Rabu, 18 Maret 2015

PERSAKSIAN ATAU KESAKSIAN PALSU



 PERSAKSIAN ATAU KESAKSIAN PALSU

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Pada banyak tempat dan keadaan  sebagian manusia karena mengharapkan keuntungan yang sedikit, lalu dengan berani   memberikan persaksian atau kesaksian palsu. Ini biasanya dilakukan untuk   kepentingan dan keuntungan orang lain yang ingin dibelanya. Dengan kesaksian palsu maka seseorang akan mendapat keringanan ataupun keuntungan berupa harta maupun yang lainnya yang sebenarnya bukan haknya.

Ketahuilah bahwa persaksian palsu adalah termasuk dosa besar. Imam adz Dzahabi dalam Kitab al Kabair memasukkan persaksian palsu sebagai salah satu dosa besar. 

Makna persaksian palsu.
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata :  Persaksian palsu adalah : 

Pertama : Persaksian yang diucapkan oleh seseorang yang bertentangan dengan fakta yang sebenarnya.

Kedua : Seseorang bersaksi tentang sesuatu yang ia tidak mengetahui apakah kesaksian itu bertentangan dengan fakta sebenarnya atau sesuai dengan fakta sebenarnya.

Ketiga : Seseorang bersaksi tentang sesuatu yang ia ketahui bahwa perkara itu sesuai dengan faktanya tetapi ia menggambarkannya dengan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan. 

Persaksian palsu adalah kezhaliman.
Syaikh Utsaimin berkata bahwa orang yang memberikan persaksian palsu berarti dia telah melakukan kezhaliman. 

Pertama :  Terhadap dirinya sendiri, karena telah melakukan sebuah dosa besar. Dia beranggapan telah berbuat baik membantu saudaranya untuk mendapatkan sesuatu dengan bantuan persaksian palsunya. 

Kedua : Dan dikatakan telah berlaku zhalim kepada orang lain karena ia telah memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berlaku zhalim agar mendapatkan sesuatu yang bukan haknya.  
Selanjutnya Syaikh Utsaimin menambahkan dengan mengutip ayat al Qur an surat al Hajj 30. Allah berfirman : “Fajtanibuur rijsa minal autsaani wajtanibuu qaulaz zuur. Maka jauhilah (penyembahan) berhala berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan dusta.

Syaikh mengatakan bahwa yang pertama kali termasuk dalam kategori perkataan dusta adalah saksi palsu. Allah mensejajarkannya (dalam ayat ini) dengan perbuatan syirik. Hal ini menunjukkan bahwa dosa saksi palsu sangatlah besar. 

Didalam ayat lain, Allah berfirman : “Walladziina laa yasyhaduunaz zuur” Dan orang orang yang tidak memberikan kesaksian palsu (Q.S al Furqan 72)
Didalam ayat ini, kata Syaikh Utsaimin, Allah Ta’ala memuji orang yang tidak memberikan kesaksian palsu. Apabila mereka dipuji hanya karena tidak memberikan kesaksian palsu maka mereka lebih pantas dipuji jika mereka tidak berkata dusta. Apabila dengan tidak memberikan kesaksian palsu mendapat pujian maka ini menandakan bahwa kesaksian palsu atau perkataan dusta akan mendapatkan murka dan malapetaka.

Tulisan ini ditutup dengan satu peringatan dari Rasulullah yaitu dalam sabda beliau : “Laa tazuulu qadamaa syaahidiz zuuri yaumal qiyaamati hatta tajiba lahun naar”  Kedua kaki orang yang bersaksi palsu tidak akan bergeser di hari kiamat kelak sehingga persaksian (palsunya) itu mewajibkan (dia) masuk neraka. (H.R Imam al Hakim dan Ibnu Majah).

Kita bermohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar menjauhkan kita dari persaksian dan kesaksian palsu.

Wallahu A’lam.    (240)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar