Sabtu, 26 November 2016

ORANG BERIMAN TIDAK SUKA BERDUSTA



ORANG BERIMAN TIDAK SUKA BERDUSTA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Seorang mukmin yang benar imannya tidaklah suka berdusta bahkan selalu berusaha menjauhinya. Dalam keadaan kesulitan pun dia akan tetap berkata jujur meskipun kejujurannya bisa jadi mendatangkan kerugian bagi kehidupan dunianya.
Imam Raghib al Ashfani berkata : Jujur adalah kesesuaian antara ucapan dengan apa yang tersembunyi dan yang akan dikatakan secara bersamaan. Apabila tidak terpenuhi syarat ini maka bukanlah sebuah kejujuran.

Imam Ibnul Qayyim, dalam Madaarijus Saalikin berkata tentang  hakikat dari kejujuran antara lain : Kejujuran, dengannya dapat dibedakan antara orang munafik dan orang beriman, para penghuni surga dan penghuni neraka. Kejujuran merupakan ruh amal, penjernih keadaan, penghilang rasa takut dan pintu masuk bagi orang orang yang akan menghadap Rabb Yang Mahamulia. Kejujuran tidaklah ia menghadapi kebatilan melainkan akan melawan dan mengalahkannya.

Orang orang beriman tidak akan pernah berdusta. Mereka selalu menjaga kejujuran karena mereka benar benar mengimani ayat ayat Allah dan beriman kepada Rasul-Nya.

Sungguh Allah Ta’ala telah memerintahkan orang orang beriman untuk berlaku jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan. Allah berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman !.  Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”. (Q.S at Taubah 119).

Rasulullah  mengingatkan umatnya agar selalu berlaku jujur. Dengan kejujurannya dia akan dicatat sebagai orang yang shiddiiq. Rasulullah bersabda : ’Alaikum bishshadqi, fainna shadqa yahdi ilal birri. Wa innal birra yahdi ilal jannati. Wamaa yazaalu rajulu yashduqu wa yataharaash shidqa hatta yuktaba ‘indallahi shiddiiqan.  Kalian haruslah berlaku jujur karena sesungguhnya kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran maka ia akan dicatatat sebagai orang yang jujur disisi Allah (Mutafaq ‘alaihi).

Diantara perkara yang ditakuti oleh orang beriman jika berdusta adalah karena sifat dusta itu melekat pada orang orang munafik. Allah berfirman : “Wallahu yasyhadu innal munaafiqiina la kaadzibuun”. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang orang munafik itu benar benar pendusta. (Q.S al Munaafiquun 1).

Rasulullah mengingatkan pula bahwa berdusta adalah salah satu sifat orang munafik. Beliau bersabada : “Ayatul munafiqiina tsalatsa, idza hadatsa kadziba, idza wa’ada akhlafa, wa idza utmina khaana” Tanda orang munafik ada tiga , bila berkata dusta (tidak jujur), bila berjanji mengingkari dan bila diberi amanah ia khianat (Mutafaq ‘alaihi).

Dan bagi orang orang munafik telah Allah sediakan tempat yang paling bawah di neraka kelak. Allah Ta’ala berfirman : “Innal munaafiqiina fid darkil asfali minan naari walan tajida lahum nashiiraa”. Sungguh, orang orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka. (Q.S an Nisa’ 145)

Oleh karena itu orang orang beriman akan senantiasa menjaga dirinya agar terhindar dari perbuatan dusta. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (876).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar