Kamis, 24 November 2016

MENDOAKAN KEBURUKAN BAGI ORANG ZHALIM





MENDOAKAN KEBURUKAN BAGI ORANG ZHALIM

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam kehidupan bermasyarakat terkadang ada seseorang yang menzhalimi saudaranya yang lain. Diantaranya adalah dengan perkataan dan perbuatannya yang tidak baik. Lalu bolehkah orang yang dizhalimi membalas antara lain dengan mendoakan keburukan bagi orang menzhaliminya. 

Ketahuilah bahwa pada dasarnya, dibolehkan bagi orang yang dizalimi atau dianiaya untuk membela dirinya. Salah satu bentuknya adalah dengan mendoakan keburukan atas orang yang menzaliminya itu.

Firman Allah : “Wa lamanin tashara ba’da zhulmihii fa ulaa-ika maa ‘alaihim min sabiil”. Tetapi orang-orang yang membela diri sesudah dizhalimi, tidak ada alasan untuk menyalahkan mereka. (Q.S asy Syuura: 41)

Allah Ta’ala berfirman :
لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizhalimi. Dan Allah  Maha Mendengar,  Maha Mengetahui. (Q.S an Nisa’ 148)

Dalam ayat di atas disebutkan bahwa ucapan buruk tersebut tidak boleh dilakukan kecuali oleh orang yang dianiaya. Jika kita merupakan orang yang terzhalimi, apakah kita termasuk orang yang dianiaya yang boleh mengucapkan doa yang buruk?

Ibnu Abbas berkata tentang ayat ini : Allah tidak suka seseorang mendoakan keburukan untuk selainnya, kecuali ia dalam keadaan dizhalimi. Allah memberikan keringanan baginya untuk mendoakan keburukan atas orang yang menzaliminya.dan itu ditunjukkan oleh firman-Nya : “Kecuali oleh orang yang dianiaya.” (namun), jika bersabar maka itu lebih baik baginya. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir)


Syaikh as Sa’di berkata : “Kecuali oleh orang yang dianiaya”.Maksudnya. seseorang boleh mendoakan keburukan atas orang orang yang menzhaliminya, ia (boleh) mengadukan kezhalimannya dan terang terangan menyampaikan perkataan buruk kepada orang yang mengucapkan perkataan buruk kepadanya tanpa dia berdusta atasnya. Dan tidak pula melebihi celaannya itu kepada selain orang yang telah menzhaliminya.
Namun demikian tindakannya untuk memaafkan dan membalasnya adalah lebih utama. Sebagaimana firman Allah : “Fa man ‘afa wa ashlaha fa ajruhu ‘alallah”. Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. (Q.S asy Syura’ 40). Lihat Tafsir Karimir Rahman.

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah : Tidak mengapa bagi manusia untuk mendoakan orang yang telah menzaliminya sejauh kadar kezalimannya itu, jika dia berdoa untuk orang yang menzaliminya sejauh kadar kezalimannya, maka itulah yang bijak. Dan, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan doa orang yang dizalimi. (Syarh Riyadhush Shalihin).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada Mu’adz bin Jabbal : “Takutlah kamu terhadap doa orang yang teraniaya, karena tidak ada penghalang antara dirinya dengan Allah.” (H.R Imam Bukhari).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (872)   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar