Minggu, 26 Februari 2023

BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH MENDATANGKAN BANYAK KEUTAMAAN

 

BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH MENDATANGKAN BANYAK KEUTAMAAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu ADAB PALING PENTING DAN PALING UTAMA  orang orang beriman  terhadap Rabb-nya adalah BERBAIK SANGKA KEPADA-NYA disemua waktu dan  dalam berbagai keadaan. Dengan demikian orang orang beriman akan mudah menerima dengan syukur dan sabar, apapun ketetapan Allah Ta'ala yang mendatanginya. 

Sungguh perintah berbaik sangka kepada Allah Ta'ala disebutkan dalam banyak hadits, diantaranya :

Pertama : Hadits dari Abu Hurairah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman :

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى

Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku. (Muttafaqun ‘alaih).

Mengenai makna hadits di atas, al Qadhi Iyadh berkata : Sebagian ulama mengatakan bahwa maknanya adalah Allah akan memberi ampunan jika hamba meminta ampunan. Allah akan menerima taubat jika hamba bertaubat. Allah akan mengabulkan do’a jika hamba meminta. Allah akan beri kecukupan jika hamba meminta kecukupan. Ulama lainnya berkata maknanya adalah berharap pada Allah dan meminta ampunannya (Syarh Shahih Muslim).

Kedua : Hadits dari Watsilah bin al Asqa’

Diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dari Watsilah bin Asqa’ radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ؛ فَلْيَظُنَّ بِي مَا شَاءَ

Allah Azza wa Jalla berfirman : Aku tergantung persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Silahkan dia bersangka kepadaku dengan apa yang ia inginkan.

Hadits ini diperjelas dengan riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda tentang firman Allah Ta'ala dalam satu hadits qudsi  : 

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، إِنْ ظَنَّ بِيْ خَيْرًا فَلَهُ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ.

Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berbaik sangka, maka ia akan mendapatkan kebaikan. Jika berprasangka buruk, maka ia mendapatkan keburukan. (H.R Imam Ahmad).

Selain itu, satu  hadits dari Jabir, dia berkata, tiga hari sebelum beliau wafat, aku mendengar Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  bersabda : 

لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ

Janganlah salah seorang di antara kalian mati melainkan ia harus berprasangka baik  kepada Allah  (H.R Imam Muslim).

Tentang keutamaan berbaik sangka kepada Allah Ta'ala, dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin, beliau berkata :   Semestinya bagi seorang hamba untuk berprasangka baik kepada  Allah Ta'ala :

(1) Ketika berdoa, ia berprasangka baik, bahwasanya  Ta'ala akan mengabulkan doanya.

(2) Ketika beribadah kepada Allah sesuai dengan syariat-Nya, maka ia berprasangka baik bahwa Allah Ta'ala akan menerima ibadahnya.

(3) Dan apabila tertimpa kesulitan, maka ia berprasangka baik bahwa Allah akan menghilangkan kesulitannya. Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

وَاعْلَمْ إِنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأََنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً

Dan ketahuilah bahwa pertolongan (Allah) itu datang dengan kesabaran, dan kelapangan itu datang setelah kesulitan, dan setelah kesulitan pasti ada kemudahan (jalan keluar). H.R Imam Ahmad. Lihat Syarh Aqidah al Wasithiyyah.

Selain itu ketahuilah bahwa BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH TA'ALA  harus dengan melaksanakan kebaikan dan meninggalkan keburukan. Syaikh Shaleh al Fauzan berkata : Prasangka yang baik kepada  Allah seharusnya disertai meninggalkan kemaksiatan. Kalau tidak, maka itu termasuk sikap merasa aman dari adzab Allah. Jadi,  prasangka baik kepada Allah harus disertai dengan melakukan sebab datangnya kebaikan dan sebab meninggalkan kejelekan, itulah pengharapan yang terpuji.

Sedangkan prasangka baik kepada Allah dengan meninggalkan kewajiban dan melakukan yang diharamkan, maka itu adalah pengharapan yang tercela. Ini termasuk sifat merasa aman dari murka Allah. (Al Muntaqa min Fatawa Syaikh al Fauzan).

Wallahu A'lam. (2.930)

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar