Sabtu, 16 Juli 2016

JANGAN TERGESA GESA MENYALAHKAN ORANG LAIN



JANGAN TERGESA GESA MENYALAHKAN ORANG LAIN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Jika kita melihat ada saudara kita yang melakukan kesalahan dalam ibadah ataupun muamalah, maka janganlah tergesa gesa dalam menyalahkan apalagi sampai mencelanya. Pastikan dulu bahwa yang dia lakukan itu betul betul suatu kesalahan yang pantas diingkari dan perlu diberi nasehat untuk perbaikan.

Syaikh Said bin Jubair seorang Tabiin senior, seorang yang berilmu, ahli tafsir, murid Ibnu Abbas,  jika beliau melihat seseorang melakukan suatu ibadah berbeda dengan yang beliau ketahui dan yang beliau amalkan maka beliau tidak langsung menyalahkan. Beliau mengambil sikap baik sangka dulu. Beliau akan berkata dalam dirinya : (1)  Orang ini mungkin belum tahu (2) Orang ini mungkin lupa (3) Orang ini mungkin terpaksa atau (4) Orang ini mungkin lebih tahu dari pada saya. 

Setelah berfikir yang  demikian positif barulah beliau bertanya kepada orang tersebut kenapa dia melakukan seperti itu. Tidak seperti yang diketahui beliau. Pada hal beliau adalah orang yang sangat berilmu, sangat ‘alim, tapi tidak tergesa gesa dalam  menyalahkan.  

Bandingkan dengan sebagian orang orang di zaman sekarang. Begitu melihat saudaranya melakukan suatu ibadah yang sedikit berbeda dengan yang dipahami dan yang diamalkannya maka langsung disalahkan bahkan sampai ada yang mencela. Padahal ilmunya, jika dibandingkan dengan Said bin Jubair tentu masih sangat jauh.

Ada satu kisah tentang tidak dianjurkannya untuk tergesa gesa dalam menyalahkan seseorang. Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Pada suatu kali Umar bin Khaththab berkata : Aku mendengar Hisyam bin Hizam membaca surat al Furqan. Bacaan Hisyam banyak sekali bedanya dengan apa yang aku ketahui. Tidak pernah aku mendengan Rasulullah membaca (surat al Furqan) seperti itu. Lalu aku bertanya kepada Hisyam : Siapa yang mengajarimu membacanya seperti itu. Jawab Hisyam : Yang mengajariku membaca seperti itu adalah Rasulullah. Aku (Umar bin Khatthab) berkata : Engkau berdusta wahai Hisyam. Sesungguhnya Rasulullah telah mengajariku tapi bacaannya tidak seperti yang kamu baca tadi.

Maka aku pergi bersama Hisyam untuk menemui Rasulullah. Setelah menemui Rasulullah aku berkata kepada beliau : Sesungguhnya orang ini telah membaca surat al Furqan dengan bacaan yang engkau belum pernah mengajarkannya kepada kami.

Rasulullah bersabda : Bacalah wahai Hisyam. Maka Hisyam membaca seperti yang telah aku dengar darinya.  Lalu Rasulullah bersabda : Bacaan seperti ini juga benar sebagaimana yang diturunkan. Kemudian Rasulullah bersabda : Bacalah wahai Umar. Maka aku membacanya seperti bacaan yang diajarkan Rasulullah kepadaku.

Rasulullah lalu bersabda : Bacaan seperti ini juga benar seperti yang diturunkan. “Sesungguhnya al Qur an ini diturunkan dengan tujuh bacaan, maka bacalah apa yang mudah darinya.” 

Jadi sangatlah dianjurkan bagi setiap muslim untuk berhati hati dan tidak tergesa gesa menyalahkan saudaranya baik dalam ibadah maupun muamalah. Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua.
Wallahu A’lam. (719).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar