Senin, 27 Februari 2023

TANDA TANDA PENYAKIT HATI DAN OBATNYA YANG PALING MUJARAB

 

TANDA TANDA PENYAKIT HATI DAN OBATNYA YANG PALING MUJARAB

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, sebagaimana fisik manusia, hatinya juga bisa didatangi penyakit. Penyakit  fisik akan sangat terasa bagi yang menglaminya dan orang lain belum tentu mengetahuinya. Sementara itu penyakit hati sering tak terasa bagi yang mengalaminya tetapi mudah diketahui oleh orang lain karena bisa berdampak buruk bagi orang sekitar.

Ketahuilah bahwa jika seseorang ditimpa  penyakit hati terlihat beberapa tanda, diantaranya :

Pertama : Berlebihan dalam mencintai dunia.

Sungguh, kehidupan dunia adalah sementara atau  fana bahkan bisa jadi fatamorgana. Dan kehidupan akhirat yang perlu dikejar karena baqa dan lebih baik. Allah Ta'ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :  

وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ

Dan sungguh yang kemudian itu (kehidupan akhirat) lebih baik bagimu dari yang permulaan (kehidupan dunia). Q.S adh Dhuha 4.

Selain itu, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan bahwa dunia ini bukan hanya fana, tidak berharga bahkan dilaknat, yaitu sebagaimana sabda beliau :  

إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ

Sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada didalamnya, kecuali (1) Dzikir kepada Allah dan (2) Ketaatan kepada-Nya, (3) Orang orang yang berilmu atau (4) Orang yang mempelajari ilmu. (H.R Imam at Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Abdil Barr. Hadits ini Hasan). 

Kedua : Merasa lebih hebat dari orang lain.

Ketahuilah bahwa sikap merasa lebih dari orang lain akan berujung  sikap ujub atau takjub kepada diri sendiri adalah tercela bahkan membinasakan. Rasulullah Salallahu ‘alai Wasallam bersabda : 

ثَلاثٌ مُهْلِكَاتٌ: شُحٌّ مُطَاعٌ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بنفْسِهِ

Tiga perkara yang membinasakan (1) kebakhilan yang ditaati, (2) hawa nafsu yang diikuti, dan (3) takjubnya seseorang terhadap dirinya sendiri. (H.R at Thabrani).

Ketiga : Suka  berburuk sangka kepada sesama.

Diantara salah satu tanda hati yang sakit adalah suka berburuk sangka. Suka melihat kesalahan dan kekurangan orang lain LEBIH KUAT daripada melihat kesalahan sendiri.

Sungguh Allah Ta'ala melarang orang orang beriman untuk berburuk sangka, sebagaimana firman-Nya :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ

Wahai orang-orang yang beriman !. Jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan) karena sebagian prasangka itu adalah dosa. (Q.S al Hujurat 12)

Sungguh, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang umatnya untuk berprasangka buruk karena hal itu termasuk perkataan paling bohong :

إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا

Berhati-hatilah kalian dari (perbuatan) berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Syaikh Salim bin 'Ied al Hilali berkata : Hadits ini adalah peringatan untuk menjauhi sikap prasangka secara mutlak. Hadits ini juga menerangkan bahwa prasangka adalah salah satu bentuk kebohongan, bahkan ia adalah kebohongan besar. (Syarah Riyadush Shalihin).

Keempat : Memiliki sikap suka dipuji.

Salah satu tanda penyakit hati yang juga berbahaya adalah memiliki sikap dipuji. Sungguh seorang hamba tidak akan mulia dengan pujian manusia Kalaupun ada kemuliaan cuma sangat kecil dan sementara. Kemulian yang hakiki hanya untuk orang orang yang bertakwa, sebagaimana firman Allah Ta'ala :

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sungguh orang yang paling mulia disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha mengetahui, Mahateliti. (Q.S al Hujuraat 13).

Syaikh as Sa'di berkata : Ukuran kemuliaan di antara mereka adalah takwa. Orang yang paling mulia di antara sesam adalah yang paling bertakwa kepada Allah Ta'ala, paling banyak melakukan ketaatan serta paling mampu mencegah diri dari kemaksiatan, bukan yang paling banyak kerabat serta kaumnya, bukan yang keturunannya paling terpandang. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Kelima : Memiliki sifat iri dan dengki.

Seseorang yang memilki sifat iri dan dengki  bisa membahayakan dirinya karena hal ini adalah salah satu tanda penyakit hati yang ada padanya. Iri atau dengki adalah sifat seseorang yang  MERASA TIDAK SUKA ATAU BENCI bila melihat orang lain  diberi nikmat oleh Allah. Allah Ta’ala berfirman : 

أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَىٰ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۖ

Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allah kepadanya. (Q.S an Nisa’ 54).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasalam telah mengingatkan orang orang beriman untuk menjauhi sifat hasad ini. Beliau bersabda : 

لاَ تَحَاسَدُوا

Janganlah kalian saling hasad …. (H.R Imam Muslim).

Namun demikian ketahuilah bahwa seberapa parah dan buruknya tingkat penyakit hati yang ada pada diri seseorang ADA OBATNYA YANG PALING MUJARAB, yaitu sebagaimana Allah Ta'ala berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

Wahai manusia !. Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (al Qur an) dari Rabb-mu, PENYEMBUH DARI PENYAKIT YANG ADA DALAM DADA dan petunjuk dan rahmat bagi orang orang beriman. (Q.S Yunus 57).

Oleh karena itu berpegang teguhlah kepada al Qur an. Ambillah manfaat yang banyak darinya termasuk sebagai obat paling utama untuk  penyakit hati, yaitu dengan : (1) Belajar membacanya dan senantiasa membacanya. (2) Berusaha memahami makna maknanya. (3) Mengamalkan perintah dan berhenti dari larangannya. (4) Berusaha menghafalnya. (5) Mengajarkannya sesuai kemampuan.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.934).

  

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar