Kamis, 12 Agustus 2021

ORANG BERIMAN YAKIN KETETAPAN ALLAH TERBAIK BAGINYA

 

ORANG  BERIMAN YAKIN KETETAPAN ALLAH TERBAIK BAGINYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Orang orang beriman  tidak akan  terlalu gusar ataupun gelisah jika sesuatu yang TERASA TIDAK MENYENANGKAN MENDATANGINYA. Demikian pula dia tidak akan gembira berlebihan jika SESUATU YANG TERASA MENYENANGKAN MENDATANGINYA. Kenapa ?, karena orang orang beriman YAKIN BETUL bahwa  menyenangkan atau tidak menyenangkan adalah KETETAPAN ALLAH TA’ALA DENGAN HIKMAH-NYA yang sempurna.

Sungguh Allah Ta’ala mengetahui dan menetapkan segala sesuatu yang terbaik bagi hamba hamba-Nya yang beriman. Semua yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan didatangkan Allah Ta’ala hanyalah sebagai ujian, sebagaimana firman-Nya :

 

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

 

Tiap tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. (Q.S al Anbiya’ 35).                                                                                                                                             

Ibnu Jarir menukil perkataan Ibnu Abbas : Kami (Allah Ta’ala) akan menguji kalian dengan kesempitan dan kelapangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kemiskinan. Dengan sesuatu yang halal dan yang haram, ketaatan dan kemaksiatan petunjuk dan kesesatan.

Ibnu Zaid berkata : Kami akan menguji mereka dengan sesuatu yang mereka sukai dan mereka benci. Kami akan menguji mereka dengan semua itu untuk mengetahui TINGKAT KESYUKURAN mereka terhadap hal hal yang mereka cintai dan TINGKAT KESABARAN mereka terhadap hal hal yang mereka benci. (Tafsir Ibnu Jarir at Thabari).

 

Jadi sesungguhnya orang beriman itu pasti akan di uji dan ujian itu tidaklah  hanya berupa keburukan tapi ujian itu bisa  pula berupa kebaikan. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya : 

 

لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

 

Agar kamu tidak bersedih terhadap apa yang luput dari kamu dan tidak pula terlalu bergembira terhadap yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. (Q.S al Hadiid 23).

 

Sungguh, Allah Ta’ala mengetahui apa yang terbaik bagi hamba hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

 

Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah 216).

 

Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah berkata : Didalam ayat ini terkandung banyak hikmah, diantaranya : (1) Apabila seorang hamba mengetahui bahwa sesuatu yang dibencinya terkadang justru mendatangkan sesuatu yang dicintanya. (2) Sesuatu yang dicintainya terkadang mendatangkan sesuatu yang dibencinya.

 

Maka seseorang TIDAK AKAN MERASA AMAN  dari bahaya pada saat dianugerahi kebahagiaan dan TIDAK AKAN PUTUS ASA untuk memperoleh kebahagiaan ketika dirinya ditimpa kesulitan. Seorang  hamba yang bersikap demikian karena dia tidak mengetahui KESUDAHAN DIBALIK SEMUA ITU. Sugguh hanya Allah Yang Maha Mengetahui sebagaimana Dia mengetahui hal hal lainnya yang tidak diketahuilah oleh hamba hamba-Nya. (Fawaidul Fawaid).

 

Perhatikanlah dua contoh tentang apa yang ditetapkan Allah bagi hamba hamba-Nya yang mendatangkan kebaikan baginya :

 

Pertama : Ketika Allah Ta’ala mewajibkan orang beriman untuk berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan yaitu menahan makan dan minum serta menjaga hal hal yang membatalkannya selama kurang lebih 14 jam maka Allah Ta’ala ingin menghapus dosa dosanya. Sungguh dengan berpuasa dosa dosa diampuni sebagaimana sabda Rasululah Salallahu ‘alaihi Wasallam : 

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.  (H.R Imam Bukhari  dan Imam  Muslim dari Abu Hurairah).

Kedua : Ketika Allah Ta’ala menetapkan datangnya penyakit atau kesusahan kepada seseorang maka itu satu jalan, Allah Ta’ala akan  menghapus dosa dosanya. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  bersabda : 

مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ ؛ وَلَا نَصَبٍ ؛ وَلَا هَمٍّ ؛ وَلَا حَزَنٍ ؛ وَلَا غَمٍّ ؛ وَلَا أَذًى – حَتَّى الشَّوْكَةُ يَشَاكُهَا – إلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit, rasa letih, kekhawatiran (pada pikiran), sedih (karena sesuatu yang hilang), kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti sampai pun duri yang menusuknya melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya. (H.R Imam  Bukhari dan Imam Muslim)

Oleh karena itu hamba hamba Allah yang beriman akan selalu merasa lapang hati menerima apapun yang ditetapkan Allah Ta’ala baginya karena dia yakin bahwa SEMUA ITU ADALAH KEBAIKAN. Wallahu A’lam. (2.406)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar