Sabtu, 14 Agustus 2021

PEMBUAT PERKARA BARU DALAM AGAMA DIUSIR DARI TELAGA

 

PEMBUAT PERKARA BARU DALAM AGAMA DIUSIR DARI TELAGA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

 

Sungguh Allah Ta’ala telah menjelaskan bahwa syariat Islam ini telah sempurna yaitu sebagaimana firman-Nya : 

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ

Pada hari ini telah AKU SEMPURNAKAN AGAMAMU UNTUKMU dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu. Dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu. (Q.S al Maidah 3).

Imam Ibnu Katsir berkata tentang ayat ini : “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu” Ini merupakan nikmat Allah terbesar kepada umat (Islam)  ini yaitu Allah Ta’ala menyempurnakan agama mereka untuk mereka sehingga mereka tidak membutuhkan agama apapun selainnya.  

Semua yang dikabarkannya adalah al haq, benar dan tidak ada kebohongan serta (di dalamnya) tidak ada pertentangan sama sekali. Benar dalam kabar yang disampaikan dan adil dalam seluruh perintah dan larangan. Dan setelah agama disempurnakan bagi mereka maka sempurnalah nikmat yang diberikan kepada mereka. 

Maka ridhailah Islam untuk diri kalian karena Islam merupakan agama yang dicintai dan DIRIDHAI ALLAH TA’ALA, yang karenanya Allah Ta’ala mengutus Rasul yang paling utama dan yang karenanya pula Allah Ta’ala menurunkan al Qur an, yaitu Kitab yang paling mulia. (Tafsir Ibnu Katsir).

Tentang kesempurnaan Islam dijelaskan pula oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dalam sabda beliau :

مابقي شيء يقرب منْ الْجَنَّة ويباعد منْ النَّار إلا وقد بين لكم

Tidak tersisa suatu (amalan) pun yang dapat mendekatkan (kalian)  kepada surga dan menjauhkan dari neraka, kecuali sudah dijelaskan semuanya kepada kalian. (H.R ath Thabrani dalam Al Mu’jamul Kabir)

 عَنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ حَنْطَبٍ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَا تَرَكْتُ شَيْئًَا مِمَّا أَمَرَكُمُ اللهُ بِهِ إِلاَّ وَقَدْ أَمَرْتُكُمْ بِهِ، وَلاَ تَرَكْتُ شَيْـئًا مِمَّا نَـهَاكُمُ اللهُ عَنْهُ إِلاَّ وَقَدْ نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ.

Dari Muththalib bin Hanthab, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidaklah aku tinggalkan sesuatu pun dari perintah-perintah Allah kepada kalian, melainkan telah aku perintahkan kepada kalian. Begitu pula tidaklah aku tinggalkan sesuatu pun dari larangan-larangan Allah kepada kalian melainkan telah aku larang kalian darinya. (H.R al Baihaqi, Lihat Silsilah Hadits Shahih)

Oleh karena itu orang orang beriman MEWAJIBKAN DIRINYA UNTUK MENCUKUPKAN  dengan ajaran Islam ini karena telah sempurna dan Allah Ta’ala telah mencukupkan nikmat-Nya.

Sungguh ada banyak kerugian atau bahaya yang akan mendatangi orang orang yang  membuat dan mengamalkan perkara perkara baru dalam syariat Islam, diantaranya di akhirat kelak akan diusir dari telaga Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.

Tentang telaga Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam di akhirat kelak yaitu al Kautsar disebutkan Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam sabda beliau :  Apakah kalian mengetahui apa al-Kautsar itu ?.” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya al-Kautsar adalah sungai yang Allah Ta’ala janjikan kepadaku, padanya terdapat banyak kebaikan, dan (airnya akan mengalir ke) telagaku yang akan didatangi oleh umatku pada hari kiamat (nanti)…” (H.R Imam Muslim).

Tentang keutamaan telaga Nabi Salallahu ‘alaih Wasalam dijelaskan :

(1) Dari Abu Dzar al-Ghifari radhiallahu ‘anhu, dia bertanya :

يا رسول الله ما آنِيَةُ الحَوْضِ؟ قال: “وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لآنِيَتُهُ أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ نُجُومِ السَّمَاءِ وَكَوَاكِبِهَا فِي لَيْلَةٍ مُظْلِمَةٍ مُصْحِيَةٍ مِنْ آنِيَةِ الجَنَّةِ، مَنْ شَرِبَ مِنْهَا شَرْبَةً لَمْ يَظْمَأْ، آخِرَ مَا عَلَيْهِ عَرْضُهُ مِثْلُ طُولِهِ مَا بَيْنَ عُمَانَ إِلَى أَيْلَةَ مَاؤُهُ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ وَأَحْلَى مِنَ العَسَلِ

Aku pernah bertanya : Ya Rasulullah, apakah ada gelas-gelas di dalam telaga surga ?. Beliau menjawab : Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh gelas-gelasnya sebanyak bilangan bintang-bintang di langit pada malam yang gelap gulita. Itulah gelas-gelas di surga.

Barangsiapa yang minum air telaga tersebut, ia tidak akan merasa haus selamanya. Lebarnya sama dengan panjangnya, yaitu seukuran antara Oman dan Ailah. Airnya lebih putih dari pada susu dan rasanya lebih manis dari pada manisnya madu. (H.R at Tirmidzi  dan Imam Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

(2) Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

حَوْضِي مَسِيرَةُ شَهْرٍ، وَزَوَايَاهُ سَوَاءٌ، وَمَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنَ الْوَرِقِ، وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنَ الْمِسْكِ، وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ، فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلاَ يَظْمَأُ بَعْدَهُ أَبَدًا

Telagaku (sejauh) perjalanan sebulan. Ujung-ujungnya sama. Airnya lebih putih daripada perak. Aromanya lebih wangi daripada kasturi. Dan gelas gelasnya seperti (jumlah) bintang-bintang di langit. Barang-siapa yang minum darinya maka TIDAK AKAN KEHAUSAN SELAMANYA. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, Ini lafadz dari riwayat Imam Muslim).

Nah, ketika seseorang membuat perkara perkara baru dalam agama maka dia akan rugi besar  karena tak boleh minum dari  telaga Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam di akhirat kelak. Dari Abu Wail, dari ‘Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ

Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata : Wahai Rabbku, ini adalah umatku. Lalu Allah Ta’ala  berfirman : Engkau sebenarnya tidak mengetahui bid’ah (perkara baru dalam agama) yang mereka buat sesudahmu. (H.R Imam Bukhari)

Imam al Qurthubi berkata, para ulama (guru) kami  mengatakan : Semua orang yang murtad dari agama Allah, atau MEMBUAT PERKARA BARU dalam agama  yang tidak diridhai dan diizinkan oleh Allah, merekalah orang-orang yang diusir dan dijauhkan dari telaga Nabi. 

Demikian pula orang-orang dzalim yang melampaui batas dalam kedzalimannya, membasmi kebenaran, membantai penganut kebenaran, dan menekan mereka. Atau orang-orang yang  terang-terangan melakukan dosa besar terang-terangan, menganggap remeh maksiat, serta kelompok menyimpang, penganut hawa nafsu dan bid’ah. (Kitab at Tadzkirah).

Wallahu A’lam. (2.408)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar