Sabtu, 28 November 2015

LARANGAN BERSUMPAH DENGAN SELAIN NAMA ALLAH



LARANGAN BERSUMPAH DENGAN SELAIN NAMA ALLAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Bersumpah, artinya menguatkan suatu obyek pembicaraan dengan menyebut sesuatu yang diagungkan dengan lafazh yang khusus. Yaitu dengan menggunakan salah satu di antara huruf sumpah yaitu ba`, wawu, atau ta` (dalam bahasa Arab) Lihat Qaulul Mufid.
Diantara lafadz sumpah adalah dengan mengatakan :  billahi, wallahi, atau tallahi, yang semuanya bermakna  demi Allah.
 Imam Ibnu Hajar, dalam Fathul Baari,  berkata : Sumpah adalah (untuk) menguatkan suatu perkara dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan. Karena yang berhak diagungkan itu hanya Allah Ta’ala maka manusia tidak  boleh bersumpah dengan selain Allah. Oleh karena itu, sumpah dalam agama Islam adalah menguatkan suatu perkara dengan menyebut nama atau sifat Allah Ta’ala.  
Berdasarkan hal itu, maka bersumpah dengan menyebut nama selain nama Allah adalah perbuatan syirik. Sebab dalam sumpah dengan menyebut selain nama Allah berarti  terkandung pengagungan kepada selain Allah.
Rasulullah melarang umatnya bersumpah dengan menyebut bapak bapaknya atau yang lainnya. Beliau bersabda : “Alaa innallaha yanhaakum an tahlifuu bi abaa-ikum man kaana haalifan billahi au liyasmut”. Ketahuilah, sesungguhnya Allah melarang kamu bersumpah dengan bapak bapak kamu. Barangsiapa bersumpah hendaklah dia bersumpah dengan (nama) Allah atau diam. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim). 
Dari Sa’ad bin Ubaidah bahwa Ibnu Umar mendengar seorang laki laki berkata : Tidak, Demi Ka’bah !. Maka Ibnu Umar berkata : Tidak boleh bersumpah dengan menggunakan selain (nama) Allah. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda :   “Man khalafa bi ghairillahi faqad kafara au asyraka” Barangsiapa yang bersumpah dengan menyebut selain nama Allah, maka sungguh dia telah kafir atau musyrik" (H.R Imam at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Yang dimaksud bersumpah dengan menyebut selain nama Allah, yang dianggap kesyirikan adalah  mencakup segala sesuatu selain Allah, baik itu ka'bah, rasul, langit, malaikat dan lain-lain. Misalnya, yaitu dengan mengatakan : Demi Ka'bah”, atau demi Rasulullah, demi Jibril,  demi  bumi serta langit yang luas   dan yang lainnya. 


Sungguh sangatlah besar dosa seseorang yang  bersumpah dengan menyebut selain nama Allah, karena setara dengan kesyirikan. Itulah sebabnya   Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu mengatakan : Kalau aku bersumpah dengan menyebut nama Allah dengan kedustaan, maka hal itu lebih aku sukai daripada bersumpah secara jujur dengan menyebut selain nama Allah" (Ibnu Abi Hatim, sebagaimana dinukil dalam Tafsir Ibnu Katsir)

Perkataan Ibnu Mas’ud ini tentulah bukan bermaksud pembolehan bersumpah dengan kedustaan tapi beliau ingin memberikan nasehat kepada kita bahwa bersumpah dengan selain nama Allah adalah mengandung dosa yang sangat besar yaitu kesyirikan.
Ketahuilah saudaraku, bahwa pada asalnya memperbanyak bersumpah adalah sangat tidak dianjurkan dalam syariat Islam. Kalaupun harus bersumpah maka itu adalah untuk menguatkan sesuatu perkara yang betul betul sangat penting. Dan itupun wajib menggunakan nama Allah atau sifat sifat-Nya.
Dizaman kita ini terkadang kita mendengar seseorang bersumpah dengan menyebut selain nama Allah. Sebagian diantaranya berbuat demikian karena ketidak tahuannya.  Sebagian yang lain mungkin karena terlalu bersemangat dalam bersumpah untuk meyakinkan lawan bicaranya. Dalam hal ini tentulah merupakan kewajiban kita semua untuk saling mengingatkan saudara kita sesama  muslim kepada kebenaran dan kebaikan.
Sebagai penutup kami nukil sebuah hadits yang menggambarkan salah satu bentuk sumpah yang pernah dilakukan Rasulullah yakni : “Dari Aisyah, dia berkata bahwa : Nabi melakukan sesuatu. Beliau memberikan keringanan padanya, namun sebagian orang tidak menyukainya. Kemudian hal itu sampai kepada Nabi, maka beliau berkhutbah. Beliau memuji Allah kemudian bersabda : Mengapa ada orang yang tidak menyukai apa yang aku lakukan ?. Wallahi (demi Allah), sesungguhnya aku adalah orang yang paling berilmu diantara mereka tentang Allah, dan aku adalah orang yan paling takut di antara mereka kepada Allah. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).    
Insya Allah bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam.  (476)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar