Rabu, 11 Maret 2015

HARUSKAH MEMBALAS JIKA DIZHALIMI



HARUSKAH MEMBALAS JIKA DIZHALIMI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Pada satu waktu  ada saja kemungkinan  seseorang  berlaku buruk atau berbuat zhalim kepada kita. Kezhaliman itu bisa terjadi terhadap diri kita, terhadap keluarga, harta dan yang lainnya. Haruskah kita membalas semua kezhaliman manusia kepada kita. Dalam tulisan ini diuraikan beberapa hal tentang bagaimana membalas jika dizhalimi.

Ada beberapa cara yang dianjurkan untuk menghadapi perlakuan buruk atau kezhaliman yang dilakukan seseorang kepada kita, diantaranya adalah :

Pertama : Lakukan muhasabah atau introspeksi diri. Barangkali pada waktu yang lalu kita pernah berbuat tidak baik, menyakiti atau menzhalimi seseorang maka Allah memberikan balasannya melalui orang lain. 

Ingatlah akan firman Allah dalam surat al Israa’ ayat 7 : “In ahsantum, ahsantum li anfusikum. Wain asa’tum falahaa” Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat buruk maka (akibat keburukan) itu untuk dirimu sendiri.    
  
Allah berfirman : “Wamaa ashaabakum min mushibatin fabimaa kasabat aidiikum, wa ya’fuu ‘an kasyiir” Dan musibah apapun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kesalahanmu) Q.S asy Syuura 30.
Para ulama menjelaskan bahwa makna dari kasabat aidiikum, perbuatan tanganmu sendiri dalam ayat ini adalah dosa dosa kamu.

Kedua : Seseorang yang dizhalimi boleh membalas dengan yang setara dan jika mampu bersabar yaitu tidak membalas maka itu tentu lebih baik.
Allah berfirman : “Wain ‘aaqibtum fa’aaqibuu bimitsli maa-‘uuqibtum bihii, walain shabartum lahuwa khairu lish shaabiriin” Dan jika kamu membalas maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Dan jika kamu bersabar sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar. (Q.S al Nahl 126).

Ketiga : Jika seseorang disakiti atau dizhalimi,  dia bisa bersabar itu sangat baik sebagaimana dimaksud dalam surat an Nahl ayat 126 diatas. Tapi  lebih baik lagi adalah bukan hanya bersabar tapi juga memaafkan. Ketahuilah bahwa memaafkan merupakan salah satu tanda orang yang bertakwa. 

Allah berfirman : “Alladziina yunfiquuna fis sarraa-i wadh dharraa-i wal kaazhimiinal ghaizha wal ‘aafiina ‘aninnaas. Wallahu yuhibbul muhsiniin”. (Orang yang bertakwa yaitu) orang yang berinfak baik di waktu lapang maupun di waktu sempit. Dan orang orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. (Q.S Ali Imran 134).

Keempat : Jangan pernah membalas kezhaliman dengan kezhaliman yang lebih besar. Sekiranya anda dicubit satu kali maka boleh membalas cubitan itu satu kali saja. Jika membalas dengan mencubit dua kali maka itu berlebihan dan  cubitan yang kedua adalah merupakan kezhaliman pula yang juga akan menghasilkan dosa.

Kelima : Memang seseorang boleh membalas suatu keburukan atau kezhaliman dengan yang setara. Namun tidak bisa berlaku dalam semua keadaan. Harus diperinci. Diantara contohnya adalah : Jika pada suatu waktu anda mengetahui bahwa seseorang telah membuka aib atau mengghibah anda maka jangan  membalas dengan membuka aib atau mengghibahnya pula. Jadi jangan membalas keburukan karena  ghibah dengan ghibah pula. Takutlah kalau kalau terjatuh kepada dosa besar. 

Lalu apa yang bisa dilakukan. Ada beberapa diantaranya (1) Introspeksi diri, mungkin anda pernah mengghibah seseorang maka boleh jadi ini adalah salah satu balasannya, (2) Bersabar dan anggap ini sebagai ujian bagi anda sebagai orang yang beriman. (3) Memberi maaf dan ini lebih lagi. (4) Mendokan agar orang yang telah mengghibah tersebut mendapat petunjuk  Allah. 

Sekiranya anda tidak mampu memaafkan apalagi mendoakan kebaikan bagi orang itu maka minimal bersabar. Ketahuilah bahwa kezhaliman yang dilakukan orang itu merupakan keuntungan yang besar buat anda yaitu berupa transfer pahala karena telah dizhalimi seseorang dan anda bersabar. Ingatlah bahwa akan ada transfer pahala dan transfer dosa di antara manusia pada hari Kiamat kelak sebagaimana dimaksud dalam hadits tentang orang yang muflis yaitu bangkrut di akhirat.

Kesabaran anda dalam hal ini akan memberikan kebaikan tersendiri yaitu mendapat pahala tanpa batas. Allah berfirman : “Innamaa yuwaffash shaabiruuna ajrahum bi ghairi hisaab” Hanya orang orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas. (Q.S az Zumar 10)  

Wallahu A’lam.   (234)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar