Senin, 23 Januari 2023

ADA MANUSIA YANG DILEMPARKAN KE NERAKA KARENA LISANNYA

 

ADA MANUSIA YANG DILEMPARKAN KE NERAKA KARENA LISANNYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Lisan adalah salah satu nikmat Allah Ta'ala. Dengannya manusia bisa berkomunikasi satu sama lain sebagai sarana  untuk hidup bermasyarakat dengan nyaman. Ketahuilah bahwa hakikat suatu nikmat adalah untuk bersyukur memuji Allah Ta'ala dan menggunakannya untuk mendekatkan diri dan mencari ridha-Nya.

Ketahuilah bahwa dalam perkara  menggunakan nikmat lisan ini Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam memberikan bimbingan kepada kita : 

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

 Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam. (Mutafaq ‘alaihi).

Di zaman ini sangatlah banyak manusia mengabaikan NIKMAT LISAN INI. Dimana mana  dia berbicara sesukanya. Tak peduli akan merusak hubungan persaudaraan karena berbicara kasar bahkan kotor, menyakiti perasaan orang lain. Adapula yang lisannya digunakan untuk berbohong, menipu. Juga ada yang menggunakan nikmat lisan untuk memfitnah dan mengghibah dan yang lainya.  

Sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam, dalam banyak sabda beliau telah  mengingatkan kita semua  bahwa ucapan  BISA  MELEMPARKAN SESEORANG  KE NERAKA, diantaranya :

Pertama : Hadits dari Abu Hurairah. Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda :  

إن العبد ليتكلم بالكلمة من رضوان الله , لا يلقي لها بالا , يرفعه الله بها درجات , و إن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط الله , لا يلقي لها بالا يهوي بها في جهنم

Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. 

Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan TERSEBAB PERKATAAN TERSEBUT DIA DILEMPARKAN KE DALAM API NERAKA.  (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Kedua : Juga dari Abu Hurairah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : 

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ لاَ يَرَى بِهَا بَأْسًا يَهْوِى بِهَا سَبْعِينَ خَرِيفًا فِى النَّارِ

Sesungguhnya seseorang berbicara dengan suatu kalimat yang dia anggap itu tidaklah mengapa, padahal dia akan dilemparkan di neraka sejauh 70 tahun perjalanan karenanya. (H.R at Tirmidzi, beliau berkata, hadits ini hasan gharib)

Ketiga : Juga dari Abu Hurairah. 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ كَثْرَةِ صَلَاتِهَا وَصِيَامِهَا وَصَدَقَتِهَا غَيْرَ أَنَّهَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا قَالَ هِيَ فِي النَّارِ 

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa eorang laki-laki berkata :  Wahai Rasulullah, ada seorang perempuan yang terkenal dengan banyak melaksanakan shalat, puasa, dan sedekah, hanya saja ia menyakiti tetangganya DENGAN LISANNYA. Beliau bersabda : Dia di neraka.

Keempat : Dari Muadz bin Jabbal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ. قُلْتُ بَلَى يَا نَبِىَّ اللَّهِ قَالَ فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ قَالَ  كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. فَقُلْتُ يَا نَبِىَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ فَقَالَ  ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ.

Maukah aku beritahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu ?. Jawabku : Iya, wahai Rasulullah. Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda : Jagalah ini. Aku bertanya : Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan ?.

Maka beliau bersabda : Celaka engkau. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka selain (tersebab) ucapan lisan mereka ?. (H.R at Tirmidzi)

Selanjutnya, sebagai penutup tulisan ini,  dinukil nasehat dari dua orang sahabat tentang menjaga lisan :

Pertama : Umar bin Khaththab berkata : Semoga Allah merakhmati orang yang menahan diri dari banyak berbicara dan lebih mengutamakan banyak beramal. (Uyun al Akhbar, Ibnu Taimiyah).

Kedua : Ibnu Mas’ud berkata : Jauhilah oleh kalian sikap berlebihan dalam berbicara. Cukuplah bagi seseorang untuk berbicara seperlunya. (Jami’ul Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab al Hambali).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.887)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar