Rabu, 04 November 2015

MEMULIAKAN ORANG BERILMU



MEMULIAKAN ORANG BERILMU

Oleh : Azwir B. Chaniago

Kita bersyukur dan memuji Allah Ta’ala yang telah memberikan kesempatan bagi kita semua untuk hidup ditengah masyarakat yang Allah tempatkan orang orang berilmu atau para ulama disekitar kita. Dengan adanya mereka maka kita dituntun  menuju kepada jalan keselamatan dan kebaikan yaitu melalui ilmunya yang diajarkan kepada kita.

Dahulu ummat Nabi Nuh pada satu kurun tersesat kepada kesyirikan karena wafatnya  semua ulama mereka. Akhirnya syaithan menghiasi perbuatan syirik mereka seolah-olah ibadah, yaitu meminta dan menyembah kepada kuburan ulama yang telah meninggal. 

Oleh karena itu, disamping berterima kasih dan mendoakan bagi para ulama maka sangatlah baik jika kita juga memuliakan mereka.  Saudaraku, ada beberapa alasan yang mendasar kenapa kita sangat dianjurkan untuk memuliakan ulama atau orang orang berilmu, diantaranya adalah :

Pertama : Para ulama adalah orang yang berilmu pewaris para Nabi. Sangat pantas bagi kita menghormati dan memuliakannya tapi tidak mengkultuskan.

Kedua : Coba renungkan berapa banyak jasa mereka kepada kita. Siapa yang mengajar kita tentang aqidah yang shahih,  mengajari kita beribadah, berakhlak,  bermuamalah secara syar’i dan  mengajari kita membaca al Qur-an. Subhanallah.

Ketiga : Pada dasarnya ulama itu tidak meminta kita untuk menghormati dan memuliakannya. Tapi kewajiban kita melakukannya sebagai tanda terima kasih kita kepada ulama. Sungguh apa yang diberikan ulama kepada kita berupa ilmu yang bermanfaat tidak bisa dibanding nilainya dengan harta seberapapun banyaknya.
Namun demikian, sekiranya ada seseorang yang  tidak berminat untuk menghormati dan memuliakannya, mereka tidak kecil hati. Bukankah sudah menjadi kebahagian yang luar biasa bagi orang orang berilmu karena Allah telah mendahului kita memuliakan dan mengangkat derajatnya.

Allah berfirman : “Yarfa’illahul ladzina amanu minkum walladzina utul ilma darajaat.”  Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi pengetahuan (ulama) beberapa derajat. (Q.S al Mujaadilah 11).

Ketahuilah bahwa  kita diperintahkan memuliakan ulama. Rasulullah menyebutkan hal ini dalam sebuah hadits qudsi, bahwa Allah Ta’ala berfirman :  “Barang siapa yang memusuhi wali-Ku, maka sungguh Aku umumkan perang atasnya. (HQ.R Imam Bukhari). Ketahuilah bahwa para wali Allah itu yang terutama adalah ulama.

Juga diriwayatkan dari Ikrimah, seorang ahli tafsir, murid Ibnu Abbas, berkata : Waspadailah oleh kalian jika menyakiti seorang dari ulama (tidak mau memuliakannya), sebab barang siapa menyakiti ulama sungguh ia telah menyakiti Rasulullah Salallahu alaihi Wasallam. 

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk memuliakan ulama. Tentu ada banyak cara, diantaranya adalah :

 Pertama : Mengetahui hak ulama.
 Bahwa para ulama atau orang berilmu  tidaklah sama dengan  orang yang tidak berilmu sehingga pantas mendapat hak untuk dimuliakan. Rasulullah sangat memuliakan ulama. Beliau bersabda :  “Keutamaan orang berilmu atas orang ahli ibadah adalah semisal kemuliaanku atas orang-orang yang paling rendah diantara kalian.” (H.R at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani.)

Rasulullah bersabda :   “Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang tua, menyayangi yang kecil dan yang tidak mengetahui hak ulama diantara kami.”  (H.R Imam Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Albani).

 Kedua : Menjadikan ulama sebagai rujukan.
 Adalah merupakan kewajiban bagi orang yang tidak berilmu untuk merujuk kepada ulama apa-apa yang belum diketahuinya tentang  syariat. Allah berfirman :     “Fas’alu ahladz dzikri  inkuntum laa ta’lamuun.” Maka bertanyalah  kepada yang berilmu (ulama) jika kamu tidak mengetahui. (Q.S an Nahl  43). 

Ketiga : Senantiasa berbaik sangka kepada ulama       
Jangan mencari-cari kesalahan ulama,   apalagi sampai mengghibahnya. Rasulullah bersabda : “Wahai sekalian orang yang beriman dengan ucapannya namun belum masuk dalam hatinya. Janganlah kalian mengghibah kaum muslimin dan janganlah mencari-cari aib mereka. Sungguh barang siapa yang suka mencari kesalahan saudaranya, Allah akan cari kesalahannya, pasti dia akan dihinakan, walau dia berada dalam rumahnya.”  (H.R Abu Dawud,dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Keempat : Membela ulama yang dizhalimi.
Rasulullah bersabda :  “Barangsiapa yang  membela kehormatan saudaranya pada saat saudaranya tidak mengetahui, ia mendapat hak dari Allah untuk dibebaskan dari api neraka.” (H.R ath Thabrani).

Termasuk bagian dari memuliakan dan menghormati ulama adalah meninggalkan pendapat mereka yang mungkin  menyelisihi sunnah karena para ulama adalah manusia yang tidak maksum. Oleh karena itu  jika menjelaskan suatu kekurangannya haruslah dengan adab yang baik karena kita memaklumi bahwa para ulama itu kekurangannya sangatlah sedikit dan kelebihannya sangatlah banyak bahkan berlimpah.

Mari kita muliakan ulama ulama kita, guru atau ustadz kita karena beliau telah memberikan ilmu yang banyak untuk kebaikan kita semua di dunia dan di akhirat kelak. Selain itu juga sangatlah dianjurkan jika kita mendoakan kebaikan bagi mereka semuanya.

Wallahu A’lam. (453)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar