Senin, 29 Juli 2019

BERBUAT BAIK TAPI DILEMPARKAN KE NERAKA KARENA RIYA


BERBUAT BAIK TAPI DILEMPARKAN KE NERAKA 
KARENA RIYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Orang orang beriman wajib menjaga keikhlasannya dalam beribadah. Ketika amal ibadah DILAKUKAN DENGAN RIYA, tidak ikhlas karena Allah semata maka pastilah rugi besar dan menjadi penyesalan yang berkepanjangan.

Lalu apa makna riya ?. Secara bahasa riya bermakna memperlihatkan kepada orang lain sesuatu yang berbeda dengan yang ada padanya.  Menurut istilah maka para ulama memberikan definisi yang berbeda beda, namun intinya sama yaitu : Seorang hamba melakukan  ibadah yang seharusnya untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapi dia tidak meniatkannya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala bahkan untuk tujuan duniawi.

Imam al Qurthubi berkata : Hakikat riya adalah mencari apa yang ada di dunia dengan ibadah, asalnya mencari kedudukan di hati manusia. (Tafsir al Qurthubi).

Al Hafizh Ibnu Hajar Ashqalani berkata : Riya adalah menampakkan ibadah karena niat dilihat manusia lalu mereka akan memuji pelaku ibadah tersebut. (Fathul Bari).
Allah Ta’ala berfirman dalam satu hadits qudsi :

أَنَا أَغْنَى الشُّرَكََاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أََشْرَكَ فِيْهِ غَيْرَهُ تَرَكْتُهُ وَ شِرْكَهُ

Aku paling tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa beramal dengan suatu amalan, dia menyekutukan selain Aku bersama-Ku pada amalan itu Aku tinggalkan dia dan sekutunya. (H.R Imam Muslim).   

Ketahuilah bahwa ketika seseorang beramal karena riya maka bukan hanya PAHALA AMALNYA TAK DIPEROLEH tapi Allah Ta’ala melalui Rasul-Nya menjelaskan bahwa mereka akan dilemparkan ke dalam neraka yaitu sebagaimana disebutkan dalam  hadits berikut ini :

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : Dari Abu Hurairah, dia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya manusia pertama kali yang akan diputuskan (pengadilannya) pada hari Kiamat adalah seorang laki laki yang mati syahid. Dia didatangkan, Allah menyebutkan nikmat nikmat-Nya kepadanya dan dia mengakuinya.

Allah bertanya : Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat nikmat-Ku itu ?. Dia menjawab : Aku berperang untuk-Mu sehingga aku mati syahid. Allah berkata : Engkau dusta. Tetapi engkau berperang agar dikatakan seorang pemberani dan dahulu (di dunia) telah dikatakan. Lalu diperintahkan mengenai orang tersebut , kemudiaan dia diseret di atas wajahnya sehingga dilemparkan ke dalam neraka.

Dan seorang laki laki yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya. Dia membaca al Qur an. Dia didatangkan, Allah menyebutkan nikmat nikmat-Nya kepadanya dan dia mengakuinya.

Allah bertanya : Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat nikmat-Ku itu ?. Dia menjawab : Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca al Qur an untuk-Mu. Allah berkata : Engkau dusta. Tetapi engkau mempelajari ilmu agar dikatakan seorang yang ‘alim, engkau membaca al Qur an agar dikatakan seorang qaari  dan dahulu (di dunia) telah dikatakan. Lalu diperintahkan mengenai orang tersebut kemudian dia diseret di atas wajahnya sehingga dilemparkan ke dalam neraka.

Dan seorang laki laki yang Allah luaskan rizkinya dan Allah juga memberikan berbagai macam harta benda. Dia didatangkan, Allah menyebutkan nikmat nikmat-Nya kepadanya dan dia mengakuinya.

Allah bertanya : Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat nikmat-Ku itu ?. Dia menjawab : Aku tidak meninggalkan satu jalanpun yang Engkau menyukai infaq padanya kecuali aku berinfaq padanya untuk-Mu. Allah berkata : Engkau dusta. Tetapi engkau melakukannya agar dikatakan dermawan dan dahulu (di dunia) telah dikatakan. Lalu diperintahkan mengenai orang tersebut kemudian dia diseret di atas wajahnya sehingga dilemparkan ke dalam neraka. (H.R Imam Muslim).

Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala  berfirman :
 
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (Q.S. Al Mulk 2).

Imam Fudhail bin Iyadh mengatakan bahwa yang lebih baik amalnya  maksudnya adalah yang paling ikhlas dan yang paling benar amalnya. Selanjutnya kata beliau , yang paling ikhlas dan paling  benar yakni : Sesungguhnya amalan apabila ikhlas tapi tidak benar maka tidak diterima, demikian juga apabila benar tetapi tidak ikhlas maka tidak pula. Orang yang ikhlas ibadahnya adalah yang beramal semata-mata karena Allah sedangkan yang benar adalah orang yang mencontoh Rasulullah dalam beramal. (Madarijus Salikin)

Oleh sebab itu maka wajiblah bagi orang orang beriman untuk beribadah DENGAN BAIK yaitu dengan  memenuhi dua syarat sahnya suatu ibadah yaitu : (1) Ikhlas karena Allah, JAUH DARI SIKAP RIYA dan (2) Ittiba’ yaitu sesuai dengan cara beramal yang diajarkan Rasulullah. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.703)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar