Rabu, 25 November 2015

JANGAN MENGUNGKIT UNGKIT KEBAIKAN



JANGAN MENGUNGKIT UNGKIT KEBAIKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Perintah berbuat kebaikan.
Diantara kasih sayang Allah kepada hambaNya adalah perintah untuk selalu berbuat kebaikan, karena kebaikan itu akan kembali kepada dirinya.  Melakukan kebaikan adalah untuk kemashlahatan manusia agar bisa selamat dalam menjalani kehidupan di dunia dan di akhirat.

Dalam surat an Nahal 90 Allah telah menyuruh manusia untuk berbuat kebaikan dan sekali gus melarang manusia untuk berbuat keji dan mungkar. “Innallaha ya’muru bil a’dli wal ihsaan, wa-itaa- idzil qurba wa yanhaa ‘anil fahsyaa-i  wal munkari wal baghyi. Ya’izhukum la’alakum tadzakkaruun” Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Sungguh Allah telah sangat banyak  berbuat baik kepada hamba hamba-Nya dan Allah memerintahkannya untuk berbuat baik pula. Allah berfirman : “Wa ahsin kamaa ahsanallahu ilaika” Berbuat  baiklah (kepada manusia) sebagai mana Allah telah berbuat baik kepadamu. (Q.S al Qashash 77).

Manfaat berbuat kebaikan.
Setiap kebaikan yang dilakukan seseorang pastilah kebaikan itu akan  kembali kepadanya. Jika seseorang suka menolong pasti akan ditolong, jika seseorang suka memaafkan pasti akan dimaafkan. Jika seseorang suka memudahkan urusan orang lain maka pada suatu waktu dia mendapat kesulitan pasti akan ada saja yang menolongnya, insya Allah.  Begitupun sebaliknya. Ini sunatullah. 

Allah berfirman : “In ahsantum ahsantum li anfusikum, wa in asa’tum falahaa” Jika kamu berbuat baik (berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat buruk , maka (keburukan) itu bagi dirimu sendiri. (Q.S al Isra’ 7).

Allah berfirman : “Hal jazaa-ul ihsan illal ihsaan” Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula (Q.S ar Rahmaan 60).

Allah berfirman : “Faman ya’mal mitsqaala dzarratin khairan yarah”. Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. (Q.S al Zilzaal 7).

Selamatkan kebaikan dengan tidak mengingkit ungkitnya.
Seseorang hamba yang melakukan suatu kebaikan seperti membantu orang lain,  bersedekah dan yang lainnya haruslah menjaga kebaikan itu agar tetap langgeng dan terus ada sampai dibawa ke negeri akhirat yaitu sebagai amal shalih. Salah satu cara untuk menyelamatkan kebaikan yang telah dilakukan adalah  dengan tidak mengungkit ungkitnya.

Allah Ta’ala berfirman : “Yaa aiyuhal ladziina aamaanu laa tubthiluu shadaqaatikum bil manni wal adzaa” . Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima). Q.S al Baqarah 264.    

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Sekiranya ada seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain, jika berupa sedekah maka ikhlaskanlah karena Allah dan jika bentuknya kebaikan maka kebaikan adalah memang sesuatu yang harus dilakukan.

Jika demikian adanya maka maka ia tidak boleh menyebut nyebut sedekahnya seperti dengan mengatakan : Aku telah memberimu sesuatu. Aku telah memberimu suatu barang. Diucapkan secara langsung di depannya maupun tidak secara langsung. Contohnya dia mengatakan didepan orang lain : Aku telah memberi si Fulan itu sebuah barang, yaitu dengan maksud untuk menyebut nyebut pemberian atau sedekahnya. 
 
Ayat dalam surat al Baqarah 264 menjelaskan bahwa jika seseorang suka menyebut nyebut sedekahnya maka pahala sedekah itu akan hancur. Ia tidak akan memperoleh pahala dari sedekahnya dan perbuatannya (mengungkit ungkit sedekahnya itu) termasuk dosa besar. (Syarah Riyadush Shalihin).

Jadi ternyata bahwa mengungkit ungkit pemberian atau kebaikan bukanlah sekedar menghilangkan pahalanya tetapi akan mendatangkan dosa besar karena dengan mengungkit ungkit itu berarti seseorang telah menyakiti perasaan sipenerima sehingga bisa membuatnya merasa terhina.
Imam adz Dzahabi mengatakan bahwa mengungkit ungkit kebaikan termasuk salah satu dosa besar (Lihat Kitab al Kaba-ir).

Oleh karena itu mari kita berusaha untuk tidak menyebut nyebut kebaikan yang kita lakukan sampai kapanpun. Semoga Allah Ta’ala akan menjadikan amal shalih atas setiap kebaikan yang kita lakukan.

Wallahu A’lam (473)
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar