Rabu, 29 Juni 2016

BERLOMBA MEMBELANJAKAN HARTA DI JALAN ALLAH



BERLOMBA MEMBELANJAKAN HARTA DI JALAN ALLAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Harta dan perhiasan dunia memang menggiurkan bagi banyak orang. Sungguh Allah Ta’ala telah berfirman : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”. (Q.S  Ali Imran 14).

Ketahuilah bahwa dunia hanyalah tempat singgah sementara bukan akhir kehidupan. Akhir kehidupan manusia adalah negeri akhirat yang hanya memiliki dua tempat yaitu tempat yang berbahagia atau tempat yang sengsara. Surga atau neraka, tidak ada tempat yang lain. 

Didalam Islam tidak ada larangan untuk memiliki harta yang banyak. Yang tidak boleh adalah jika seseorang  tertipu dengan hartanya sehingga lalai dalam mengingat Allah. Tentang hal ini Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah harta bendamu dan anak anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian maka mereka itulah orang orang yang rugi”. (Q. al Munafiquun 9).

Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memerintahkan hamba hamba-Nya yang beriman agar banyak banyak mengingat-Nya. Didalam berdzikir itu terdapat keberuntungan, laba dan kebaikan yang banyak. Allah melarang hamba hamba-Nya yang beriman agar tidak dipersibuk oleh harta dan anak sehingga lalai untuk berdzikir kepada Allah. 

Selanjutnya beliau berkata : Kebanyakan jiwa manusia itu terbentuk untuk mencintai harta dan anak sehingga lebih dikedepankan daripada mengingat Allah dan itu akan menimbulkan kerugian yang besar. (Tafsir Karimir Rahman) 
 
Imam asy-Syaukani berkata : Bahwa harta dan anak-anak yang melalaikan dari berdzikir kepada Allah Ta’ala merupakan salah satu akhlak kaum munaafiqin. (Fathul Qadir).

Sungguh harta dunia dibanding dengan keutamaan akhirat adalah amat jauh dan sulit dibandingkan. Rasulullah bersabda  : “Raka’atal fajri khairum minad dun-ya wamaa fiih”. Dua rakaat shalat sunnah fajar lebih baik dari pada dunia dan apa yang ada didalamnya. (H.R Imam Muslim).

Dunia dan segala isinya yang dimaksud adalah seluruh harta dunia dan perhiasannya. Jadi ternyata  shalat sunnah Fajr yang cuma dua rakaat telah mengalahkan semua harta dunia.
Kenapa demikian ?. Yak arena harta dunia akan punah sedangkan pahala shalat sunnah dua rakaat akan terus ada, tidak akan pernah punah dan  dibawa mendampingi seorang hamba nanti di akhirat.

Ketahuilah bahwa seharusnya orang yang beriman tidak akan pernah meletakkan harta dunia dihatinya tapi meletakkan harta dunia hanya di tangannya saja. Dengan demikian akan mudah baginya untuk membelanjakan hartanya pada jalan yang diridhai Allah yaitu sebagai bekal menuju negeri akhirat.

Para sahabat dahulu sangat mencintai hartanya sehingga tidak mau berpisah dengan harta kekayaannya di negeri akhirat nanti. Lalu mereka berlomba lomba membelanjakannya di jalan Allah  agar tidak berpisah dengan hartanya sampai ke akhirat. Lihatlah dua kisah tentang sahabat berikut ini.

Pertama :  Abu Bakar ash Shiddiq dan Umar bin Kahththab

Rasulullah memerintahkan kami untuk bersedekah. Kebetulan saat ini aku mempunyai harta. Umar bin Khaththab berkata : Hari ini aku akan mengungguli Abu Bakar. Maka aku memberikan separuh hartaku. Rasulullah bertanya kepadaku : Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu ?. Aku menjawab : Separuhnya yang lain, ya Rasulullah.

Kemudian datang Abu Bakar dengan membawa semua harta yang dimiliki. Maka Rasulullah bertanya kepadanya : Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu ?. Abu Bakar menjawab : Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya. Lalu Umar berkata : Demi Allah, aku tidak bisa mengungguli Abu Bakar dengan apapun selamanya. (H.R at Tirmidzi, Abu Dawud dan al Hakim).    

Kedua : Usman bin Affan

Usman bin Affan adalah termasuk orang yang suka berinfak di jalan Allah. Abdurrahman bin Khabbab berkata : Aku melihat Nabi menganjurkan kami agar bersedekah kepada pasukan perang yang kesusahan. Maka tampillah Usman seraya berkata : Wahai Rasulullah aku sedekahkan seratus ekor onta lengkap dengan pelana dan tali kekangnya di jalan Allah.
Rasulullah kembali menganjurkan kami agar bersedekah kepada pasukan perang yang sedang kesusahan. Maka Usman kembali tampil dan berkata : Wahai Rasulullah aku sedekahkan dua ratus ekor onta lengkap dengan pelana dan tali kekangnya di jalan Allah.
Kemudian Rasulullah kembali menganjurkan sedekah. Maka lagi lagi Usman yang tampil seraya berkata : Wahai Rasulullah aku sedekahkan tiga ratus ekor onta lengkap dengan pelana dan tali kekangnya di jalan Allah.

Abdurrahman bin Khabbab berkata  bahwa dia  melihat Rasulullah turun dari mimbar seraya berkata : Tidak ada yang menandingi apa yang dilakukan Usman setelah hari ini. Beliau mengucapkannya berkali kali. (H.R at Tirmidzi dan al Hakim). 

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (707)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar