Kamis, 23 Februari 2023

SHALAT ALFIYYAH DI BULAN SYA'BAN TIDAK DISYARIATKAN

 

SHALAT ALFIYYAH DI BULAN SYA'BAN TIDAK DISYARIATKAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh sangatlah banyak saudara saudara kita yang betul betul bersemangat dalam melakukan amal shalih dan melakukan kebaikan. Ini tentulah sangat baik dan termasuk perbuatan terpuji. Semua amal shalih akan memberatkan timbangan amal kebaikan di akhirat kelak. Sungguh beruntung orang orang beriman yang berat timbangan amal kebaikannya. Allah Ta'ala berfirman :

َمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ *

Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah niscaya dia akan melihat (balasan) nya. (Q.S al Zalzalah 7).

Allah Ta’ala berfirman :

وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ

Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, MEREKA ITULAH ORANG YANG BERUNTUNG. Dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan) nya maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat ayat kami. (Q.S al A’raf 8-9).

Bahwa beramal shalih memang perlu semangat, tetapi haruslah sesuai dengan syariat atau yang diajarkan dan dicontohkan  Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam. Ketika datang bulan Sya'ban maka ada orang orang menganjurkan untuk melakukan shalat alfiyyah sebagai tambahan ibadah.   

Ketahuilah bahwa shalat ini disandarkan kepada satu hadits (?) : Wahai Ali !. Barangsiapa yang shalat seratus rakaat pada MALAM NISYFU SYA’BAN dengan membaca surat al Fatihah dan Qul Huwa Allahu Ahad (surat al Ikhlas) pada setiap rakaat sepuluh kali maka Allah akan memenuhi semua kebutuhannya.

Ketahuilah bahwa kalimat yang disebut sebagai hadits ini adalah MAUDHU’ ATAU PALSU. Imam Ibnul Jauzi mengatakan : Tidak diragukan lagi, hadits ini adalah maudhu’. (Al Maudhu’at).

Imam asy Syaukani berkata : Hadits ini maudhu’. Dan seseorang yang cakap dalam ilmu hadits, hanya dengan melihat lafazhnya saja, maka (mereka) yakin bahwa hadits ini palsu. (Majmuatul Fawaaid)

Jadi, karena sudah jelas kelemahan bahkan maudhu'-nya hadits ini maka orang orang beriman hendaklah tidak mengamalkannya. Sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barang siapa  beramal yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalannya tertolak. (H.R Imam Muslim).

Selain itu, sungguh Allah Ta'ala telah mengingatkan orang orang yang menyelisihi Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wasallam, dalam firman-Nya :

فَلْيَحْذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Maka hendaklah orang orang yang menyelisihi perintah Rasul, takut akan ditimpa fitnah atau azab yang pedih. (Q.S an Nur 63).

Wallahu A'lam. (2926).

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar