Sabtu, 16 Juli 2016

MENCARI KETENTRAMAN HATI



MENCARI KETENTRAMAN HATI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Di zaman ini sangatlah banyak kita menyaksikan  manusia yang dilanda kegelisahan dan kegundah gulanaan dalam menjalani hidupnya. Keadaan ini ternyata tidak hanya melanda orang orang yang tidak berpunya dan tidak berpangkat tapi juga melanda orang orang yang memiliki harta yang banyak dan  kedudukan yang tinggi.

Lalu mereka mencari berbagai cara   agar memperoleh ketenangan dan ketentaraman hati. Ada yang mencarinya dengan hiburan, rekreasi, berbagai permainan meskipun membutuhkan waktu dan mengeluarkan  uang yang banyak. Bahkan ada juga yang  sampai menggunakan obat obatan yang bisa membahayakan dirinya, apalagi jika kelebihan dosis. Yang lebih berbahaya lagi adalah mencari ketentraman hati dengan mendatangi (orang pintar ?) atau dukun karena bisa jatuh kepada kesyirikan. Na’udzubillahi min dzaalik.

Namun demikian ternyata mereka belum mendapatkan ketentraman atau ketenangan yang mereka cari. Kalaupun mereka mendapatkannya itupun sangat sementara dan bisa dikatakan semu bahkan fatamorgana.  Bisa jadi juga  terkadang semakin jauh dari ketenangan hati yang dicarinya.

Sungguh Allah Ta’ala telah mengingat hanya ada satu cara untuk mendapatkan ketenangan hati yaitu bi dzikrillah, dengan mengingat Allah. Allah Ta’ala telah berfirman : “Alladziina aamaanu watath ma-inu quluubuhum bi dzikrillahi. Alaa bi dzikrillahi tathma-inul quluub”. (Yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Q.S ar Ra’du 28).

Syaikh as Sa’di berkata : Makna firman Allah : “Tathma-iinul qulub”- hati menjadi tenteram,  adalah hilangnya segala sesuatu (yang berkaitan dengan) kegelisahan, dan kegundah-gulanaan dari dalam hati. Dan dzikir tersebut akan menggantikannya dengan rasa keharmonisan (ketenteraman), kebahagiaan dan kelapangan.

Dan firman-Nya : Alaa bi dzikrillahi tathma-innul quluub” . Maksudnya semestinya dan seyogyanya, kalbu kalbu itu tidak menjadi tenang dengan sesuatu selain dengan mengingat-Nya. Karena tidak ada sesuatu pun yang lebih nikmat, lebih memikat dan lebih manis bagi kalbu ketimbang (kenikmatan dalam) mencintai Pencipta kalbu itu, berdekatan dan mengenal-Nya yakni berdasarkan tingkat ma’rifah atau pengenalannya dan kecintaannya kepada Allah. 

Demikian itu merujuk keterangan bahwa dzikrullah yang dimaksud adalah seorang hamba yang mengingat Allah dengan bacaan tasbih, tahmid, tahlil, takbir dan yang lainnya.
Ada yang menafsirkan bahwa dzikrullah maksudnya kitab-Nya yang diturunkan sebagai dzikra (peringatan) bagi orang orang yang beriman. Atas dasar ini maka thuma’ninah al qalbi (ketenangan hati) dengan dzikrullah yakni ketika mengenal makna makna al Qur an dan hukum hukumnya, hati menjadi tenang dengannya. (Kitab Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ketika Allah Ta’ala telah mengingatkan orang orang yang beriman bahwa untuk mendapatkan ketentraman hati adalah dengan mengingat Allah, lalu kita mau mencari cara apa lagi dan mau cari kemana lagi selain itu. Peganglah keterangan dalam ayat ini dengan kuat karena ini adalah firman Allah yang sungguh tidak ada keraguan sedikitpun padanya.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (718)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar