Jumat, 13 November 2015

ORANG BERIMAN DIUJI DENGAN KEBAIKAN DAN KEBURUKAN



ORANG BERIMAN DIUJI DENGAN 
KEBURUKAN DAN KEBAIKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Tidak ada orang mukmin  yang dalam perjalanan hidupnya tidak didatangi oleh  ujian atau cobaan.  Para Nabi dan Rasul serta orang orang shalih pun sering mendapat ujian atau cobaan. Bahkan mereka mendapat ujian yang lebih berat yang sekiranya dibebankan kepada kita yang masih lemah iman, mungkin kita tidak sanggup dan tidak mampu bersabar menghadapinya. 

Rasulullah bersabda : “Inna min asyaddin naasi balaa-an anbiyaa-u, tsummal ladziina yaluunahum, tsummal ladziina yaluunahum, tsummal ladziina yaluunahum” Sesungguhnya manusia yang paling berat cobaannya adalah para Nabi, kemudian orang orang yang setingkat dibawahnya, kemudian orang orang yang setingkat di bawahnya, kemudian orang orang yang setingkat di bawahnya.  (H.R Imam Ahmad, an Nasa’i dan al Hakim). 

Sungguh ujian atau cobaan itu adalah sunnatullah atau ketetapan Allah yang pasti berlaku terhadap seorang hamba. Dan perlu pula diketahui bahwa cobaan itu adalah sunnah Rabbani yang penuh dengan rahmat dan hikmah dari-Nya. Ujian itu bisa terjadi pada diri seorang hamba, keluarganya, pada hartanya dan yang lainnya. 

Banyak orang beranggapan bahwa kalau bicara ujian atau cobaan itu mestilah berkaitan dengan sesuatu kesulitan, sesuatu yang tidak disukai atau dibenci. Tapi ketahuilah bahwa anggapan seperti itu ternyata tidaklah tepat. Allah Ta’ala telah menjelaskan bahwa ujian itu bisa berupa keburukan dan bisa pula berupa kebaikan. Semuanya itu adalah bentuk dari ujian atau cobaan.

Allah berfirman : “Wa nabluukum bisy syarri wal khairi fitnah, wa ilainaa turja’uun”. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. (Q.S al Anbiya 35)

Ibnu Jarir menukil bahwa Ibnu Abbas berkata : Kami (Allah Ta’ala) akan menguji kalian dengan kesempitan dan kelapangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kemiskinan. Dengan sesuatu yang halal dan yang haram, ketaatan dan kemaksiatan petunjuk dan kesesatan.

Juga dalam riwayat yang lain dari Ibnu Abbas  dikatakan : Dengan kelapangan dan kesempitan, yang kedua duanya adalah ujian.

Ibnu Zaid berkata : Kami akan menguji mereka dengan sesuatu yang mereka sukai dan mereka benci. Kami akan menguji mereka dengan semua itu untuk mengetahui tingkat kesyukuran mereka terhadap hal hal yang mereka cintai dan tingkat kesabaran mereka terhadap hal hal yang mereka benci. (Tafsir Ibnu Jarir at Thabari).

Tentang ayat ini Syaikh as Sa’di berkata : Akan tetapi Allah menciptakan para hamba-Nya di dunia untuk diperintah dan dibatasi dengan larangan. Serta untuk menguji mereka dengan takdir yang baik ataupun yang buruk, dengan kekayaan dan kemiskinan, dengan kemuliaan dan kehinaan, dengan kehidupan dan kematian sebagai bentuk ujian dari Allah Ta’ala.

Syaikh as Sa’di dalam hal ini  juga mengutip firman Allah : “Linabluwahum aiyuhum ahsanu amalaa”. Supaya Kami menguji mereka siapakah yang paling baik amalannya (Q.S al Kahfi 7).  Lihat Tafsir Karimir Rahman.

Allah berfirman : “Wa balaunaahum bil hasanaati la’allahum yarji’uun”  Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik baik dan (bencana) yang buruk buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran) Q.S al A’raf 168.

Ibnu Jarir berkata : Kami akan menguji mereka berupa kelapangan dalam hidup, kemewahan di dunia, keleluasaan dan kelapangan rezki. Semua itu adalah kenikmatan yang baik sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Subahanhu wa Ta’ala  tersebut diatas. Sedangkan maksud hal hal yang buruk adalah kesempitan dan kesengsaraan dalam hidup, musibah dan kekurangan harta. 

Tentang ayat ini pula, Imam Ibnu Katsir berkata : Maksud dari ayat diatas adalah Kami akan menguji mereka dengan kelapangan dan kesempitan, kesenangan dan kebencian serta kesehatan dan musibah. (Tafsir Ibnu Katsir).    
   
Jadi sesungguhnya orang beriman itu pasti akan di uji dan ujian itu tidaklah  hanya berupa keburukan tapi ujan itu bisa  pula berupa kebaikan.

Mudah mudahan bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (460)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar