Senin, 20 Februari 2023

KEWAJIBAN UTAMA ORANG BERIMAN TERHADAP AL QUR AN

 

KEWAJIBAN UTAMA ORANG BERIMAN TERHADAP AL QUR AN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, al Qur an diturunkan sebagai petunjuk yang sangat sempurna dan pembeda antara yang hak dan yang bathil. Allah Ta’ala berfirman :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ

Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al Qur an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang bathil). Q.S al Baqarah 185.

Rasulullah Salallahu Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :   

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selamanya jika kalian berpegang dengan kedua-duanya, yaitu kitab Allah (al Qur an) dan Sunahku. (H.R al Hakim).

Ketahuilah bahwa untuk MERAIH PETUNJUK AGAR TIDAK TERSESAT  maka MENJADI KEWAJIBAN PALING PENTING bagi hamba hamba Allah untuk TERUS MENERUS BERUSAHA MEMBACA DAN MEMPELAJARINYA DAN MENGAMALKANNYA, yaitu :

(1) Mempelajari cara membaca dan selalu  membacanya. 

Mempelajari cara membaca adalah langkah awal seseorang berhubungan langsung dengan al Qur an. Lalu lanjutkan dengan kebiasaan  membacanya. Rasulullah memerintahkan dan memberi motivasi yang kuat agar kita banyak membacanya.

Ketahuilah, sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  menjelaskan bahwa membaca al Qur an adalah amalan yang bernilai pahala besar. Oleh karena itu maka orang yang tidak melazimkan diri untuk membacanya tentu akan mendapatkan kerugian yang besar pula.

(2) Mempelajari makna dan berusaha memahami.

Suatu amal yang utama dan merupakan  kewajiban seorang muslim terhadap al-Qur’an adalah berusaha mempelajari makna dan memahaminya (mentadaburinya). Imam Ibnul Qayyim menjelaskan makna tadabbur, yakni: “Memandang tajam dengan mata hati kepada setiap maknanya (ayat  al-Qur’an) dan memfokuskan fikiran untuk memperhatikan dan memahaminya.

Sungguh Allah Ta’ala mengingatkan manusia agar senantiasa memperhatikan dan mentadaburi al Qur-an. Allah berfirman :Afala yatadabbarul  Qur’aana, am ‘ala qulubin aqfaaluhaa.” Maka apakah mereka tidak memperhatikan (mentadaburi) al-Qur’an atau apakah hati mereka terkunci (Q.S. Muhammad 24).

Syaikh as Sa’di berkata  bahwa : Makna ayat ini,  apakah mereka yang berpaling dari kitab Allah itu tidak mau mencerna serta merenungkannya dengan sebenar-benarnya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Ketahuilah bahwa tidaklah setiap orang boleh memaknai atau menafsirkan al Qur an, sesuai dengan pikiran atau akalnya. Tetapi haruslah merujuk kepada kitab kitab ulama ahli tafsir.  Diantara contoh bagaimana para ulama dalam  memahami ayat adalah sebagai berikut :

= Surat al Baqarah ayat 11. Allah Ta’ala berfirman :

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ

Dan bila dikatakan kepada mereka : "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. mereka menjawab : "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.                                                                                                        

Imam Ibnu Katsir mengutip perkataan ahli tafsir dari kalangan  sahabat antara lain Ibnu Abbas bahwa : Mereka yang dimaksud adalah orang orang munafik, sedangkan kerusakan yang dimaksud adalah kekufuran dan kemaksiatan.

 Ibnu Katsir juga mengutip perkataan Abul Aliyah, ia mengatakan  tentang  firman Allah : “Janganlah kaIian membuat kerusakan di muka bumi”. Maknanya adalah bahwa kerusakan yang mereka perbuat itu berupa kemaksiatan kepada Allah atau menyuruh orang lain untuk bermaksiat kepada-Nya, maka ia telah berbuat kerusakan di muka bumi, karena kemaslahatan langit dan bumi ini terletak pada ketaatan. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir).

= Surat al Mulk ayat 2. Allah Ta’ala berfirman :

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

(Dialah) Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu siapa yang paling baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Mahapengampun.        

Al Imam Fudhail bin Iyadh menjelaskan bahwa :  Ahsanu amala, paling baik amalnya  dalam ayat ini maksudnya adalah paling ikhlas dan paling sesuai dengan syariat. Kemudian ada yang bertanya : Apakah maksud yang paling ikhlas dan paling sesuai dengan syariat ?

Lalu beliau menjawab : Sesungguhnya amalan apabila ikhlas tetapi tidak sesuai dengan syariat maka tidak diterima. Demikian pula apabila sesuai dengan syariat tetapi tidak ikhlas maka .amalan itu tidak diterima, hingga amalan tersebut ikhlas dan sesuai dengan syariat. (Hilyah al Auliya’).

 Dari penjelasan makna dua ayat diatas menjadi tahulah kita bahwa pemahaman yang benar  terhadap ayat ayat al Qur-an hanya akan  diperoleh dengan mempelajarinya dari ulama  yang mumpuni ilmunya serta juga dari kitab kitab ulama terdahulu.

(3) Berusaha memperbanyak hafalan al Qur an.

Hendaklah seorang muslim berusaha memperbanyak hafalan al-Qur’an. Hal ini termasuk tanda keimanan dan salah satu tanda orang yang diberi ilmu. Berusahalah menghafalkan bahkan wajib menghafal ayat ayat tertentu dari al Qur an karena ada ayat ayat al Qur an harus dibaca ketika shalat bahkan membaca surat al Fatihah adalah wajib dan mesti dihafal.

Allah Ta’ala berfirman :

 بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ ۚ

  Sebenarnya al Qur-an itu adalah ayat-ayat yang nyata didalam dada orang-orang yang diberi ilmu. (Q.S al Ankabuut 49).                                      

(4) Mengamalkan perintahnya dan berhenti dari larangannya

Inilah tujuan paling puncak untuk membaca dan mempelajari al Qur-an. Mengamalkan adalah kewajiban seorang muslim yang telah diberi anugerah sebuah ilmu. Ilmu tidaklah akan berguna jika tidak diamalkan. Salah satu tanda ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Sesungguhnya buah ilmu adalah amal. Dan Allah hanya akan memberi balasan berdasarkan amal yang dikerjakan oleh seorang hamba.

إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Sesungguhnya kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan (Q.S. ath Thuur 16).

(5) Mengajarkan al Qur’an.

Kewajiban seorang muslim adalah menyebar luaskan dengan cara mengerjakan kepada orang lain sesuai kesempatan dan kemampuan. Mengajarkan al Qur an adalah sebaik baik amal dan akan berbuah sampai ke akhirat kelak.

Rasulullah Salalahu 'alaihi Wasallam  juga bersabda :

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Apabila manusia meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara (yaitu) shadaqah jariah atau ilmu yang bermanfaat (yang diajarkan) atau anak shalih yang mendoakannya (H.R Imam Bukhari).

Wallahu A'lam. (2.922).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar