Jumat, 27 November 2015

BENARKAH MASUK SURGA BUKAN KARENA AMAL



BENARKAH MASUK SURGA BUKAN KARENA AMAL

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam al Qur an sangatlah banyak ayat yang menjelaskan bahwa seorang hamba yang beriman dan beramal shalih akan dimasukkan Allah Ta’ala kesurga-Nya. Sungguh sangatlah banyak ayat ayat dalam al Qur-an yang menjelaskan tentang yang demikian, diantara  adalah :

Pertama : “Wa basysyiril ladziina aamanuu wa ‘amilush shalihaati anna lahum jannatin tajrii min tahtihal anhaar” . Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang yang beriman dan beramal shalih bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai.  (Q.S al Baqarah 25)

Kedua : “Yaquuluuna salaamun ‘alaikum udkhulul jannata bimaa kuntum ta’maluun”. Mereka (para malaikat) berkata : Salaamun ‘alaikum, masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu amalkan. (Q.S an Nahal 32)

Ketiga : “Wa tilkal jannatul latii uuristumuuhaa bimaa kuntum ta’maluun”. Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu karena perbuatan yang telah kami amalkan. (Q.S az Zukhruf 72)

Tentang ayat ini Syaikh as Sa’di berkata : Artinya, Allah Ta’ala mewariskan (menganugerahkan) surga surga itu untuk kalian karena amal perbuatan kalian dan dijadikannya sebagai balasan atas amal amal kalian karena karunia-Nya. Dan didalamnya Allah menyimpan berbagai rahmat-Nya.   

Kemudian kita mengetahui sebuah hadits dari Abu Hurairah, dia  berkata bahwa Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Lan yudkhila ahadan ‘amaluhul jannah, qaaluu wa laa anta yaa rasuulallahi. Qaala : Laa, wa laa anaa illa an yataghammadanillahu bi fadhlin wa rahmah”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga. Para sahabat bertanya : Engkau juga tidak wahai Rasulullah?,  Beliau bersabda : Aku pun tidak. Itu semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah. (H.R Imam Bukhari  dan Imam Muslim).

Secara sepintas mungkin ada yang beranggapan bahwa ayat ayat al Qur an diatas bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah. Padahal tidak, sama sekali tidak. Ketahuilah bahwa ayat ayat al Qur-an tidaklah mungkin bertentangan dengan hadits hadits yang shahih karena apapun yang  disabdakan oleh Rasulullah semuanya adalah wahyu dari Allah Ta’ala juga.

Allah berfirman : “Wamaa yantiqu ‘anil hawaa. In huwa illaa wahyun yuuhaa”. Dan tidaklah yang diucapkannya itu (al Qur-an) menurut keinginannya. Tidak lain (al Qur an itu) adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya. (Q.S an Najm 3-4)

Tentang ayat ini Syaikh as Sa’di berkata :  Yakni ucapannya (Rasulullah) bukanlah berdasarkan hawa nafsunya artinya ia hanya mengikuti wahyu yang disampaikan padanya berupa hidayah, takwa dalam dirinya dan yang lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa as Sunnah (hadits) adalah (juga) wahyu dari Allah untuk Rasul-Nya sebagaimana disebutkan dalam firman Allah :  “Wa anzalallahu ‘alaikal kitaaba wal hikmah”. Dan Allah menurunkan kepadamu al Kitab dan al Hikmah (Q.S an Nisa’ 113).  Lihat Kitab Tafsir Karimir Rahman.

Lalu bagaimana  para ulama  menjelaskan  makna seseorang tidak masuk surga bukan karena amalnya.

Pertama : Syaikh Salim bin ‘Ied al Hilali dalam Bahjah an Nazhirin, dengan diringkas. 

(1) Yang dimaksud seseorang tidak masuk surga dengan amalnya adalah peniadaan masuk surga karena amalan.

(2) Amalan itu sendiri tidak bisa memasukkan orang ke dalam surga. Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah, tentu tidak akan bisa memasukinya. Bahkan adanya amalan juga karena sebab rahmat Allah bagi hamba-Nya.
 
(3) Amalan hanyalah sebab tingginya derajat seseorang di surga, namun bukan sebab seseorang masuk ke dalam surga.
 
(4) Amalan yang dilakukan hamba sama sekali tidak bisa mengganti surga yang Allah beri. Itulah yang dimaksud, seseorang tidak memasuki surga dengan amalannya.
Maksudnya ia tidak bisa mengganti surga dengan amalannya. Sedangkan yang memasukkan seseorang ke dalam surga hanyalah rahmat dan karunia Allah. 

Kedua : Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarah Shahih Muslim. 

(1) Ayat-ayat Al-Qur’an yang ada menunjukkan bahwa amalan bisa memasukkan orang dalam surga. Maka tidak bertentangan dengan hadits-hadits yang ada.

(2) Bahkan makna ayat adalah masuk surga itu disebabkan karena amalan. Namun di situ ada taufik dari Allah untuk beramal. Ada hidayah untuk ikhlas pula dalam beramal. Maka diterimanya amal memang karena rahmat dan karunia Allah.

(3) Karenanya, amalan semata tidak memasukkan seseorang ke dalam surga. Itulah yang dimaksudkan dalam hadits. 

Kesimpulannya, kata beliau,  bisa saja kita katakan bahwa sebab masuk surga adalah karena ada amalan. Amalan itu ada karena rahmat Allah. Wallahu a’lam.

Jadi dapatlah diketahui bahwa tidak terdapat pertentangan antara ayat ayat alqur an dengan hadits dari Abu Hurairah diatas.  Benarlah bahwa kita masuk surga bukan semata-mata dengan amalan kita. Amalan kita itu bisa ada karena taufik dari Allah. Taufik Allah itulah karunia dan rahmat-Nya. Jadi, amalan itu ada hanya karena karunia dan rahmat-Nya.

Oleh karena itu bersyukurlah wahai orang orang yang telah diberi taufik, karunia dan rahmat oleh Allah Ta’ala untuk mudah dalam beramal.  

Wallahu A’lam. (475)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar