Minggu, 22 Agustus 2021

IMAN SEORANG HAMBA BISA RUSAK KARENA MAKSIAT

IMAN SEORANG HAMBA BISA RUSAK KARENA MAKSIAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Menurut bahasa iman bermakna pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah, iman adalah : membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan. Lebih lengkapnya tentang pengertian ini adalah :

(1) "Membenarkan dengan hati" maksudnya menerima segala apa yang dibawa oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam.

 (2) "Mengikrarkan dengan lisan" maksudnya, mengucapkan dua kalimat syahadat : "Laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan Rasulullah" (Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah).

 (3) "Mengamalkan dengan anggota badan" maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya.

Ketahuilah, bahwa jika seorang hamba keluar dari ketaatan yaitu bermasiat karena ingkar atau mendustakan perintah dan larangan Allah Ta’ala maka bisa membatalkan imannya. Tetapi jika seseorang bermaksiat kepada Allah Ta’ala dengan melakukan dosa  seperti mencuri, berbohong, berzina, minum khamer dan yang lainnya, tetapi TIDAK MEYAKINI KEHALALAN PERBUATAN BURUK TERSEBUT maka tidaklah imannya hilang tapi memperburuk, melemahkan BAHKAN MERUSAK IMANNYA.

Jika maksiatnya berkelanjutan maka akan timbul titik hitam akan menutup hatinya yaitu sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasalam :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ)

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan ar raan yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (dalam surat al Muthaffifin,) : Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka (H.R Imam Ahmad, at Tirmidzi, Ibnu Majah Ibnu Hibban, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Sungguh hamba hamba Allah haruslah senantiasa menjaga iman   dalam dirinya. Jangan sampai berkurang apalagi rusak karena maksiat.  Ketahuilah bahwa iman yang melahirkan amal shalih akan menyelamatkan diri seorang hamba di akhirat kelak. Allah Ta’ala berfirman :

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَاَخْبَتُوْٓا اِلٰى رَبِّهِمْۙ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

Sesungguhnya orang orang   yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih dan merendahkan diri kepada Rabb mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (Q.S Huud 23).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.421)

  

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar