Selasa, 29 November 2016

KEWAJIBAN THUMA'NINAH KETIKA RUKU' DAN SUJUD



KEWAJIBAN TUMA’NINAH KETIKA RUKUK DAN SUJUD
 
Oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah saudaraku bahwa amal yang paling utama sesudah bersyahadat adalah shalat. Dan shalat adalah amal yang  akan dihisab pertama kali kelak di akhirat. Diriwayatkan dari Syuraik dan Ashim dan Abi Wail dari Abdullah dia berkata, Rasulullah bersabda : “Awwalu yuhasabu bihil ‘abdush shalaah.” Amalan pertama yang akan dihisab dari  seorang hamba adalah shalat. (H.R an Nasa’i dan ath Thabrani).

Oleh karena itu seorang hamba wajiblah menjaga dan berusaha melakukan shalat dengan sempurna yaitu sebagaimana yang diajarkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda : “Shallu kamaa ra-aitumuunii ushallii”. Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat. (H.R Imam Bukhari). 

Diantara hal yang wajib dijaga oleh seorang musallin adalah thuma’ninah dalam rukuk dan sujudnya.

Apa itu thuma’ninah ?. Thuma'ninah adalah tenang sejenak setelah semua anggota badan berada pada posisi sempurna ketika melakukan suatu gerakan rukun shalat. Diantara makna lain dari  thuma’ninah adalah memberikan hak kepada setiap gerakan shalat secara sempurna.Tuma'ninah ketika rukuk berarti tenang sejenak setelah rukuk sempurna. Thuma’ninah setelah i’tidal berarti tenang sejenak pada saat i’tidal sebelum sujud. Tuma’ninah ketika sujud berarti tenang sejenak setelah sujud sempurna dan juga harus tuma’ninah pada setiap perpindahan satu gerakan kepada gerakan lain. 

Sungguh sangatlah banyak peringatan dari Rasulullah kepada umatnya agar menjaga thuma’ninah dalam rukuk dan sujudnya ketika shalat, diantaranya adalah :

Pertama :  Suatu ketika ada seseorang yang masuk masjid kemudian shalat dua rakaat. Seusai shalat, orang ini menghampiri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yg saat itu berada di masjid. Ternyata Nabi menyuruh orang ini  untuk mengulangi shalatnya. Setelah diulangi, orang ini balik lagi, dan disuruh mengulangi shalatnya lagi. Ini berlangsung sampai tiga kali. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepadanya cara shalat yang benar. Ternyata masalah utama yang menyebabkan shalatnya dinilai batal adalah kareka dia tidak tuma'ninah. Dia bergerak rukuk dan sujud terlalu cepat. (H.R Imam Bukhari, Imam Muslim,Ibnu Majah dan yang lainnya).

Beliau juga bersabda : Sempurnakanlah ruku’ dan sujud kalian !. Demi Dzat yang jiwaku berada di TanganNya, aku benar benar dapat melihat kalian dari belakang punggungku ketika kalian rukuk dan sujud. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Syaikh al Albani memberikan penjelasan : Menurut saya, Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam memang dapat melihat (dari belakang punggung) dengan sesungguhnya dan ini merupakan salah satu mukjizat beliau. Mukjizat ini hanya khusus di waktu shalat saja dan tidak dapat dijadikan sebagai dalil yang berlaku umum (pada selain shalat). Lihat Kitab Sifat Shalat Nabi, Syaikh al Albani.

Kedua : Pernah ketika sedang shalat, sepintas mata beliau tertuju kepada seseorang yang tidak meluruskan punggungnya pada waktu rukuk dan sujud. Seusai shalat beliau bersabda : Yaa ma’syaral muslimin, innahu laa shalaata liman laa yuqiimu shulbahu fiir rukuu’. Wahai kaum muslimin !. Sesungguhnya tidak ada (tidak sempurna) shalat orang yang tidak meluruskan punggungnya pada waktu rukuk dan sujud. (H.R Imam Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu Abi Syaibah).  

Ketiga : Pada suatu kali Rasulullah pernah melihat seorang laki laki yang tidak menyempurnakan rukuk dan sujud dengan gerakan yang sangat cepat (seperti burung mematuk makanan) ketika shalat.

Lalu beliau bersabda : “Jika orang ini meninggal dalam kondisi seperti ini, maka dia meninggal tidak diatas agama Muhammad (karena dia mengerjakan shalatnya dengan gerakan yang sangat cepat seperti burung gagak mematuk darah). 

Perumpamaan orang yang tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya dengan gerakan yang sangat cepat adalah seperti orang lapar yang memakan satu atau dua biji kurma yang tidak mencukupkannya (dari rasa laparnya) sedikitpun. (H.R ath Thabrani, al Baihaqi dan Abu Ya’la, dinilai hasan shahih oleh Ibnu Khuzaimah).

Keempat : Rasulullah telah mengingatkan bahwa orang yang mengabaikan  tuma’ninah disebut sebagai sejahat jahat pencuri dalam shalat. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Aswa-unnasi sariqatal ladzii yasriqu min shalaatihi. Qaaluu yaa rasulullahi, wa kaifa yasriqu min shalaatihi ?. Qaala laa yutimmu rukuu’ahaa wa laa sujuudahaa” :  Sejahat jahat pencuri adalah orang yang mencuri dalam shalatnya. Mereka (para sahabat) bertanya : Bagaimana dia mencuri dalam shalatnya ? Beliau menjawab : (Dia)  tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya. (H.R  Imam Ahmad, lihat Shahihul Jami’). 

Itulah sebagian peringatan dari Rasulullah kepada kita agar menjaga thuma’ninah dalam ruku’ dan sujud ketika shalat. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. 
Wallahu A’lam. (880)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar