Sabtu, 02 Juli 2016

AYAT AL QUR-AN YANG BERULANG 31 KALI



AYAT AL QUR AN YANG BERULANG 31 KALI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam al Qur an ada banyak ayat yang difirmankan Allah Ta’ala dengan berulang. Diantara ayat yang paling banyak diulang ulang dengan kalimat  yang sama adalah firman-Nya : Fa biaiyi aalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaan”. Maka nikmat nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian berdua dustakan ?. 

Ayat ini terdapat dalam surat ar Rahman yang berulang sebanyak 31 kali. 

Syaikh Jabir al Jazairi berkata : Didalam bahasa Arab sangat sulit membuat  pengulangan dengan berbagai bentuk pengulangan. Pengulangan dalam surat ar Rahman memiliki makna yang tinggi dan berisi (bermakna) positif. Pada hal kebanyak pengulangan (kalimat) yang dilakukan oleh orang orang tidak memiliki makna berbeda dan justru membuat orang   bosan untuk membacanya.

Berbeda dengan  surat ar Rahman, pengulangan tersebut disusun sedemikian rupa oleh Allah Ta’ala sehingga surat ar Rahman memiliki keseimbangan, keselarasan dan keindahan baik dari segi huruf huruf, kata kata, intonasi, kalimat dan lain lain.

Pengulangan ayat dalam al Qur an sebagaimana dalam surat ar Rahman yang berulang sampai 31 kali  tentulah memiliki makna dan hikmah yang sangat banyak. Diantaranya  adalah sebagaimana disebutkan dalam Kitab tafsir Ibnu Katsir dengan menukil perkataan Ibnu ‘Asyuur mengatakan : Maksud sebenarnya adalah :

(1) Ejekan dan celaan terhadap kaum musyrik karena mereka telah berbuat kesyirikan (mereka telah menyekutukan Allah Ta’ala Pemberi segala kenikmatan) dalam ibadah dengan sesuatu yang bukan pemberi kenikmatan.

(2) Persaksian kepada mereka akan kaum mukminin yang mentauhidkan Allah Ta’ala.  
Lalu apakah  setiap pengulangan ayat itu memiliki makna tersendiri dan tidak hanya sekedar penekanan. ? Ketahuilah bahwa makna setiap ayat yang diulang tersebut tergantung ayat yang disebutkan sebelum dan sesudahnya, sehingga setiap orang yang mendengarnya tidak bisa mendustakan segala kenikmatan yang telah Allah Ta’ala berikan kepadanya.

Imam ath Thabari dalam kitab tafsirnya dan juga Syaikh Abu Bakar al Jazairi di dalam kitab tafsirnya menyebutkan : Makna makna setiap ayat yang berulang ulang tersebut sesuai dengan ayat ayat sebelum dan sesudahnya. (Tafsir ath Thabari).

Ketahuilah bahwa ayat yang diulang 31 kali ini mengandung pertanyaan yang sangat dianjurkan untuk dijawab sebagaimana jawaban jin ketika Rasulullah membacakannya kepada mereka. 

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah, dia berkata bahwa : “Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam keluar menemui para sahabat. Kemudian beliau membacakan surat ar Rahman kepada mereka dari awal hingga akhir surat, kemudian mereka (para sahabat)  pun diam. 

Kemudian beliau berkata : Saya telah membacakan  surat ini dimalam pertemuan dengan jin, kemudian mereka lebi baik tanggapannya daripada kalian. Ketika saya membacakan  ayat (yang artinya, Maka nikmat nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian berdua dustakan ?. Mereka (para jin menjawab) : “Tidak ada sesuatu apapun dari nikmat-Mu wahai Rabb kami yang kami dustakan, untuk-Mu segala pujian” (H.R at Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Ibnu Abbas ketika dibacakan ayat ini beliau berkata : “Laa bi aiyihaa yaa rabb”. (Saya tidak mendustakan sedikit pun) dari kenikmatan kenikmatan tersebut wahai Rabb-ku. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir).

Sungguh surat ar Rahman ini memilki beberapa kekhususan didalamnya, diantaranya adalah :

(1) Ketika Rasulullah membacakan surat ini kepada para jin secara khusus dan mereka tidak mendustakan kenikmatan kenikmatan yang telah Allah berikan kepada mereka. Bahkan mereka para jin menjawab : “Tidak ada sesuatu apa pun dari nikmat-Mu wahai Rabb kami yang kami dustakan. Untuk Engkau segala pujian”.   yaitu sebagai mana hadits dari Jabir bin Abdillah diatas.

(2) Surat ini diawali dengan salah satu nama Allah yaitu ar Rahman. Tidak ada surat lain di dalam al Qur-an yang diawali dengan nama Allah kecuali surat ini. 

(3) Tidak ada surat yang ayatnya diulang  sampai 31 kali kecuali surat ini.

(4) Pada surat ini disebutkan berbagai macam kenikmatan yang Allah berikan kepada para hamba-Nya. Allah juga menyebutkan sebagian sifat neraka dan beberapa sifat surga.

(5) Allah Ta’ala menggunakan metode penyampaian targhib yaitu memberi motivasi serta kabar gembira  dan tarhib yaitu memberitahukan ancaman dan menakut nakuti dalam surat ini. Dan juga menggunakan metode penyampaian dengan pertanyaan pertanyaan yaitu ditujukan kepada dua jenis makhluk yang dibebankan kepada mereka syariat yakni manusia dan jin. (Shifatul Jannah fi Suratur Rahman).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (708).

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar