Rabu, 11 November 2015

SIKAP UJUB JANGAN DIPELIHARA



SIKAP UJUB JANGAN DIPELIHARA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu penyakit hati yang berbahaya pada diri manusia adalah penyakit ujub atau bangga terhadap diri sendiri. Sangatlah banyak  manusia yang terserang penyakit ini kecuali  hamba hamba  yang Allah Ta’ala beri hidayah kepadanya. Tentang penyakit ujub ini, Rasululah telah mengingatkan bahayanya. 

Beliau bersabda : “Ada tiga perkara yang membinasakan : kebakhilan yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti dan bangganya seorang hamba terhadap dirinya sendiri” . (H.R. ath Thabrani).

Ibnul Mubarak berkata bahwa : Ujub adalah engkau merasa bahwa pada dirimu ada sesuatu (kebaikan, kelebihan) yang tidak dimiliki orang lain.

Bangga terhadap diri sendiri atau ujub bisa menjadi salah satu yang bisa merusak keikhlasan seseorang karena dia beribadah untuk memenuhi perasaan ujubnya. Ketahuilah bahwa ujub dapat mendatangkan kerendahan disisi Allah. Ini juga bisa membuat seseorang lupa terhadap aib dan kekurangannya sendiri. Bahkan bisa menjatuhkan seseorang kepada suatu yang lebih berat lagi yaitu kesombongan.  

Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala tidak menyukai orang orang yang sombong sebagaimana firmannya : “Innallaha laa yuhibbu man kaana mukhtaalan fakhuuraa”. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. (Q.S an Nisa’ 36)

Imam Abu Abdullah al Harits al Muhasibi (wafat di Baghdad 243 H), memberikan nasehat tentang beberapa cara menghindari ujub terhadap orang lain.

Pertama : Janganlah kamu menjumpai seseorang dari umat manusia, kecuali kamu melihat dia memiliki keutamaan atas dirimu. Barangkali dia lebih baik darimu dan memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah Ta’ala.

Kedua : Apabila dia lebih muda, maka hendaknya kamu katakan pada dirimu : Orang ini belum pernah (sedikit) bermaksiat kepada Allah, sementara aku telah (banyak) berbuat maksiat kepada-Nya. Oleh karena itu aku tidaklah ragu bahwa dia adalah lebih baik daripada aku. Apabila dia lebih tua, maka hendaklah kamu katakan : Orang ini telah banyak beribadah sebelum aku.

Ketiga : Apabila dia seorang yang alim atau berilmu, maka hendaklah kamu katakan : Dia dianugerahi apa yang tidak dianugerahkan Allah kepadaku. Dia memperoleh apa yang tidak aku peroleh, dia mengetahui apa yang tidak aku ketahui. Dan dia beramal dengan ilmunya.

Apabila dia seorang yang bodoh maka hendaklah kamu katakan : Orang ini telah bermaksiat kepada Allah karena kebodohannya, karena tidak mengetahui. Sedangkan aku telah bermaksiat kepada Allah dengan ilmu yaitu aku mengetahuinya. Sementara itu aku tidak tahu dalam keadaan apa Allah mengakhiri hidupku dan dalam keadaan apa pula Allah mengakhiri hidup orang ini. (Dari Kitab al Mawa’izh Syaikh Shalih Ahmad asy Syami). 

Syaikh Prof. DR.  Abdurrazzaq, seorang ulama besar Saudi, memberikan nasehat bagaimana menghindari penyakit ujub terutama jika muncul  ujub dalam ibadah  :

Pertama : Dengan menyadari bahwa kita beribadah bukanlah karena kemampuan kita tapi semata-mata disebabkan karunia Allah, sehingga sangatlah tidak pantas kalau kita membangga banggakannya terhadap manusia.

Kedua : Dengan senantiasa menyadari bahwa sebenarnya amal kita belum seberapa dibanding orang lain, sehingga tidak pantas kita membanggakannya.

Ketiga : Dengan senantiasa menyadari bahwa kita manusia mempunyai kesalahan dan dosa yang banyak sehingga tidaklah pantas bagi seseorang yang banyak kesalahan dan dosa untuk  berbangga diri.

Mudah mudahan bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam (459)
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar