Senin, 09 November 2015

MINTA PERTOLONGAN DENGAN SABAR DAN SHALAT



MEMOHON PERTOLONGAN ALLAH
 MELALUI SABAR DAN SHALAT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Seorang hamba terkadang harus menghadapi masalah baik yang berat ataupun yang rigan di dalam menjalani kehidupannya di dunia ini. Masalah masalah itu bisa muncul terhadap diri, keluarga dan hartanya. Seorang hamba yang beriman meyakini betul bahwa  tidaklah masalah yang berat itu akan lepas kecuali dengan pertolongan dan kehendak Allah Ta’ala semata.

Sungguh Allah Ta’ala telah memberikan jalan atau cara untuk memohon pertolongan-Nya sehingga  diberikan kebaikan dan jalan keluar yang mudah dari suatu masalah yang dihadapi yaitu melalui sabar dan shalat. 

Pertama : Sungguh Allah telah berfirman : “Wasta’iinuu bish shabri wasshalah wa innahaa lakabiratun illa ‘alal khaasyi-iin” Dan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan (shalat) itu sungguh berat kecuali bagi orang orang yang khusyu’. (Q.S al Baqarah 45).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa melalui firman-Nya ini, Allah Ta’ala menyuruh para hamba-Nya untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat yang mereka dambakan dengan cara menjadikan kesabaran dan shalat sebagai penolong. 

Imam Ibnu Katsir menukil perkataan Sunaid dari Hajjaj dari Ibnu Juraij  ia mengatakan : Bahwa sabar dan shalat merupakan penolong untuk mendapatkan rahmat Allah Ta’ala.

Meskipun secara tekstual ayat tersebut ditujukan sebagai peringatan kepada Bani Israil, namun yang dimaksud bukanlah mereka semata, tetapi juga ditujukan secara umum baik kepada mereka (Bani Israil) maupun selain mereka (Lihat Tafsir Ibnu Katsir).

Kedua : Allah berfirman “Yaa aiyuhal ladziina aamanuu ista’iinuu bish shabri wash shalaati. Innallaha ma’ash shaabiriiin”. Wahai orang orang yang beriman. Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah beserta orang orang sabar. (Q.S al Baqarah 153).

Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memerintahkan orang orang beriman untuk memohon pertolongan dalam segala urusan mereka baik dunia maupun akhirat dengan sabar dan shalat.

Sabar adalah pengendalian dan penjagaan diri terhadap hal hal yang tidak disukai. Sedangkan shalat, tidak salah lagi bahwa itu adalah   sebesar besar penolong dari segala perkara. (Tafsir Karimir Rahman).

Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam, jika menghadapi masalah yang besar maka beliau melakukan shalat sunat. Ini adalah sebagaimana kesaksian para sahabat. 

Sebagaimana kita ketahui dari banyak riwayat bahwa dalam perang Badar terlihat keadaan yang sangat berat yang dihadapi oleh Rasulullah karena akan berhadapan dengan pasukan kafir Quraisy yang berjumlah sekitar seribu orang sedangkan pasukan kaum Muslimin hanya berjumlah sekitar tiga ratus orang dan dengan persenjataan yang tidak disiapkan untuk berperang.

Kemudian dalam perang Ahzab, kaum muslimin juga mengalami keadaan yang sangat berat. Kota Madinah dikepung oleh sekitar 10.000 pasukan sekutu yang dimotori kafir Quraisy dibawah komando Abu Sofyan.  

Ali bin Abi Thalib berkata : “Pada malam (sebelum) perang Badar, semua kami tertidur kecuali Rasulullah. Beliau shalat dan berdoa sampai subuh”.

Diriwayatkan dari Hudzaifah bin Yaman : “Pada malam perang Ahzab, saya menemui Rasulullah dan senantiasa beliau shalat dan menutup tubuhnya dengan jubah. Hudzaifah juga berkata : “Inna nabiyyu salallahu ‘alaihi wasalam idzaa hazabahu amrun shalla”  Nabi salallahu ‘alaihi wasallam apabila dirundung masalah  maka beliau mengerjakan shalat”. (H.R Imam Abu Dawud, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Begitupun Nabi Ibrahim dan istrinya Sarah yang pernah menghadapi kesulitan atau bahaya besar. Beliau dan istrinya bersabar lalu melakukan shalat dan beliau selamat.
Ini sebagaimana diceritakan Imam Ibnu Katsir. Dikisahkan bahwa pada suatu waktu Nabi Ibrahim dalam suatu safar bersama istrinya Sarah melewati negeri seorang penguasa zhalim. Raja negeri itu memerintahkan pembantunya untuk mengambil Sarah yang sangat cantik itu dan dibawa ke istana. Di istana, raja mulai mendekati Sarah.

Sarah berpaling dari Raja lalu Sarah minta waktu untuk  berwudhu’ dan mengerjakan shalat kemudian  berdoa : Ya Allah jika engkau mengetahui bahwa aku beriman kepada-Mu dan kepada Rasul-Mu dan aku senantiasa memelihara kehormatanku kecuali kepada suamiku, maka janganlah Engkau memberikan (kesempatan) kepada orang kafir (untuk menjamahku). 

Pada saat mau menjamah Sarah tiba tiba raja itu pingsan dan terkulai kedua kakinya, tidak berdaya.  Kemudian raja bangun kembali.   Setelah tiga atau empat kali ingin menjamah Sarah ternyata raja tidak mampu juga. Raja selalu pingsan dan terkulai. Lalu raja memanggil pembantunya dan berkata : Kalian tidak membawakan   untuk ku kecuali syaithan (bukan manusia). Kemudian Sarah dikembalikan kepada suaminya Ibrahim. Selain itu  raja memberinya hadiah seorang pembantu seorang wanita yaitu Hajar.

Lalu bagaimna dengan Nabi Ibrahim. Sementara Sarah dibawa oleh pembantu raja ke istana maka Nabi Ibrahim senantiasa bersabar ditempatnya dan  mengerjakan shalat lalu berdoa minta pertolongan agar Allah menjaga Sarah dari bencana yang ditimpakan raja.

Akhirnya dengan pertolongan Allah Ta’ala keduanya selamat dari raja yang zhalim. (Dari Kitab Qishashul Anbiyaa, Imam Ibnu Katsir dengan diringkas).

Kita bermohon kepada Allah agar diberi kesabaran dan senantiasa melaksanakan shalat sebagai jalan untuk mendapatkan pertolongan-Nya.

Wallahu A’lam (458).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar