Senin, 04 Juli 2016

MENJAGA KETAKWAAN SETELAH RAMADHAN



MENJAGA KETAKWAAN SETELAH RAMADHAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Sungguh puncak  dari tujuan shaum Ramadhan adalah agar menjadi orang yang bertakwa. Takwa adalah target paling utama seorang beriman dan dan diantara cara mencapainya adalah dengan puasa Ramadhan. 

Allah Ta’ala berfirman : “Yaa aiyuhal ladziina aamanuu kutiba ‘alaikumush shiyaamu kamaa kutiba ‘alal ladziina min qablikum la’allakum tattaquun”. Wahai orang orang yang beriman !. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S al Baqarah 183).

Kenapa takwa harus menjadi target paling utama karena hari esok atau hari akhirat itu memiliki tempat yang paling diidamkan oleh setiap muslim yaitu surga. Dan ketahuilah bahwa surga itu hanya disediakan untuk orang yang bertakwa tidak untuk yang selainnya. Seorang hamba haruslah berbekal di dunia ini untuk mendapatkan surga itu dan sebaik baik bekal adalah takwa.

Allah berfirman : “Wa tazauwaduu, fainna khairaz zaadit taqwa, wattaquuni yaa uulil albaab.” Dan bawalah bekal, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang orang yang berakal sehat. (Q.S al Baqarah 197).

Makna  takwa dan bertakwa.
Lalu apa makna takwa. ? Adapun makna takwa dalam pengertian bahasa berarti batasan atau penghalang yang mencegah seseorang dari hal yang ditakutinya. Jadi takwa kepada Allah bermakna membuat penghalang antara diri pribadi dengan siksa-Nya. Untuk memperoleh takwa itu maka seorang hamba haruslah mentaati perintah dan larangan Rabb-nya. (Tahdzibul Atsar, Imam ath Thabari).

Kata ittaqi atau bertakwalah bermakna kasyyatullah wan-titsaalu awaamirihi wajtinaabu nawaa hiihi. Yaitu takut kepada Allah dengan melaksanakan perintah perintah-Nya dan menghindari larangan larangan-Nya. 

Thalq bin habib, seorang tabi’in berkata : Apabila terjadi fitnah, padamkanlah fitnah itu dengan takwa. Orang-orang bertanya :  Apa makna  takwa itu. Dia menjawab : Takwa adalah engkau melakukan ketaatan kepada Allah berdasarkan cahaya dari Allah karena mengharap pahala dari-Nya. Dan engkau meninggalkan segala bentuk kemaksiatan kepada-Nya berdasarkan cahaya dari-Nya karena takut terhadap siksa-Nya. (Dikeluarkan oleh Ibnul Mubarak, dalam az Zuhd).

Para ulama mengatakan : Ini adalah sebaik-baik makna atau definisi tentang takwa. Cahaya Allah adalah Iman dan Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan as Sunnah yang shahih, berdasarkan pemahaman salafush shalih.

Siapa yang mendapat predikat takwa dengan shaum Ramadhan.
Sangatlah banyak manusia yang bisa  mendapatkan predikat takwa dengan puasa Ramadhannya. Diantaranya adalah orang orang yang berkeinginan kuat untuk mendapatkannya dan dibuktikan dengan usaha yang sungguh melaksanakan puasa Ramadhan yaitu dengan ikhlas kepada Allah Ta’ala dan ittiba’ yaitu mengikuti cara yang diajarkan Rasulullah, insya Allah.

Setelah itu wajiblah bagi seorang hamba untuk berprasangka baik kepada Allah Ta’ala kiranya Allah telah memberikan predikat  takwa kepadanya.

Menjaga dan memelihara ketakwaan.
Jika predikat takwa telah ada dalam diri seorang hamba maka kewajiban berikutnya, yang juga tidak ringan adalah berusaha menjaga dan memeliharanya bahkan harus meningkatkannya setiap saat. Jika sikap takwa yang sudah ada lalu terlepas sungguh merupakan kerugian yang amat besar dan membahayakan kehidupan akhiratnya. 

Andaikata ketakwaan seorang hamba menurun apalagi hilang  dan pada saat yang sama Allah mewafatkannya maka itulah yang dimaksud dengan kerugian yang tiada tara.

Diantaranya cara yang bisa dilakukan untuk menjaga, memelihara bahkan meningkatkan ketakwaan  adalah :

Pertama : Selalu merasa dibawah pengawasan Allah Ta’ala.
Sungguh kita sakksikan banyak orang yang melalaikan kewajibannya terhadap hak hak Allah atas dirinya utama sekali karena merasa Allah tidak mengetahui apa yang mereka lakukan. Pada hal sungguh Allah Ta’ala dengan ilmu-Nya yang Mahaluas mengetahui segala sesuatu yang mereka lakukan.

Allah berfirman : “… Wa huwa ma’akum aina maa kuntum. Wallahu bi maa ta’maluuna bashiir”. ... Dan dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Q.S. al Hadid 4).

Al Hafizh Ibnu Katsir berkata : Maksudnya adalah Allah senantiasa menyaksikan kalian dan menyaksikan amal kalian. Bagaimanapun keadaan kalian dan dimana saja kalian berada didaratan atau dilautan, siang ataupun malam dirumah ataupun dipadang pasir. Semua itu berada dalam pengetahuan, pengawasan dan pendengaranNya.

Seorang yang merasa yakin dilihat dan diawasi Rabbnya, tentu akan  selalu mendorongnya untuk terus bertakwa baik dalam keramaian dan juga dalam kesendirian.

Kedua : Belajar ilmu syar’i dan mengamalkannya.
Bahwa salah satu makna takwa secara istilah adalah sebagaimana dikatakan Ibnu Mas’ud  : Hendaklah Allah ditaati tidak dimaksiati, diingat tidak dilupakan, disyukuri tidak diingkari.

Ketahuilah bahwa tidaklah seorang hamba : (1) Bisa mentaati Allah secara benar kecuali dengan ilmu. (2) Bisa mengingat Allah secara benar kecuali dengan ilmu. (3) Bisa mensyukuri nikmat Allah secara benar kecuali dengan ilmu.

Sufyan ats Tsauri  berkata : Bahwa sungguh ilmu dipelajari untuk dijadikan sarana bertakwa kepada Allah.

Ketahuilah bahwa ilmu yang benar di dapat dengan belajar. Dan belajar adalah kewajiban setiap muslim. Rasulullah bersabda :  “Thalabul ilmi faridhatun ‘ala kulli muslim.”   Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim. (H.R Imam Ahmad dan Ibnu Majah).
Ketiga : Terus menerus melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah
Ini adalah aplikasi dari takwa. Tidaklah dikatakan bertakwa jika menyelisi perintah Allah dan mengabaikan larangannya.

Allah berfirman: “Wa man yuthi’iilaha wa rasuulahuu wa yakhsyallaha wa yattaqhi fa ulaa-ika humul faa-izuun”. Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasulnya, serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan”. (Q.S. an Nur 52).

Keempat : Bergaul dengan orang orang yang selalu menjaga ketakwaan.
Termasuk cara yang sangat dianjurkan dalam menjaga ketakwaan adalah berteman dengan orang orang yang selalu menjaga ketakwaan.

Rasulullah bersabda : “Seorang dilihat dari agama temannya, maka hendaklah seseorang melihat dengan siapa dia    berteman” (HR Ahmad, Abu Dawud, at Tirmidzi dan al Hakim).

Ketahuilah bahwa : (1) Pertemanan dengan orang bertakwa adalah suatu nikmat yang besar karena pertemanan dengan orang bertakwa itu karena Allah bukan karena yang lain. (2) Pertemanan dengan orang bertakwa insya Allah akan langgeng dari dunia sampai akhirat. (3) Pertemanan dengan orang bertakwa akan selalu saling mendoakan untuk kebaikan. (4) Pertemanan dengan orang bertakwa akan selalu saling ingat mengingatkan tentang kebaikan. (5) Pertemanan dengan orang bertakwa akan saling memberi udzur dan memaafkan jika ada kesalahan.

Kelima : Selalu berdoa agar diberi sifat takwa.
Salah satu jalan untuk meraih ketakwaan adalah dengan banyak berdoa kepada Allah. Diantara doa yang diajarkan Rasulullah Salallahu ‘alahi Wasallam adalah : “Allahumma inni as’alukal huda, wattuqa wal’afaf wal ghina”. Ya Allah sesungguhnya aku memohon engkau agar diberi petunjuk, ketakwaan, kesucian diri dan kecukupan (H.R Imam Muslim).
 
Demikianlah sebagian cara yang sangat dianjurkan untuk dilakukan sehingga ketakwaan yang ada pada diri seorang hamba tetap terpelihara, terjaga bahkan bisa meningkat. 

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.Wallahu A’lam. (710)

1 komentar: