Kamis, 14 Juli 2016

KEBAIKAN YANG KECIL JUGA ADA NILAINYA



KEBAIKAN YANG KECIL JUGA ADA NILAINYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala telah memerintahkan manusia untuk berbuat baik. Dalam surat an Nahal 90 Allah telah menyuruh manusia untuk berbuat kebaikan dan sekali gus melarang manusia untuk berbuat keji dan mungkar. “Innallaha ya’muru bil a’dli wal ihsaan, wa-itaa- idzil qurba wa yanhaa ‘anil fahsyaa-i  wal munkari wal baghyi. Ya’izhukum la’alakum tadzakkaruun” Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Allah telah sangat banyak  berbuat baik kepada hamba hamba-Nya dan Allah memerintahkannya untuk berbuat baik pula. Allah berfirman : “Wa ahsin kamaa ahsanallahu ilaika” Berbuat  baiklah (kepada manusia) sebagai mana Allah telah berbuat baik kepadamu. (Q.S al Qashash 77).

Ketahuilah bahwa Allah akan membalas semua kebaikan yang dilakukan seorang hamba. Tidak  ada kebaikan sekecil apapun yang akan sia sia disisi Allah. Allah berfirman : “Faman ya’mal mitsqaala dzarratin khairan yarah” Maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah niscaya dia akan melihat (balasan)nya Q.S az Zilzaal 7.

Oleh karena itu seorang hamba haruslah berusaha berbuat baik sekecil apapun yang dia mampu. Jangan merasa rendah diri kalau belum bisa melakukan kebaikan yang besar. Perhatikanlah beberapa hadits dibawah ini tentang berbuat baik dengan hal hal yang (mungkin) dianggap kecil, diantaranya :

Pertama : Bermuka manis kepada sesama saudara.
Rasulullah bersabda : “Laa tahqiranna minal ma’ruufi syai-an wa lau an talqa akhaaka bi wajhin thalqiin”. Jangan pernah meremehkan perbuatan baik sedikitpun, walaupun dengan cara bermuka manis ketika bertemu saudaramu. (H.R Imam Muslim).

Sebagian orang beranggapan bahwa bermuka manis kepada orang lain hanyalah sekedar etika pergaulan sehari hari. Tetapi ini ternyata memiliki nilai ibadah yaitu berupa kebaikan terhadap sesama meskipun mungkin dianggap sebagai sesuatu yang kecil saja.

Kedua : Menyingkirkan gangguan di jalan.
Rasulullah bersabda : “Imam memiliki tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah ucapan La ilaha ilallahu (kalimat syahadat) dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan di jalan. Dan malu itu juga termasuk cabang keimanan. (H.R Imam Muslim). 

Bahkan dalam hadits ini terdapat isyarat bahwa perbuatan baik  yang (mungkin) dianggap kecil seperti menyingkirkan gangguan di jalan juga merupakan bagian dari keimanan.

Ketiga : Sedekah dengan sebutir kurma.
Ketahuilah bahwa  sedekah walaupun sedikit, jika dilakukan dengan niat yang ikhlas, bernilai besar di sisi Allah Ta’ala. Rasulullah bersabda : “Ittaqun naara walau bisyiqi tamratin fain lam tajiduu fa bikalimatin thaiyibah”. Jagalah diri kalian dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma. Apabila tidak mendapatinya maka ucapkanlah kalimat yang baik. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Al Hafizh Ibnu Hajar berkata : Didalam hadits ini terdapat anjuran untuk bersedekah dan menerima sedekah walaupun itu hanya sedikit. Dan terdapat isyarat untuk tidak meremehkan sesuatu yang sedikit dari sedekah dan yang lainnya. (Fathul Bari)

Keempat : Sedekah dengan sebutir anggur.
Pada suatu kali ada seseorang datang meminta sesuatu kepada Ummul Mukminin Aisyah dan disisinya ada beberapa wanita. Aisyah memerintahkan agar orang yang meminta itu diberi sebutir anggur. Para wanita itupun terheran heran (bersedekah dengan sebutir anggur ?). Lalu Aisyah berkata : Sebutir anggur merupakan benih yang banyak. Aisyah membacakan firman Allah :  Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun niscaya dia akan  melihat (balasan) nya. (Q.S al Zilzaal 7).

Ketahuilah bahwa kebaikan yang kecil dan sedikit, pada suatu keadaan bisa bernilai lebih besar dari yang banyak. Rasulullah bersabda : “Sabaqa dirhamun mi-ata alfi  dirhamin. Faqala rajulun : Wa kaifa dzaka ya rasulullah ? Qaala : Rajulun lahu maalun katsiirun, akhadza min ‘urdhihi mi-ata alfi dirhamin tashaddaqa bihaa, wa rajulun laisa lahu illa dirhaman,  fa-akhadza  ahaduhumaa fa tashaddaqa bihi” 

Satu dirham mengungguli seratus ribu dirham. Seorang bertanya : Bagaimana itu wahai Rasulullah ? Beliau menjawab : Seseorang mempunyai harta yang melimpah lalu dia mengambil dari kantongnya seratus ribu dirham dan mensedekahkannya, dan seseorang yang lain hanya memiliki dua dirham, dia mengambil satu dirham lalu  mensedekahkannya. (H.R  an Nasa-i,  Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam shahihnya).

Oleh karena itu teruslah berbuat kebaikan meskipun dengan sesuatu yang kecil nilainya dimata manusia, tetapi jika dilakukan dengan niat ikhlas bisa jadi besar disisi Allah Ta’ala.

Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam (714)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar