Selasa, 01 November 2016

TIDAK ADA KEBAIKAN JIKA MAKAN BERLEBIHAN



TIDAK ADA KEBAIKAN JIKA MAKAN BERLEBIHAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Makan dan minum adalah kebutuhan pokok bagi fisik setiap orang. Tidak ada orang yang mampu bertahan hidup jika tidak makan dalam waktu tertentu. Namun demikian tidaklah ada kebaikan bagi orang yang suka makan berlebihan.  Orang yang makan berlebihan cenderung mengantuk, sulit untuk bersegera melakukan sesuatu, termasuk untuk beribadah. 

Pengalaman banyak orang mengatakan bahwa orang yang berlebihan makan pada saat berbuka  puasa Ramadhan maka  akan berat baginya untuk bersegera melaksanakan shalat Isya di masjid dan mendatangkan kantuk yang berat pada saat shalat taraweh. 

Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan hamba hamba-Nya sebagaimana disebut dalam  firman-Nya : “Wa kuluu wasyrabuu qa laa tusyrifu, innallaha laa yuhibbul musyrifin”. …Dan makanlah dan minumlah tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebihan. (Q.S al A’raaf 31).

Syaikh as Sa’di berkata : “Makanlah dan minumlah”. Yakni dari yang baik baik yang Allah rizkikan kepadamu. “Dan janganlah berlebih lebihan” dalam hal itu. Berlebih lebihan bisa melampaui batas kemewahaan dalam makan, minum dan berpakaian. Bisa pula dengan melampaui batas yang halal kepada yang haram.

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih lebihan” karena sikap berlebih lebihan itu dibenci Allah. Membahayakan tubuh dan kehidupan manusia bahkan bisa menyebabkan ketidak mampuan mencari nafkah. Jadi ayat ini mengandung perintah makan dan minum dan larangan meninggalkannya serta larangan berlebih lebihan padanya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman). 
 
Rasulullah bersabda, “Tidaklah ada bejana yang diisi anak adam yang lebih buruk tulang punggungnya. Jika tidak bisa, maka hendaknya sepertiga dari perutnya diisi dengan makanannya, sepertiga dengan minumannya dan sepertiga untuk bernafas. “ (H.R Imam Ahmad, at Tirmidzi, an Nasa’i, dan Ibnu Majah).

Diantara manfaat  makan tidak berlebihan adalah  membuat kita semakin mampu untuk melawan syahwat. Lihatlah bagaimana  Rasulullah menganjurkan pemuda-pemuda yang belum mampu menikah agar (banyak) berpuasa. Beliau bersabda  : ”Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian telah mampu untuk menikah, hendaknya ‎‎bersegera menikah, karena yang demikian itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga ‎‎kemaluan. Barangsiapa yang tidak mampu hendaknya dia bershaum  karena itu adalah ‎‎pemutus syahwatnya.‎” (H.R Imam Bukhari  dan Imam Muslim).‎

Oleh karena itu sangatlah dianjurkan untuk makan secukupnya agar bisa  lebih bersemangat  dalam beribadah, mencari nafkah dan kegiatan lainnya yang bermanfaat. Wallahu A’lam. (856)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar