Senin, 23 November 2015

MENGAMBIL HIMAH DARI MUSIBAH



MENGAMBIL HIKMAH DARI MUSIBAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Pengantar
Musibah yang menimpa memang sering dirasakan sebagai suatu yang tidak mengenakkan. Namun seberat apapun musibah yang menimpa pastilah dengan kehendak Allah. Ketahuilah bahwa Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya. “Laa yukallifullahu nafsanillaa wu’ahaa”.  Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Q.S Al-Baqarah: 286).

Selain itu, setiap musibah pasti mengandung hikmah yang besar. Tapi hikmah itu sedikit sekali yang disadari oleh pikiran manusia. Allah tidak menjadikan sesuatu, tidak menurunkan sesuatu, tidak mengangkat sesuatu dengan sia-sia kecuali ada hikmah dibaliknya.

Dalam menghadapi suatu musibah adakalanya seseorang bertanya-tanya apakah ini adzab, peringatan atau ujian. Barang kali pertanyaan ini ada baiknya dalam rangka instropeksi diri. Namun yang lebih penting adalah bagaimana menyikapi dan mengambil hikmahnya. Andaikata kita bisa menyikapi dengan benar dan mengambil hikmah dari setiap musibah maka musibah akan memberikan manfaat yang besar meskipun awalnya  tidak mengenakkan.

Hikmah dibalik musibah
Musibah adalah suatu keniscayaan yang melanda manusia. Kapan saja bisa terjadi baik terhadap perorangan maupun yang sifatnya jamaah. Musibah memang sering dirasakan sebagai suatu yang tidak nyaman  namun kita perlu memahami bahwa dibalik musibah itu pasti ada hikmah yang sempurna, yang kadang kala kita tidak menyadarinya.

Diantara hikmah yang dapat kita petik dari berbagai musibah yang menimpa adalah:

Pertama : Musibah sebagai bentuk teguran dari Allah.
Musibah yang terjadi merupakan suatu bentuk teguran atau peringatan dari Allah terhadap hambanya yang telah banyak melalaikan perintah-Nya. Dengan teguran berupa musibah diharapkan manusia ingat untuk melakukan introspeksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Allah berfirman bahwa kerusakan yang terjadi adalah akibat perbuatan manusia : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)” (Q.S. Ar-Ruum:41).

Oleh karena itu orang yang berakal akan mengambil hikmah dari suatu musibah yaitu dengan melakukan introspeksi yang akan membuahkan kesadaran dan kembali bertaqarrub kepada Allah.

Kedua : Musibah sebagai parameter kesabaran.
Seorang hamba dituntut untuk bersabar dalam menghadapi cobaan dan ujian. Kesabaran seseorang dalam hal ini, akan mendatangkan kecintaan Allah. Besarnya pahala bagi seorang hamba adalah tergantung pada besarnya cobaan yang dialaminya.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wassallam bersabda: “ Sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada besarnya cobaan. Jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan mengujinya dengan cobaan. Barangsiapa yang ridho atas cobaan tersebut maka dia akan mendapat keridhoan Allah dan barangsiapa yang berkeluh kesah (marah) maka dia akan mendapat murka Allah” (HR. At-Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani).

Adalah merupakan salah satu hikmah dari suatu musibah yaitu menumbuhkan sikap sabar dari seorang hamba dan itu baik baginya.“ Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Jika memperoleh kelapangan lalu dia bersyukur maka itu baik baginya. Dan jika ditimpa kesempitan lalu dia bersabar maka itupun (juga) baik baginya”. (HR. Muslim).


Ketiga : Musibah sebagai penghapus dosa.
Sesungguhnya apapun musibah yang menimpa seorang hamba mempunyai hikmah yang banyak. Salah satunya Allah jadikan musibah itu sebagai penghapus dosa. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wassallam bersabda: “ Ujian akan datang kepada seorang Mukmin atau Mukminah mengenai jasadnya, hartanya, anaknya sehingga ia menghadap Allah tanpa membawa dosa” (HR. At-Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani).

Hadits ini adalah berita gembira bagi orang Mukmin, dan tentu dengan catatan, jika datang suatu musibah maka dia harus paham dan menyakini betul bahwa ini dari Allah. Dia juga harus tegar dan sabar sehingga mendapat kebaikan yaitu berupa pengampunan dosa dari Allah.

Keempat : Musibah menumbuhkan kesadaran beribadah.
Secara sederhana dapat digambarkan bahwa seseorang yang mendapat musibah katakanlah berupa gempa yang datang tiba-tiba. Menghadapi hal ini dia akan spontan langsung menyebut nama Allah, beristighfar dan bertakbir, sebagai ibadah lisan. Selain itu timbul rasa khasy-yah  atau takut kepada Allah, ini sebagai ibadah hati.

Perhatikanlah bahwa tidak sedikit orang yang selama ini jauh dari Allah, jarang beribadah, tapi begitu mendapat suatu musibah dia menjadi taat beribadah dan terus mendekatkan diri kepada Allah. Ini merupakan salah satu hikmah yang agung dibalik musibah.

Kelima : Musibah dapat menghilangkan sikap sombong.
Sombong atau takabur adalah memperlihatkan atau merasa diri lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain, baik karena ilmu, kedudukan atau harta. Sifat sombong adalah salah satu sikap tercela dan dibenci oleh Allah. Allah berfirman:  “Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang berbuat kesombongan” (Q.S. An-Nahl: 23).

Sangat sering musibah  memberikan pelajaran kepada orang yang sombong. Banyak orang yang dulunya berpangkat dan berharta lalu didatangi oleh penyakit ujub dan sombong. Lalu begitu dapat musibah pangkat dan hartanya hilang maka hal  ini membuat dia sadar dan bertobat dari segala kesombongan dan menjadi orang yang tawadhu’.

Penutup
Seorang beriman wajib meyakini bahwa apapun musibah yang menimpanya, itu adalah ketetapan dari Allah Ta’ala.   Allah berfirman : “Qul lan yushiibanaa illaa maa kataballahu lanaa, huwa maulaanaa wa ‘alallahi fal yatawakkalil mu’miniin”.  Katakanlah (Muhammad), tidaklah akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah bertawakkal orang orang yang beriman (Q.S t Taubah 51)
                                                                                                  
Oleh karena itu maka setiap musibah haruslah disikapi dengan benar sehingga kita bisa memperoleh hikmah dan kebaikan yang ada dibaliknya.
Banyak hal yang pada awalnya dianggap sekedar musibah namun setelah dijalani dengan sabar ternyata merupakan berkah bagi yang mengalaminya bahkan juga bagi orang lain.

Itulah diantara hikmah yang bisa kita petik dari suatu musibah antara lain sebagai sarana introspeksi, parameter kesabaran, penghapus sebagian dosa dan menjauhkan diri dari penyakit hati seperti sikap sombong.

Semoga kita bisa mengambil banyak hikmah dan pelajaran dari setiap musibah yang menimpa diri sendiri maupun orang lain.

Wallahu A’lam. (468)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar