Senin, 02 Februari 2015

GERHANA BUKAN FENOMENA BIASA



GERHANA BUKAN FENOMENA BIASA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Para pakar memperkirakan bahwa tahun 2015 ini akan terjadi dua kali gerhana bulan yaitu pada tanggal 4 April 2015 dan 28 September 2015. Tahun 2016 diperkirakan  pula  akan terjadi gerhana matahari yaitu tanggal 9 Maret 2016.

Ketahuilah bahwa dari dahulu dan hingga hari Kiamat,  maka gerhana matahari dan bulan  senantiasa terjadi sesuai dengan kehendak-Nya.
Dari  hadits yang shahih diketahui bahwa pada masa Rasulullah di Madinah pernah terjadi satu kali gerhana matahari. 

Pada zaman kita ini,  sebagian manusia ada yang mengira bahwa gerhana matahari ataupun gerhana bulan hanyalah sekedar fenomena alam biasa saja.  Adapula yang mengkaitkan dengan tahayul dan khurafat, dibumbui dengan cerita cerita yang diada adakan bahkan ada pula yang mengkaitkan dengan peristiwa peristiwa tertentu.Ketahuilah bahwa terjadinya gerhana tidaklah seperti perkiraan kebanyakan orang orang.

Ketahuilah wahai saudaraku seiman bahwa gerhana matahari dan gerhana bulan bukanlah sekedar fenomena alam biasa sebagaimana dipersangkakan oleh sebagian manusia. Sungguh gerhana menyimpan banyak hikmah dan pelajaran bahkan peringatan yang berharga bagi manusia. Andaikata gerhana memang sekedar peristiwa alam biasa maka tentulah Rasulullah tidak memberikan perhatian yang sangat khusus terhadap kejadian itu.

Perhatikanlah bagaimana perhatian yang sangat besar dari Rasulullah pada saat terjadinya gerhana matahari di zaman beliau. Imam Bukhari meriwayatkan dari sahabat Abu Bakrah, dia berkata : “Suatu hari kami sedang berada disisi Rasulullah, lalu terjadi gerhana matahari. Dengan segera beliau bangkit dengan menarik selendangnya sampai beliau masuk masjid. Kamipun ikut kedalam masjid. Lalu beliau mengimami kami shalat dengan shalat dua rakaat sampai matahari kembali normal. 

Kemudian beliau bersabda : “Innasy syamsa wal qamara  aayataan min aayaatillah, laa  yankasifaani limauti ahadin wa laa lihayatihi, fa idzaa ra-aitumuu humaa fad’ullahu washalluu, hatta  hatta yanjaliya” Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda tanda kebesaran Allah. Terjadinya gerhana matahari dan bulan bukan karena kematian seseorang atau karena hidupnya seseorang. Apabila kalian melihat gerhana keduanya, maka berdoalah kepada Allah dan shalatlah hingga gerhana tersebut hilang. (H.R Imam Bukhari).

Rasulullah bersabda : ”Faidzaa ra-aitum syai-an min dzalika fafza’uu ilaa dzikrihi wa du’aa-ihi wastighfaarihi” Apabila kalian melihat gerhana  maka bersegeralah untuk berdzikir, berdoa dan memohon ampun kepada-Nya. (H.R Imam Bukhari dari Abu Musa al Asy’ari)

Rasulullh bersabda : “Faidzaa  ra-aitum dzalika fad’uullaha wa kabbaruu, wa shalluu wa tashaddaquu”  Apabila kalian melihat gerhana, berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah dan bersedekahlah. (H.R Imam Bukhari dari Aisyah).   
          
Dari hadits ini kita bisa mengambil beberapa manfaat diantaranya adalah : 

Pertama : Gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau karena hidupnya seseorang. Qadarullah pada hari terjadi gerhana di zaman nabi, putra beliau yaitu Ibrahim meninggal dunia. Lalu ada orang yang berkata bahwa gerhana terjadi karena meninggalnya Ibrahim. Ini dibantah oleh Rasulullah melalui  hadits dari sahabat Abu Bakrah diatas.

Kedua : Kita sangat dilarang untuk mengkaitkan peristiwa gerhana dengan segala sesuatu yang terjadi pada seseorang dan yang lainnya, karena peristiwa gerhana adalah kehendak Allah Ta’ala semata.

Ketiga : Jika terjadi gerhana maka Rasulullah menyuruh kita untuk mendekatkan diri kepada Allah yaitu dengan melakukan shalat gerhana, berdoa meminta kebaikan, memohon ampun, bertakbir dan bersedekah.

Keempat : Hadits ini menjelaskan pula bahwa gerhana bukan fenomena alam biasa dan disikapi biasa biasa biasa saja, melainkan harus disikapi dengan segera mendekatkan diri kepada Allah yaitu melakukan amal amal shalih sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam

Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita semua untuk berusaha menyikapi peristiwa gerhana dengan cara cara yang syar’i seperti yang diajarkan oleh Rasulullah Salallahu 'alaihi wasallam. 

Wallahu a’lam. (194)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar