Rabu, 24 Juli 2019

BERSYUKUR DENGAN HATI, UCAPAN DAN PERBUATAN


BERSYUKUR DENGAN HATI, UCAPAN DAN PERBUATAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu kewajiban yang sangat penting bagi orang orang beriman  adalah BERSYUKUR ATAS SEGALA NIKMAT DARI ALLAH TA’ALA. Sungguh Allah Ta’ala ridha kepada orang orang yang bersyukur yaitu sebagaimana  firman-Nya :

وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ ۗ

Jika kamu bersyukur, Dia meridhai kesyukuranmu.(Q.S az Zumar 7).

Allah Ta’ala berfirman :

وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

Dan barangsiapa bersyukur bersyukur (kepada Alah) maka sesungguhnya dia bersyukur  untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang tidak bersyukur (kufur)  maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji. (Q.S Luqman 12).

Syaikh as Sa’di berkata : Dan Allah Ta’ala mengabarkan kepadanya (Luqman) bahwa syukurnya ORANG ORANG YANG BERSYUKUR KEMBALI KEPADA DIRI MEREKA SENDIRI. Dan bahwa siapa saja yang ingkar lalu tidak bersyukur kepada Alah maka bahayanya menimpa dirinya sendiri, sedangkan Allah Ta’ala Mahakaya. Tidak butuh kepadanya lagi Allah Maha Terpuji dalam apa saja yang Dia takdirkan dan Dia putuskan terhadap orang yang menyalahi perintah-Nya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)
 
Sungguh  Allah berjanji akan menambah nikmat-Nya bagi orang orang yang bersyukur, sebagaimana firman-Nya : 

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah) ketika Rabb-mumemaklumkan; sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka pasti adzab-Ku sangat pedih. (Q.S Ibrahim 7).


Ketahuilah bahwa  bersyukur itu  ada pada tiga tempat, yaitu :

Pertama : Di hati yaitu dengan meyakini di dalam hati bahwa semua nikmat itu berasal dari Allah dan bukan dari yang lain. Dengan demikian seorang hamba tak akan pernah mendustakan segala  nikmat dan anugerah itu pemberinya adalah Allah Ta’ala.  
Allah berfirman : 

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ

Dan apa saja nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah. Dan apabila kamu ditimpa kesengsaraan maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan. (Q.S an Nahl 53)

Kedua : Di lisan yaitu dengan ucapan, senantiasa memuji Allah Ta’ala atas nikmat-Nya. Kalimat paling dianjurkan untuk diucapkan ketika memuji Allah Ta’ala atas nikmat-Nya adalah : ALHAMDULILLAH. Semakin bertambah nikmat semakin banyak membaca hamdalah.

Selain itu  boleh juga dengan menyebut nyebut nikmat itu yaitu dalam rangka bersyukur. Bukan dalam rangka berbangga diri atau ujub karena telah mendapat nikmat. Allah Ta’ala berfirman : 

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Dan terhadap nikmat Rabbmu hendaklah engkau sebut sebut (dengan bersyukur). Q.S ad Duhaa 11.

Syaik as Sa’di berkata : Ini mencakup nikmat agama dan dunia. Yaitu pujilah Allah Ta’ala karena (adanya) nikmat nikmat itu dan sebutlah secara khusus jika memang hal itu ada maslahatnya. Bila tidak maka sebutkan nikmat Allah secara mutlak (umum) karena menyebut nyebut nikmat Allah Ta’ala BISA MENDORONG SESEORANG MENSYUKURINYA DAN MENDATANGKAN KESENANGAN BAGI PEMBERI NIKMAT. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ketiga : Dibuktikan dengan perbuatan yaitu dengan menggunakan nikmat nikmat itu sebagai sarana untuk  ketaatan kepada Allah Ta’ala. Menjadi fasilitas dalam melaksanakan  perintah Allah Ta’ala serta berhenti dari larangan-Nya.

Ketahuilah bahwa   ibadah yang kita lakukan adalah dengan menggunakan nikmat dari Allah Ta’ala. Ini adalah salah satu tanda syukur kita kepada Allah. Jadi,  ketika  seseorang didatangi rasa malas beribadah atau beramal shalih maka berarti dia sedang malas malasnya untuk bersyukur. Yang lebih berat lagi adalah manusia yang tak mau beribadah dan itu bermakna tak mau bersyukur. Na’udzubillah.

Ketahuilah bahwa ketika berbicara tentang bersyukur, Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan bahwa MANUSIA SEDIKIT SEKALI YANG BERSYUKUR. 

وَلَقَدْ مَكَّنَّٰكُمْ فِى ٱلْأَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَٰيِشَ ۗ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ

Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (Q.S al A’raf 10).

قُلْ هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۖ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ

Katakanlah : Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.(Q.S al Mulk 23).

Syaikh  az Zamakhsyari dalam kitab tafsirnya menyebutkan tentang kisah seseorang berdoa memohon agar dijadikan bagian dari orang orang yang sedikit. Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu, dia mendengar seseorang memanjatkan doa : Ya Allah jadikanlah aku bagian dari orang-orang yang sedikit.

Umar terheran dan berkata : Doa apa ini ?. Orang tersebut menjawab : Aku pernah mendengar firman Allah (yang artinya) : Sedikit di antara hamba-Ku yang mau bersyukur. Aku pun berdoa pada Allah agar aku termasuk yang sedikit. Umar pun berkata : Ternyata setiap orang lebih tahu dari Umar.

Oleh karena itu, kita senantiasa berdoa kepada Allah Ta’ala agar  menjadi hamba hamba yang bersyukur. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.695).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar