Sabtu, 23 Juli 2016

MENANAM YANG BAIK MENUAI YANG LEBIH BAIK



MENANAM YANG  BAIK MENUAI YANG LEBIH BAIK

Oleh : Azwir B. Chaniago

Petani jika  menanam benih yang baik, dipelihara dengan baik tentu akan mendapatkan hasil panen yang baik pula. Demikian juga perlakuan kita terhadap orang lain. Jika ingin mendapat perlakuan baik maka cara paling tepat adalah dengan terlebih dahulu memperlakukan orang lain dengan baik. Dengan kata lain adalah menanam kebaikan diri kita pada diri orang lain.

Orang bijak berkata :
 (1) Berbuat baiklah kepada orang lain - merekapun akan berbuat baik terhadap Anda.
 (2) Bersungguh-sungguhlah membantu  orang lain - merekapun akan bersungguh-sungguh terhadap Anda.
 (3) Berlaku sopan terhadap orang lain -  mereka akan berlaku sopan terhadap Anda.
 (4) Berlaku kasar terhadap orang lain – merekapun akan berlaku kasar kepada  Anda.
(5) Bersahabatlah terhadap orang lain maka merekapun akan bersikap bersahabat dengan Anda.
(6) Bersikap bermusuhanlah dengan orang lain – maka mereka akan bersikap bermusuhan dengan Anda.
 (7) Bersikap hormatlah terhadap orang lain - merekapun akan bersikap hormat kepada Anda.

Tapi ada yang berkata : Saya sudah sering berbuat baik tapi tidak dibalas dengan kebaikan. Bahkan ada yang dibalas dengan keburukan. Ketahuilah bahwa hal itu memang kadang kala terjadi. Itu nama ujian atau cobaan dari Allah Ta’ala untuk menguji kesabaran dan keimanan seorang hamba.

Allah berfirman : ”Ahasibannaasu aiyutrakuu aiyaquuluu amannaa wahum laa yuftanuun”   Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan saja mengatakan kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji. (Q.S al Ankabuut 2).

Kita melihat banyak orang yang sudah hati hati berkendaraan  tetapi pada satu waktu mendapat musibah di jalan. Bisa jadi dia menabrak mobil orang lain atau di tabrak oleh orang lain. Barangkali dibalik musibah atau ujian itu ada hikmah yang kita tidak mengetahuinya.

Saya ingat peristiwa, ini kisah nyata, yang menimpa seorang teman saya beberapa tahun yang lalu. Mobilnya (secara tidak sengaja) ditabrak oleh mobil yang dikemudikan oleh seorang anak muda berumur kira kira 30 tahun. Mereka sepakat untuk tidak mau bertengkar di jalan karena bisa membuat kemacetan.   Lalu teman  ini mengajak anak muda yang menabrak tersebut ke rumahnya yang tidak jauh dari tempat kejadian.

Setelah sampai di dirumah,  anak muda ini diajak masuk kerumahnya.  Dipersilahkan duduk di ruang tamu. Tak lama kemudian  keluarlah anak perempuan teman saya ini (umur kira kira 25 tahun) menghidangkan air minum untuk tamu tersebut. Ternyata anak muda ini tidak tertarik dengan minuman yang dihidangkan  tapi tertarik dengan anak perempuan teman saya ini. Singkat cerita beberapa waktu kemudian anak muda ini datang bersama orang tuanya melamar anak perempuan teman yang mobilnya ditabrak tadi. Itulah hikmah yang ada dibalik kejadian tabrakan itu.

Ketahuilah bahwa hukum  asal berbuat baik ikhlas karena Allah, adalah akan mendapat kebaikan baik di dunia maupun di akhirat kelak.  
Ingatlah akan firman Allah dalam surat al Israa’ ayat 7 : “In ahsantum, ahsantum li anfusikum. Wain asa’tum falahaa” Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat buruk maka (akibat keburukan) itu untuk dirimu sendiri.  
  
Allah Ta’ala juga berfirman : “Hal jazaa-ul ihsani illal ihsan” Balasan perbuatan baik adalah kebaikan pula (Q.S ar Rahman 60).

Oleh karena itu bersegeralah berbuat baik dalam setiap keadaan. Lalu sekarang apalagi yang ditunggu. Segeralah  berbuat baik. Fastabiqul khairat.
Wallahu A’lam. (729)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar