Rabu, 11 Agustus 2021

IBADAH PUASA SEBAGAI PELINDUNG DARI API NERAKA

 

IBADAH PUASA SEBAGAI PELINDUNG DARI API NERAKA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Mengamalkan ibadah puasa, termasuk puasa sunnah terasa agak berat bagi sebagian saudara saudara kita. Diantara penyebabnya adalah :

(1) Harus menahan diri untuk tidak makan dan minum serta  hal hal yang membatalkannya kurang lebih selama 14 jam. Ini bisa diatasi dengan mulai membiasakan diri mengamalkannya secara berangsur.   Dan juga dengan memantapkan niat ikhlas untuk mencari ridha Allah Ta’ala melalui ibadah puasa.

(2) Tidak begitu paham tentang keutamaan dan manfaat bagi dirinya yaitu kebaikan dan keutamaan yang akan diperoleh dari amalan puasa. Ini bisa diatasi dengan mempelajari ilmunya.

Ketahuilah, bahwa diantara keutamaan  ibadah puasa adalah  melindungi dan menjauhkan hamba hamba Allah dari api neraka. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  bersabda : 

إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ

Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka.  (H.R Imam Ahmad).

Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah menjelaskan : Maksudnya puasa adalah penghalang antara dirinya dengan api neraka. Hal ini mencakup puasa yang wajib seperti puasa Ramadhan dan juga puasa sunnah seperti puasa enam hari di bulan Syawal, puasa Senin-Kamis, puasa tiga hari setiap bulan, puasa Dzulhijjah, puasa ‘Arafah, dan puasa ‘Asyura (Lihat al Minhatu ar Rabaniyyah fii Syarhi Al-Arba’in An-Nawawiyyah).

Selain itu, ketahuilah bahwa seorang mengamalkan ibadah puasa akan dijauhkan wajahnya dari api neraka sejauh jauhnya. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  bersabda : 

ما من عبد يصوم يوما في سبيل الله إلا باعد الله بذالك وجهه عن النار سبعين خريفا

Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh musim karena puasanya itu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Sa’id al Khudri).

Bahwa maksud sabda Rasulullah Salallahu 'alihi Wasallam  tentang 70 musim adalah perjalanan 70 tahun, sebagaimana disebutkan Ibnu Hajr Ashqalani dalam Fathul Bari.

Semoga hadits hadits diatas  telah lebih dari cukup untuk bisa memberikan motivasi bahkan dorongan yang kuat bagi hamba hamba Allah  agar bisa  melaksanakan puasa sunnah yang disyariatkan yaitu disamping puasa wajib di Ramadhan.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.405)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar