Senin, 09 Agustus 2021

BENAR BENAR BERUSAHALAH MENGAMALKAN SHALAT SUNNAH

 

BENAR BENAR BERUSAHALAH  MENGAMALKAN SHALAT SUNNAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Selain shalat fardhu, ada banyak shalat shalat sunnah yang disyariatkan dan SANGAT DIANJURKAN UNTUK DIAMALKAN, mendatangkan kebaikan yang sangat banyak. Oleh karena itu hamba hamba Allah yang ingin mendapat kebaikan dan keutamaan yang banyak bagi dirinya  maka benar benar berusahalah  untuk mengamalkannya.

Diantara shalat sunnah yang sangat baik dan dianjurkan bagi hamba hamba Allah adalah :

Pertama : Shalat sunnah Rawatib.

Shalat sunnah rawatib  yaitu shalat shalat yang dilakukan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dan dianjurkan bersama shalat wajib, baik sebelum maupun sesudahnya. Ada yang mendefinisikannya dengan shalat sunnah yang mengikuti shalat wajib. (Shahih Fiqih Sunnah).

Jumlah rakaatnya, semua adalah 12 sebagaimana diriwayatkan dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘Anha, dia berkata : Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

Siapa yang shalat 12 rakaat shalat sunnah rawatib dalam sehari semalam niscaya dibangunkan untuknya rumah di surga. (H.R Imam Muslim).

Shalat 12 raka’at yang dimaksud adalah empat rakaat sebelum dzuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua raka’at sesudah maghrib, dua rakaat setelah ‘isya, dan dua rakaat sebelum shubuh sebagaimana yang terdapat dalam hadits Aisyah dalam Sunan at Tirmidzi dan Ibnu Majah.

Kedua : Shalat sunnah Lail. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ.

Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari. (H.R Imam Muslim).

Ketahuilah bahwa shalat lail adalah kebiasaan orang orang shalih dari dahulu sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam :

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنْ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ

Hendaklah kalian mengerjakan shalat malam, karena itu merupakan kebiasaan orang shalih sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari perbuatan dosa, menghapus keburukan, dan mencegah penyakit dari badan. (H.R. Imam Ahmad, at Tirmidzi dan al Hakim).

Ketiga : Shalat sunnah Dhuha

Shalat sunnah Dhuha  atau shalatul Awwabiin adalah shalat sunnah mu’akkadah, dimulai sejak terbitnya matahari setinggi tombak, sampai menjelang tergelincirnya matahari, minimal dua rakaat dan tak terbatas jumlah maksimalnya (Fataawaa Syaikh Abdul Aziz ibn Baaz, www.binbaz.org.sa)

Tentang jumlah rakat shalat dhuha, sebagian ulama berpendapat tidak ada batasannya, dalilnya adalah hadits dari Aisyah radhiallahu’anha : 

كان النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يُصلِّي الضُّحى أربعًا، ويَزيد ما شاءَ اللهُ

Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam SHALAT DHUHA EMPAT RAKAAT dan beliau biasa menambahkan sesuka beliau (H.R Imam Muslim).

Sungguh shalat dhuha ini memiliki banyak keutamaan. Satu diantaranya dijelaskan bahwa orang yang membiasakan shalat dhuha dosanya akan diampuni  Allah Ta’ala, meskipun dosa itu sebanyak buih di lautan. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

من حافظ على شفعة الضحى غفرت له ذنوبه وإن كانت مثل زبد البحر

Siapa yang membiasakan (menjaga) shalat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan. (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah

Ketahuilah Wahai saudaraku, sungguh shalat sunnah yang dilakukan seorang hamba akan menutup kekurangan dalam shalat fardhu-nya.  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan hal ini dalam  sabda beliau : 

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ

Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada manusia di hari kiamat nanti adalah shalat. Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat-Nya dan Dia-lah yang lebih tahu, lihatlah pada shalat hamba-Ku. Apakah shalatnya sempurna ataukah tidak? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna.

Namun JIKA DALAM SHALATNYA ADA SEDIKIT KEKURANGAN maka Allah berfirman  : Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah. Jika hamba-Ku memiliki amalan sunnah, Allah berfirman : Sempurnakanlah kekurangan yang  ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya. Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan seperti ini. (H.R  Abu Daud dan  Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.402)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar