagi dirimu sendiri.

Allah berfirman : “Hal jazaa-ul ihsan illal ihsaan” Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula (Q.S ar Rahmaan 60).

Rasulullah bersabda : “Man yakun fii haajati akhiihi yakunillahu fii hajatihi” Barangsiapa yang menolong untuk keperluan saudaranya (sesama muslim) maka Allah akan menolong untuk keperluannya (Lihat Silsilah Hadits Shahih, Syaikh al Albani no. 2362) 

Kelima : Banyak berdoa kepada Allah
Manusia ini fakir tidak memiliki apa apa. Semua adalah milik Allah sebagaimana dijelaskan dalam surat al Baqarah 284.  : “Lillahi maa fis samaawaati wa maa fil ardhi”.  Milik Allah  segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.

Tapi Allah Mahapengasih Mahapenyayang. Jika seorang hamba  membutuhkan pertolongan  bagi dirinya, keluarganya atau yang lainnya maka Allah menyuruh manusia berdoa. Mintalah pertolongan dan bermohonlah kepada-Nya.
Allah berjanji akan mengabulkan doa hamba hambaNya. Allah berfirman : “Wa qaala rabbukum ud’unii astajiblakum.” Dan Rabbmu berfirman : Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku perkenankan bagimu. (Q.S al Mu’min 60).

Rasulullah bersabda : “Innad du’aa-a yanfa’u mimma nazala wa mimma lam yanzil, fa ‘alaikum ‘ibadallahi bid du’aa-i” Doa itu bermanfaat terhadap apa yang sudah menimpa atau yang belum menimpa. Oleh karena itu wahai sekalian hamba Allah, hendaklah kalian berdoa. (H.R Imam at Tirmidzi). 

Insya Allah bermanfaat.  (224)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar