Senin, 02 Agustus 2021

MAKAN BERLEBIHAN TIDAK MENDATANGKAN KEBAIKAN

 

MAKAN BERLEBIHAN TIDAK MENDATANGKAN KEBAIKAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Allah takdirkan penciptaan manusia sebagai makhluk yang butuh makan dan minum. Dan Allah Ta’ala, dengan kasih syang-Nya, menyediakan berbagai jenis makanan di dunia terutama dari tumbuh tumbuhan dan hewan.

Untuk keselamatan manusia maka  Allah Ta’ala memerintahkan manusia untuk tidak sembarang makan tetapi makan dari  yang halal dan baik yaitu sebagaimana firman-Nya :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Wahai manusia !. Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi. Dan janganlah kamu mengikuti langkah lngkah syaihan. Sungguh syaithan itu musuh yang nyata bagimu.  (Q.S al Baqarah 168).

Syaikh as Sa’di berkata : Ayat ini dihadapkan kepada seluruh manusia baik yang beriman maupun yang kafir. Allah Ta’ala telah memberi karunia kepada mereka dengan memerintahkan untuk makan dari seluruh yang ada di bumi seperti hasil tanaman dan hewan dalam KEADAAN HALAL. Yaitu yang telah dihalalkan buat kalian yang bukan dari rampasan maupun curian dan bukan pula diperoleh dari hasil muamalah yang diharamkan.

Ayat ini juga sebagai dalil bahwa makan dengan kadar untuk memenuhi fitrah adalah wajib. Dan akan berdosa orang yang menigngalkannya dengan dasar makna perintah yang jelas dari ayat ini. Dia menyuruh untuk mengikuti apa yang diperintahkan kepadanya yang merupakan INTI DARI KEMASHLAHATAN.  (Tafsir Taisir Karimir Rahman).  

Selain itu, Allah Ta’ala memerintahkan manusia untuk TIDAK MAKAN SECARA BERLEBIHAN, sebagaimana firman-Nya :

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Makan dan minumlah tetapi JANGAN BERLEBIHAN. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih lebihan. (Q.S al A’raf  31).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam juga mengingatkan agar hamba hamba Allah untuk makan secukupnya, tak berlebihan. Beliau bersabda :

مَا مَلأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ لُقَيْمَات يُقِمْنَ صُلْبَهُ ، فَإِنْ كَانَ لا مَحَالَةَ ، فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

Tidak ada wadah yang dipenuhi anak Adam yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah anak Adam mengkonsumsi beberapa suap makanan untuk menguatkan tulang rusuknya. Kalau memang tidak ada jalan lain (memakan lebih banyak), maka berikan sepertiga untuk (tempat) makanan, sepertiga untuk (tempat) minuman dan sepertiga untuk (tempat) nafasnya. (H.R at Tirmidzi dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Berkenaan dengan hadits ini, Imam Ibnu Rajab al Hambali berkata : Hadits ini adalah prinsip pokok yang mencakup semua dasar dasar kesehatan. Beliau juga menukil satu riwayat dari Ibnu Abi Masawih, seorang tabib yang masyhur di zamannya, ketika membaca hadits ini dia berkata : Kalau seandainya orang orang memperhatikan  kata kata ini, niscaya mereka akan terbebas dari penyakit dan keluhan kesehatan. Dan niscaya klinik klinik berobat serta toko obat obat tidak akan didatangi. (Jami’ul Ulum wal Hikam).

Kemudian Imam Ibnu Rajab menukil beberapa perkataan ulama dan orang orang shalih terdahulu :

(1) Dari Muhammad bin Wasi’, beliau berkata : Siapa yang sedikit makannya dia akan paham dan (bisa) memahamkan orang lain, bersih pikirannya dan lembut hatinya. Dan (sebaliknya) banyak makan akan membuat pemiliknya merasa berat untuk melakukan banyak hal yang diinginkannya.

(2) Al Harits bin Kaladah seorang tabib berkata : Diet adalah pokok dari obat dan mengisi perut berlebihan adalah pokok penyakit. Sedangkan manfaatnya bagi hati dan kebaikannya adalah bahwa sedikit makan itu membuat hati menjadi lembut, kuat dalam memahami, diri menjadi luruh (tidak ngotot dengan kebathilan). Hawa nafsu dan sifat pemarah menjadi melemah, sedangkan banyak makan mendatangkan kebalikan dari itu.

(3) Imam asy Syafi’i berkata : Aku tidak pernah kenyang sejak enam belas tahun, kenyang telah aku campakkan. Hal itu memberatkan badan, menghilangkan kecerdasan, mengundang rasa kantuk dan melemahkan pemiliknya untuk beribadah. (Jami’ul Ulum wal Hikam, dalam Bab Tercelanya Banyak Makan).

Oleh karena itu hamba hamba Allah janganlah membiasakan diri makan berlebihan, makanlah secukupnya saja sehingga mendatangkan banyak kebaikan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.391).       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar