Minggu, 22 Januari 2023

AKTIVITAS SEHARI HARI BISA MENJADI IBADAH DENGAN NIAT

 

AKTIVITAS SEHARI HARI BISA MENJADI IBADAH DENGAN NIAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah menciptakan manusia adalah dengan tujuan yang agung yaitu untuk beribadah, mengabdi dan menyembah kepada Allah Ta'ala  saja bukan kepada selain-Nya. Allah Ta'ala berfiman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Aku tidak menjadikan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. 

Tentang ayat ini, Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Seandainya, umat manusia sering merenungi ayat ini mereka akan banyak teringatkan atau banyak mendapat pelajaran. Karena kita hanya diciptakan untuk beribadah kepada Allah Ta'ala. Kita di dunia ini bukan memakmurkan dunia, bukan untuk membangun istana megah, bukan sekedar mengendarai kendaraan mewah dan bukan juga untuk memanjakan badan.

Kemudian beliau berkata : Orang yang menyadari bahwa dia diciptakan hanya untuk beribadah maka seyogyanya DIA MENJADIKAN SEMUA AMALAN DAN AKTIVITASNYA SEBAGAI IBADAH. Oleh karena itu orang orang  yang cerdas dan mendapatkan taufiq dari Allah Ta'ala mereka akan menjadikan semua adat kebiasaan mereka menjadi ibadah. Sebaliknya orang orang yang lalai justru merubah ibadah menjadi adat kebiasaan saja.

Dalam hal ini Syaikh Utsaimin memberi beberapa contoh kegiatan sehari hari yang dengan niat (yang lurus) menjadi ibadah, dua diantaranya :

Pertama : Makan dan minum.

Orang yang mendapat taufiq dari Allah Ta'ala, jika dia makan, maka dia makan (dan minum) dalam rangka (niat) taat kepada Allah Ta'ala karena Allah Ta'ala memerintahkan para hamba-Nya untuk makan (dan minum). Allah Ta'ala berfirman :

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ

Makan dan minumlah kalian. (Q.S al Baqarah 187)

Ketika makan, dia bertujuan untuk menjaga badannya, karena kita diperintahkan untuk menjaga badan. Jika dia makan DENGAN NIAT untuk mendapatkan kekuatan agar bisa melaksanakan ketaatan kepada Allah Ta'ala maka makanan dan minuman yang dia nikmati menjadi makan dan minuman yang bernilai ibadah.

Kedua : Mengenakan pakaian.

Jika seseorang mengenakan pakaian, DIA BERNIAT untuk menutup arat dan keburukannya agar tidak terlihat oleh manusia. Kemudian dia teringat sebagaimana dia ingin menutup aurat fisiknya dari pandangan manusia mestinya dia juga berusaha menutup aurat atau keburukannya yang berisifat maknawi (yang tidak mungkin terlihat manusia) DENGAN BERTAUBAT KEPADA ALLAH TA'ALA.

Oleh karena itu ketika Allah Ta'ala berfirman :

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

Wahai anak cucu Adam !. Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutup auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa (selalu bertakwa kepada Allah) itulah yang lebih baik. (Q.S al A'raf 26).

Maknanya : " Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutup auratmu". INI ADALAH PAKAIAN POKOK. Dan (pakaian indah) untuk perhiasan bagimu. INI ADALAH PAKAIAN KEINDAHAN. Kemudian Allah Ta'ala berfirman : Pakaian takwa itulah yang lebih baik.

Jika saat mengenakan pakaian, seseorang meniatkan ini dan menghadir rasa ini maka (aktivitasnya mengenakan baju itu MENJADI IBADAH. Begitulah orang cerdas mendapatkan taufiq dari Allah Ta'ala dia bisa menjadikan semua adat kebiasaannya menjadi sesuatu yang bernilai ibadah. (Tulisan ini mengambil faedah dari Faataawa Nuur ad Darbi, Syaikh Utsaimin).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.886). 

   

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar