Selasa, 16 Juli 2019

MENZHALIMI MANUSIA DI DUNIA PASTI SENGSARA DI AKHIRAT


MENZHALIMI MANUSIA DI DUNIA PASTI 
SENGSARA DI AKHIRAT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Tentang makna  kezhaliman, Imam Al Jurjani berkata : Kezhaliman adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Dan dalam istilah syar’i adalah suatu ungkapan yang menunjukkan berpaling dari kebenaran menuju kebatilan atau mengambil  hak milik orang lain dan melampaui batas.

Diantara contoh perbuatan zhaliman terhadap manusia adalah sebagaimana disebutkan oleh Imam adz Dzahabi, yaitu :

Pertama : Memakan harta dengan cara yang bathil.

Kedua : Menzhalimi manusia dengan cara membunuh, melukai, memukul dan yang lainnya.

Ketiga : Menzhalimi manusia dengan celaan, laknat dan tuduhan dusta.
Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan  dengan tegas tentang larangan berbuat zhalim, sebagaimana  firman-Nya :

وَ لَا تَرۡکَنُوۡۤا اِلَی الَّذِیۡنَ ظَلَمُوۡا فَتَمَسَّکُمُ النَّارُ ۙ وَ مَا لَکُمۡ مِّنۡ دُوۡنِ اللّٰہِ مِنۡ اَوۡلِیَآءَ ثُمَّ لَا تُنۡصَرُوۡنَ

Dan janganlah kamu cenderung kepada orang orang yang zhalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka. Sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akn diberi pertolongan. (Q.S Hud 113).

Imam al Baghawi menerangkan bahwa : Ayat ini bisa dikatakan sebagai ayat yang paling keras tentang larangan dan ancaman  terhadap perbuatan zhalim.

Ketahuilah bahwa sebagian manusia ada  yang bermudah mudah melakukan kezhaliman kepada orang lain. Mungkin karena mereka punya kekuasaan, pangkat, ilmu dan yang lainnya.  Sungguh berbuat zhalim akan dibalas di dunia dan di akhirat pasti akan mendatang kesengsaraan yang besar. Diantaranya adalah :

Pertama : Orang-orang yang dzalim tidak memiliki penolong, teman dekat dan pemberi syafaat yaitu sebagaimana firman-Nya : 

وَ مَا لِلظّٰلِمِیۡنَ مِنۡ اَنۡصَارٍ

Dan tidak ada seorang  penolong pun bagi orang orang zhalim. (Q.S Ali Imran 192)

Syaikh as Sa’di berkata : Tidak ada penolong bagi orang zhalim, maksudnya : Penolong yang menyelamatkan mereka dari siksaan Allah. Ayat ini menunjukkan bahwa mereka masuk neraka dengan kezhaliman mereka sendiri. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Allah Ta’ala berfirman :

مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ

Tidak seorang pun teman setia bagi orang zhalim dan tidak ada baginya seorang penolong yang diterima (pertolongannya). (Q.S al Mu’min 18).

Kedua : Sungguh, Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam juga telah  menjelaskan tentang keburukan yang akan menimpa orang zhalim, yaitu sebagaimana sabda beliau :

وَإِيَّاكُمْ وَالظُّلْمَ فَإِنَّهُ عِنْدَ اللَّهِ ظُلْمَةٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Kezhaliman adalah kegelapan pada hari kiamat. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Ulama kita menerangkan dengan berpatokan pada hadits di atas bahwa kezaliman merupakan sebab kegelapan bagi pelakunya hingga ia tidak mendapatkan arah atau jalan yang akan dituju pada hari kiamat atau menjadi sebab kesempitan dan kesulitan bagi pelakunya. (Syarhu Shahih Muslim). 

Ketiga : Sungguh kezhaliman yang diperbuat seseorang di dunia  akan mengurangi pahalanya atau menambah dosanya di akhirat sehingga dia menjadi bangkrut. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda  :

مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلَمَةٌ ِلأَخِيْهِ ؛ فَلْيَتَحَلَّلْ مِنْهَا ؛ فَإِنَّهُ لَيْسَ ثَمَّ دِيْنَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُأْخَذَ ِلأَخِيْهِ مِنْ حَسَنَاتِهِ ، فَإِنْ لَـمْ يَكُنْ لَهُ  حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَخِيْهِ ، فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ

Barang siapa yang memiliki kezhaliman terhadap saudaranya maka hendaklah dia meminta kehalalan (maaf) kepadanya, karena kelak di akhirat tidak ada lagi dinar dan dirham, sebelum kebaikannya diambil untuk saudaranya (yang dia zhalimi), bila tidak memiliki kebaikan maka keburukan saudaranya (yang dia zhalimi) akan diberikan kepadanya (H.R Imam Bukhari, Imam Ahmad dan Ibnu Hibban).

Hal ini juga sejalan dengan makna hadits tentang orang yang muflis  yaitu tentang orang yang bangkrut di akhirat kelak. Pada hari akhirat kelak akan ada manusia yang datang dengan membawa   pahala amalnya. Tetapi akhirnya habis karena harus dipindahkan kepada orang orang yang menuntutnya yaitu orang orang yang pernah dizhaliminya di dunia. Bahkan setelah pahala amalnya habis maka dosa orang yang dizhalimi dipindahkan kepadanya. Na’udzubillahi min dzalik.

Dari Abu Hurairah,  bahwasanya Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bertanya kepada para sahabat : "Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu ?." Para sahabat menjawab : Menurut kami, orang yang bangkut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.

Rasulullah  bersabda : "Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka." (H.R Imam Muslim).

Oleh karena itu seorang hamba akan selalu berhati hati dan sangat takut untuk menzhalimi manusia. Ketika pada satu saat terlanjur berbuat zhalim maka bersegera memohon maaf dan meminta ridha orang yang dizhalimi.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.689).













Tidak ada komentar:

Posting Komentar