Rabu, 04 Agustus 2021

TAWAKAL BUKAN MENAFIKAN SEBAB DAN USAHA

 

TAWAKAL BUKAN MENAFIKAN SEBAB DAN USAHA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Allah Ta’ala memerintahkan hamba hamba-Nya untuk bertawakal kepada-Nya, diantaranya adalah firman Allah Ta’ala :

 

وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓا۟ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Dan bertawakallah kamu kepada Allah jika kamu orang orang yang beriman. (Q.S al Maidah 23).

 

Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala mencintai hamba hamba-Nya yang bertawakal kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya :

 

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka BERTAWAKALLAH kepada Allah. Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal. (Q.S Ali Imran 159)

 

Syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh berkata : Bertawakal kepada Allah maksudnya adalah (1) Bersandar kepada-Nya dengan sepenuh hati mereka dan (2) Menyerahkan segala urusan mereka kepada-Nya (3) Tidak berharap dari selain-Nya (4) Tidak condong dan berharap kecuali kepada-Nya.

 

Mereka (yang bertawakal) mengetahui  bahwa apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi. Dialah yang menjalankan kerajaan-Nya dengan sendiri-Nya dan patut disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya. (Fathul Majid)

 

Imam Ibnu Rajab al Hambali berkata : Hakikat tawakal adalah kejujuran bersandarnya hati kepada Allah Ta’ala dalam mendatangkan kemashlahatan menolak mudharat, baik urusan urusan dunia maupun akhirat semuanya. Menyerahkan semua urrusan kepada-Nya. Merealisasikan iman bahwa tidak ada memberi, tidak ada yang menghalangi, tidak ada yang memudharatkan dan tidak ada yang memberikan manfaat, kecuali Dia.

 

Dan ketahuilah, bahwasanya MEREALISASIKAN TAWAKAL TIDAK MENAFIKAN USAHA DENGAN MENGERJAKAN SEBAB SEBAB yang telah  Allah takdirkan yang mampu untuk dilakukan oleh para hamba. Dan sunnah-Nya berlaku pada makhluk-Nya di atas ketetapan itu. Hal itu karena Allah MEMERINTAHKAN MELAKUKAN SEBAB SEBAB di samping perintah-Nya untuk bertawakal.

 

Dan juga bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang jujur maka Allah akan bukakan pintu rizki. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

 

لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَ كَّلُوْنَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُم كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا

Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang (H.R Imam Ahmad, at Tirmidzi dan yang lainnya)

Hadits ini adalah dasar dalam hal tawakal kepada Allah dan bahwasanya ia adalah di antara sebab sebab (dan ada usaha) diraihnya rizki.

Mu’awiyah bin Qurrah berkata : Umar bin Khaththab pernah bertemu sejumlah orang dari Yaman maka beliau berkata : Siapa kalian ?. Mereka menjawab : Kami adalah orang orang yang bertawakal. Kata Umar : Justru kalian adalah orang orang yang mencari makan (dengan mengharapkan pemberin orang lain) karena orang yang bertawakal itu adalah orang yang menaburkan benihnya di tanah, baru bertawakal kepada Allah Ta’ala. (Jami’ul Ulum Wal Hikam).

Oleh karena itu, berusaha lebih dahulu, cari sebab sebab yang mendatangkan kebaikan SETELAH ITU BARU BERTAWAKAL YAITU BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH TA’ALA. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.394).

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

   

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar