Rabu, 22 Februari 2023

SUNGGUH ALLAH TA'ALA MAHA PENYANTUN

 

SUNGGUH ALLAH TA'ALA MAHA PENYANTUN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Manusia banyak berbuat salah, melakukan dosa dan maksiat. Bahkan manusia berbuat dosa malam dan siang. Dalam satu hadits qudsi disebutkan :

يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ 

Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa di malam dan siang hari. (H.R Imam Muslim).

Sungguh Allah Ta'ala Maha Penyantun. Ingatlah bahwa  salah satu nama Allah yang Mahaindah dan Mulia adalah AL HALIM yakni Maha Penyantun. Ini disebutkan  dalam al Qur an, diantaranya adalah :

Pertama : Dalam surat al Baqarah 235, Allah Ta'ala  berfirman : 

وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ

Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun Maha Penyantun.

Kedua : Dalam surat al Ahzab 51. Allah Ta'ala berfirman :  

وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَلِيمًا

Dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Penyantun

Ketahuilah bahwa dengan sifat Halim yaitu Maha Penyantun-Nya, Allah Ta'ala menangguhkan hukuman kepada pelaku maksiat. Allah Ta'ala berfirman : 

وَلَوْ يُؤَاخِذُ ٱللَّهُ ٱلنَّاسَ بِمَا كَسَبُوا۟ مَا تَرَكَ عَلَىٰ ظَهْرِهَا مِن دَآبَّةٍ وَلَٰكِن يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِعِبَادِهِۦ بَصِيرًۢا

Dan sekiranya Allah menghukum manusia disebabkan apa yang telah mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan menyisakan satupun makhluk bergerak yang bernyawa di bumi ini. Tetapi Dia menangguhkan (hukuman) nya sampai waktu yang sudah ditentukan. Nanti apabila ajal mereka tiba maka Allah Maha Melihat (keadaan) hamba hamba-Nya. (Q.S Fathir 45)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa'di berkata : Kemudian Allah Ta'ala  menyebutkan kesempurnaan sifat santun-Nya dan betapa Dia menangguhkan para pelaku maksiat dan dosa, seraya berfirman : “Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya,” yaitu berupa dosa-dosa, “niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melata pun,” yakni, niscaya siksaan itu merata hingga menimpa hewan-hewan yang tidak mukallaf.

“Akan tetapi,” mereka ditangguhkan oleh Allah Ta'ala  dan Dia tidak mengabaikan mereka. “Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang tertentu, maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.” Lalu Dia akan memberikan balasan terhadap mereka sesuai dengan perbuatan baik atau buruk yang telah Dia ketahui dari mereka. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

 

Tentang sifat al Halim, Syaikh Abdurrazaq bin Muhsin al Badr,   antara lain menjelaskan bahwa   Al Halim yakni Maha Penyantun bermakna : Yang tidak menyegerakan hukuman bagi hamba hamba-Nya karena dosa dosa dan maksiat mereka. Allah melihat hamba hamba-Nya kufur dan durhaka kepada-Nya. Tetapi Dia bersifat santun terhadap mereka dan menangguhkan (hukuman). Dia mengamati dan menunda serta tidak menyegerakan.

Bahkan Dia masih terus saja melimpahkan berbagai kenikmatan kepada mereka walaupun mereka sering durhaka serta banyak melakukan dosa dan kesalahan. Dia bersikap santun dan tidak langsung membalas orang orang yang bermaksiat lantaran perbuatan maksiat mereka. Dia memberikan tenggang waktu hingga mereka bertaubat dan Allah tidak menyegerakan hukuman agar mereka mau kembali kepada Allah. (Fiqih Asma'ul Husna)

Wallahu A'lam. (2.924).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar