Rabu, 15 Februari 2023

SANGAT BANYAK KEBAIKAN MENDATANGI HAMBA YANG TAAT

 

SANGAT BANYAK KEBAIKAN MENDATANGI HAMBA YANG TAAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta'ala memerintahkan orang orang beriman untuk selalu taat kepada-Nya yaitu sebagaimana firman-Nya :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَوَلَّوْا۟ عَنْهُ وَأَنتُمْ تَسْمَعُونَ

Wahai orang beriman !. Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari-Nya. Padahal kamu mendengar (perintah perintah-Nya). Q.S al Anfal 20.

Dalam kitab Tafsir al Muyassar disebutkan : Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, taatilah Allah dan Rasul-Nya dalam perkara yang Dia perintahkan kepada kalian dan apa yang Dia larang kalian darinya.

Dan jangan meninggalkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, sedang kalian mendengar apa yang dibacakan kepada kalian yang ada di dalam al-qur’an berupa hujjah-hujjah dan bukti-bukti nyata. (Kementrian Agama Saudi).

Sungguh, sangatlah banyak kebaikan dan keutamaan yang akan mendatangi hamba hamba Allah yang taat. Diantaranya adalah :

Pertama : Akan bersama orang orang yang diberi nikmat. Allah Ta'ala berfirman :  

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا

Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) maka mereka itu akan bersama sama dengan ORANG DIBERIKAN NIKMAT OLEH ALLAH (yaitu) para nabi, para shiddiqin, orang yang mati syahid dan ORANG ORANG SHALIH. Mereka itulah teman yang sebaik baiknya. (Q.S an Nisa’ 69)

Kedua : Tidak akan sesat dan tidak celaka. Allah Ta'ala berfirman :

ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّى هُدًى فَمَنِ ٱتَّبَعَ هُدَاىَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ

Jika datang petunjuk dari-Ku maka (ketahuilah) barangsiapa mengikuti (taat kepada) petunjuk-Ku dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (Q.S Thaha 123).

Syaikh as Sa'di berkata : Maka sungguh barangsiapa yang mengikutinya, mengikuti perintahnya dan menjauhi larangannya maka sesungguhnya dia TIDAK AKAN TERSESAT di dunia dan di akhirat serta tidak celaka di dua tempat itu. Bahkan dia di pandu menuju jalan yang lurus di dunia dan di akhirat kelak. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ketiga : Allah akan memasukkannya ke dalam surga.  Allah Ta'ala berfirman :

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga surga yang mengalir di bawahnya sungai sungai. Mereka kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung. (Q.S an Nisa' 13).

Keempat : Dijaga dan tidak disia siakan  Allah Ta'ala.

Sungguh sangat mengagumkan ketaatan  Hajar ibundanya Nabi Ismail.  Imam Bukhari meriwayatkan dalam Kitab Shahihnya : Kemudian Nabi Ibrahim membawa Hajar dan anaknya Ismail menuju Makkah. Ketika itu Hajar masih menyusui Ismail.

Hingga akhirnya Ibrahim menempatkan keduanya ditempat yang nantinya dibangun Baitullah, tepatnya dibawah pohon besar yang berada diatas bakal sumur zamzam dibagian atas bakal Masjidil Haram. Pada saat itu di Makkah tidak ada (penghuni) seorang pun dan juga tidak ada air. Ibrahim meninggalkan keduanya di sana dan meletakkan di sisi mereka geribah yang didalamnya ada  kurma dan bejana yang di dalamnya ada air.

Setelah itu, Ibrahim berangkat maka Hajar mengejarnya seraya berkata : Wahai Ibrahim hendak kemana engkau pergi ?. Apakah engkau akan meninggalkan kami sedang di lembah ini tidak terdapat seorang manusia pun dan tidak pula ada makanan apa pun ?. Hajar berulang ulang mengatakannya. Akhirnya Hajar bertanya kepada Ibrahim : Apakah Allah yang menyuruhmu melakukan ini ? . Ya jawab Ibrahim. Lalu Hajar berkata : Kalau begitu kami tidak akan disia siakan Allah Ta’ala.

Begitu HEBATNYA KETAATAN   HAJAR TERHADAP PERINTAH ALLAH maka akhirnya Allah Ta’ala betul betul tidak mensia siakannya. Allah memberinya air yang berlimpah berupa sumur zamzam. Akhirnya  Hajar dan anaknya Ismail  bisa hidup dengan nyaman dan  selamat di Makkah di negeri yang belum ada penghuninya saat itu. (Lihat Kitab Qishashul Anbiyaa’ oleh Imam Ibnu Katsir).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.916)

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar