Rabu, 25 Agustus 2021

SUNGGUH SEMUA MANUSIA SUDAH DIVONIS UNTUK MATI

 

SUNGGUH SEMUA MANUSIA SUDAH DIVONIS UNTUK MATI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika seseorang sudah di vonis mati oleh lembaga pengadilan maka tak mungkin lagi dia berfikir tentang urusan dunia. Semua ditinggalkan, tak dipikirkan dan tak diperhatikan lagi meskipun dia selama ini pecinta dunia. Apalagi kalau sudah diberitahu pula hari eksekusinya, misalnya 30 hari ke depan.

Kalau dia memiliki iman maka berat dugaan kita bahwa dia hanya akan memikirkan nasibnya di akhirat. Dia hanya akan memperbanyak bekal menghadapi hari setelah mati. Semua waktu akan digunakan untuk beribadah seperti shalat, puasa, membaca al Qur an, berdzikir, MEMOHON MAAF KEPADA ORANG ORANG YANG PERNAH DIZHALIMINYA dan yang lainnya. Kalau ada sisa harta sedikit akan dinfakkan pula.

Saudaraku, SUNGGUH SEMUA KITA SUDAH DIVONIS MATI oleh Allah Ta’ala. Perhatikanlah firman-Nya : 

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Tiap tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (sebenar benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. (Q.S al Anbiya’ 35)                                                 

Allah Ta’ala berfirman :

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ ۗ

Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh. (Q.S an Nisa’ 78).

Kapan eksekusinya atau kapan kita diwafatkan ?. Semua kita tak ada yang tahu.  Ketika seseorang telah berusia lanjut saat diwafatkannya adalah dua yaitu : (1) SUDAH DEKAT ATAU (2) SUDAH SANGAT DEKAT. Bisa jadi saat eksekusi atau diwafatkannya seseorang beberapa tahun lagi, beberapa bulan lagi, beberapa pekan lagi mungkin juga beberapa jam lagi dari sekarang.

Sungguh, masalah besar kita bukan mati  tetapi  bagaimana hidup setelah mati. Oleh karena itu, sering seringlah merenung apakah bekal kita menghadapi hidup setelah mati. Sungguh banyak diantara kita SEHARUSNYA BERSEDIH BAHKAN MENANGIS karena bekal kita terasa masih sangat sedikit.

Ketahuilah bahwa Abu Hurairah menjelang wafatnya  menangis. Lalu ditanya kenapa beliau menangis. Abu Hurairah menjawab : Perjalanan menuju akhirat itu sangatlah panjang dan berat, tapi perbekalanku hanya sedikit. Jadi beliau takut kalau bekalnya tidak cukup. Bukankah jika seseorang akan melakukan perjalanan yang panjang dan berat memerlukan bekal yang banyak.

Ketahuilah bahwa rute perjalanan yang akan kita tempuh menuju negeri akhirat adalah persis sama seperti yang akan dilalui Abu Hurairah, dan sebagaimana manusia umumnya, yaitu dimulai dengan sakaratul maut, kematian, alam kubur dan fitnahnya, padang Mahsyar yang berat, timbangan amal, melalui shiraat dan seterusnya sebelum sampai di  surga atau neraka. (Kitab Rihlah ilad Darus Akhirah, Syaikh Mahmud al Mishri).

Nah kalau sahabat sekelas Abu Hurairah menangis ketika akan wafat karena merasa kekurangan bekal lalu bagaimana dengan saya dan saudara saudara yang saat ini masih hidup. Masih pantaskah kita banyak bersenda gurau, tertawa ria dan menghabiskan umur untuk urusan dunia sehingga lalai dalam mempersiapkan bekal menuju akhirat ?.

Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah meninggalkan nasehat buat kita semua agar BANYAK BANYAK MENGINGAT MATI dan mempersiapkan bekal. Itulah orang yang cerdas kata beliau dalam satu hadits dari Ibnu Umar :

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما أَنَّهُ قَالَ: كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ: «أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا» قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ: «أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ»

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia bercerita : Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu datang seorang lelaki dari kaum Anshar mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bertanya :  Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yang paling baik ?.  Beliau menjawab : Yang paling baik akhlaknya.

Orang ini bertanya lagi :  Lalu orang beriman manakah yang paling berakal (cerdas) ?. Beliau menjawab : Yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya (untuk hidup)  setelah kematian, merekalah yang berakal. (H.R Ibnu Majah).

 

Diantara MANFAAT MENGINGAT MATI ADALAH TIDAK TERTIPU OLEH DUNIA. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasalam telah mengingatkan perkara ini dalam sabda beliau :

 

أكثروا ذكر هَاذِمِ اللَّذَّاتِ فإنه ما ذكره أحد فى ضيق من العيش إلا وسعه عليه ولا فى سعة إلا ضيقه عليه

Perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya lapang, maka IA TIDAK TERTIPU DENGAN DUNIA. (H.R Ibnu Hibban dan Al Baihaqi, dihasan oleh Syaikh Al Albani)

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.428).

 

 

 

  

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar