Minggu, 17 Juli 2016

BAHAYA MAKANAN HARAM



BAHAYA MAKANAN HARAM

Oleh : Azwir B. Chaniago

 Sungguh tidak ada keselamatan bagi manusia baik di dunia maupun di akhirat apabila mereka memakan makanan dari harta yang haram.  Allah Ta’ala telah memerintahkan manusia dalam firman-Nya : “Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah langkah syaithan, karena sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagimu”  (Q.S al Baqarah 168).

Syaikh as Sa’di berkata : Ayat ini dihadapkan kepada seluruh manusia baik yang mukmin maupun yang kafir. Allah telah memberi karunia kepada mereka dengan memerintahkan kepada mereka untuk makan dari seluruh yang ada di bumi seperti biji bijian, hasil tanaman, buah buahan dan hewan dalam keadaan yang halal yaitu yang telah dihalalkan buat kalian untuk dikonsumsi yang bukan dari rampasan atau curian. Bukan pula diperoleh dari hasil muamalah yang diharamkan atau dalam hal yang membawa kepada yang diharamkan. (Tafsir Taisr Karimir Rahman)

Sungguh Rasulullah telah mengingatkan umatnya akan bahaya dan dampak buruk makanan yang haram, diantaranya :

Pertama :  Rasulullah Salalllahu ‘alahi Wasallam  bersabda : “Ketahuilah bahwa suapan haram jika masuk ke dalam perut salah seorang dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari.” (H.R at-Thabrani).

Kedua : Sa’ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullan, Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul.” Rasulullah bersabda : “Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu, maka doamu akan terkabulkan.” (HR at-Thabrani).

Ketiga :  Disebutkan juga dalam hadis  bahwa Rasulullah  bersabda :  “Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan, “Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!” Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?” (H.R Imam Muslim).

Keempat : Rasulullah bersabda : “Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya.”. (H.R at Tirmidzi).

Kelima : Rasulullah bersabda : “…Tsumma dzakarar rajula yuthiilus safara asy’asy aghbara, yamuddu yadaihi ilas samaa-i : ya rabbi, ya rabbi ! wa math’amuhu haraamun, wa masyrabuhu haraamun, wa malbasuhu haraamun, wa ghudziya bil haraami, fa anna yustajaabulahu”  …. Kemudian Rasulullah menceritakan seorang laki laki berdoa, yang telah melaksanakan perjalanan jauh yang rambutnya kusut dan berdebu, ia menengadahkan kedua tangannya ke langit, Ya Rabbku, ya Rabbku. Sementara itu makanannya haram, pakaiannya haram, minumannya haram, dan tumbuh dari hal hal yang haram, lantas bagaimana mungkin akan diterima doanya. (H.R Imam Muslim). 

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Nabi menganggap mustahil bahwa orang yang seperti ini doanya akan dikabulkan padahal dia telah melakukan sebab sebab dikabulkannya doa dan pantas untuk dikabulkan. Akan tetapi tatkala dia memakan yang haram jadilah doanya amat jauh untuk diterima oleh Allah Ta’ala. Kita memohon kepada-Nya keselamatan. (Syarah Raiyadush Shalihin). 
 
Orang yang berdoa ini sebenarnya punya potensi untuk dikabulkan doanya karena berapa hal : 

(1)  Dia dalam bersafar dan orang yang bersafar tidak ditolak doanya yaitu sebagaimana disebutkan dalam salah satu sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Baihaqi, tentang tiga doa yang tidak ditolak, salah satunya adalah doa musafir.

(2) Dia telah melakukan etika yang baik dalam berdoa yaitu mengangkat tangannya ke langit. Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan at Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh al Albani disebut bahwa Allah malu terhadap hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya (meminta kepada-Nya) dikembalikan dalam keadaan kosong.

(3) Dia telah menyebut dan meminta kepada Allah dengan menyebut nama Allah yang Maha Agung : ya Rabbku ya Rabbku, maka apa yang dia minta akan diberi.  Dari Anas bin Malik, Nabi  memasuki masjid, sementara itu ada seorang sahabat yang telah selesai menunaikan shalat dan ia tengah berdoa. Dalam doanya, ia berkata: “Ya Allah, tiada Ilah yang berhak disembah selain Engkau, Engkau Maha Memberi karunia, Pencipta langit dan bumi, Pemilik keagungan dan kemuliaan.”

Lalu  Nabi  bertanya kepada para sahabat “Tahukah kalian dengan apa ia berdoa kepada Allah? Ia telah berdoa kepada Allah dengan menyebut nama-Nya yang paling agung, yang jika berdoa dengannya niscaya dikabulkan dan jika meminta dengannya niscaya akan diberi.” (H.R at Tirmidzi, Imam Ahmad,  dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Cuma saja, orang yang berdoa tadi sebagaimana dijelaskan Rasulullah bahwa makanan, pakaian dan minumannya haram sehingga Rasulullah bersabda : Bagaimana mungkin akan diterima doanya.

Oleh karena itu maka setiap hamba  haruslah berusaha menghindari makanan dari harta yang haram karena pasti akan membahayakan dirinya.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (721)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar