Selasa, 02 Juli 2019

DAPAT PAHALA SEPERTI PUASA SETAHUN PENUH DUA KALI


DAPAT PAHALA SEPERTI PUASA SETAHUN PENUH DUA KALI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam syariat Islam, puasa sebulan  penuh di bulan Ramadhan adalah wajib. Selain itu ada pula puasa sunnah diluar bulan Ramadhan yang jenis dan jumlah harinya sangatlah banyak.

Sungguh ibadah puasa baik yang wajib ataupun yang sunnah memiliki keutamaan dan kebaikan yang sangat banyak. Diantaranya :

Pertama : Diampuni dosa dosa yang telah lalu.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari  dan Imam Muslim, dari Abu Hurairah).

Kedua : Dijauhkan dari api neraka.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

ما من عبد يصوم يوما في سبيل الله إلا باعد الله بذالك وجهه عن النار سبعين خريفا

Tidaklah seorang hamba yang berpuasa (satu hari)  di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Ketiga : Perisai yang melindungi dari api neraka.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ : الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman, Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya. (H.R Imam Ahmad).

Beliau juga bersabda :

إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ

Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka (H.R Imam Ahmad).

Namun demikian tidaklah disyariatkan untuk berpuasa terus menerus setiap hari. Rasulullah melarangnya. Puasa sunnah paling banyak adalah puasa Nabi Dawud dan itupun tidak dilakukan tiap hari tetapi satu hari puasa dan satu hari berbuka.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membolehkan umatnya untuk berpuasa seperti Nabi Dawud. 

أَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى اللَّهِ صَلَاةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَكَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَيَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا

Shalat (malam) yang paling dicintai oleh Allah adalah shalat Nabi Dawud Alaihissallam. Dan puasa (tathawwu’ atau puasa sunnah) yang paling dicintai oleh Allah adalah puasa Nabi Dawud ‘alaihissallam. Beliau biasa tidur separuh malam, dan beliau shalat malam pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Dan beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abdullah bin Amr bin al ‘Ash).

Meskipun TAK DISYARIATKAN BERPUASA SETIAP HARI SEPANJANG TAHUN, dengan kasih sayangnya, Allah Ta’ala memberi kesempatan orang orang beriman untuk mendapatkan pahala puasa seolah olah berpuasa sepanjang tahun bahkan bisa mendapat pahalanya dua kali. YAITU DENGAN BERPUASA 6 HARI DI BULAN SYAWAL DAN BERPUASA TIGA HARI SETIAP BULAN. Penjelasannya adalah dua point berikut ini :

Pertama : Pahala setahun penuh jika berpuasa syawal

Dari sahabat Abu Ayyub Al Anshari, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka DIA BERPUASA SEPERTI SETAHUN PENUH. (H.R Imam Muslim).

Kedua : Dapat pahala puasa setahun penuh dari puasa tiga hari setiap bulan.

Puasa tiga hari setiap bulan mendapat pahala seperti puasa sepanjang tahun. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah SEPERTI PUASA SEPANJANG TAHUN.  (H.R Imam  Bukhari).

Sungguh puasa tiga hari setiap bulan ini sangatlah dianjurkan. Ketahuilah bahwa Rasulullah senantiasa  berpuasa tiga hari setiap bulan. Baik ketika mukim maupun ketika bersafar. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَر

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul bidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar. (H.R an Nasai, dihasankan oleh Syaik al Albani)

Beliau juga memerintahkan sahabat untuk mengamalkannya. Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya :

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 
13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah). (H.R at Tirmidzi  dan An Nasai).

Dari Ibnu Milhan Al Qaisi, dari ayahnya, ia berkata :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah). Dan beliau bersabda : PUASA YAUMUL BIDH ITU SEPERTI PUASA SETAHUN. (H.R Abu Daud  dan An Nasa’i, dishahihkan oleh  Syaikh al Albani).

Kalau melihat kepada zhahir hadits diatas maka puasa tiga hari setiap bulan lebih utama dilakukan pada 13,14 dan 15 bulan Hijriyah, yaitu puasa yaumul bidh. Tetapi tidak mengapa dilakukan pada hari selain itu sebagaimana penjelasan Aisyah berikut ini :

Aisyah,radiyallahu ‘anha pernah ditanya Mu’adzzah :

أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَتْ نَعَمْ. قُلْتُ مِنْ أَيِّهِ كَانَ يَصُومُ قَالَتْ كَانَ لاَ يُبَالِى مِنْ أَيِّهِ صَامَ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa tiga hari setiap bulannya ?. Aisyah menjawab : Iya. Mu’adzah lalu bertanya : Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut ?. Aisyah menjawab :  Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya di hari mana saja). H.R at Tirmidzi  dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Oleh karena itu seorang hamba haruslah berusaha untuk mengamalkan dua jenis puasa ini sehingga menjadi orang yang beruntung mendapatkan pahala seperti puasa setahun penuh sebanyak DUA KALI. Dan juga berusaha mengamalkan puasa puasa sunnah yang lainnya agar mendapat banyak kebaikan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.679). 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar