Jumat, 13 Februari 2015

NIKMAT SEHAT JANGAN DIABAIKAN



NIKMAT SEHAT JANGAN DIABAIKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Allah telah memberikan nikmat yang sangat banyak kepada kita. Disebabkan begitu banyak jenis dan jumlahnya maka tidak ada seorangpun yang mampu menghitungnya. Allah berfirman : “Wain ta’uddu ni’matallahi laa tuhshuhaa. Innal insaana lazhaluumun kaffaar ”  Dan jika kamu menghitung nikmat Allah niscaya kamu tidak mampu menghitungnya. Sungguh manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). Q.S Ibrahim 34.

Ketahuilah saudaraku bahwa nikmat Allah yang diberikan kepada kita tidak ada yang kecil, semuanya besar bahkan ada yang sangat besar seperti nikmat Iman dan nikmat beragama Islam dengan ikhlas dan ittiba’ kepada Rasulullah.

Diantara nikmat yang besar yang dikaruniakan   Allah kepada kita adalah nikmat sehat atau kesehatan.Tapi kebanyakan orang baru benar benar merasakan nikmat sehat jika telah datang sakit. Bahkan ada diantara manusia yang bukan sekedar  melalaikan tapi tertipu dengan nikmat sehat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Ni’mataani maghbuunun fiihimaa katsirun minannaasi, ash shihatu wal faragh” Ada dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu (dengannya), yaitu nikmat sehat dan waktu luang. (H.R Imam Bukhari  dari Ibnu ‘Abbas).


Harga sebuah kesehatan baru  terasa pada saat seseorang mengalami sakit. Bahkan sering terjadi bahwa orang orang yang  sedang mengunjungi orang sakit terkadang tidak menyadari   kesehatan yang sedang dinikmatinya. 

Orang bijak berkata : Nikmat sehat adalah ibarat mahkota yang  indah berada diatas kepala orang yang sehat dan hanya bisa dilihat oleh orang orang yang sedang sakit. 

Wahab bin Munabih berkata : Dalam hikmah keluarga Nabi Dawud tertulis, kesehatan adalah raja yang tersembunyi. (Ibnu Abi Dunya, asy Syukr)

Sungguh nikmat sehat itu adalah sesuatu yang sangat berharga dan tidak bisa dinilai dengan uang. Diantara penjelasannya adalah sebagai berikut :

Pertama : Jika seseorang  mengalami sakit dia rela mengeluarkan uang seberapapun, kalau perlu dengan berhutang untuk berobat kemana mana. Yang saya inginkan adalah bisa sehat. Tidaklah mengapa kalau harta saya habis untuk berobat.  Kalau saya sembuh, insya Allah saya bisa mencari uang lagi. Demikian katanya

Kedua : Dikatakan bahwa kesehatan lebih berharga dari pada uang karena orang yang sehat bisa berusaha mendapatkan uang. Sementara itu uang tidak bisa membeli kesehatan. Uang memang  bisa membayar dokter yang paling ahli, membeli obat yang paling mahal dan membayar rumah sakit yang paling canggih. Tapi uang yang banyak, seberapa pun jumlahnya tidak akan mampu membeli sehat atau kesehatan. Tidak ada apotik yang menjual sehat. Apotik cuma menjual obat untuk bisa sehat bisa juga tidak.

Fakta menunjukkan berapa banyak orang yang sakit telah mengeluarkan uang banyak untuk membeli obat yang paling mahal, membayar dokter yang paling ahli dan membayar rumah sakit yang paling canggih tapi belum juga mendapatkan kesembuhan. Ingatlah firman Allah ketika menceritakan kisah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. “Wa idza maridhtu fa huwa yasyfiin” Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku. (Q.S asy Syu’ara 80)

Sungguh kesehatan adalah karunia yang  besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bersyukurlah terhadap kesehatan yang sedang dimiliki dengan menggunakannya untuk ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ingatlah bahwa semua nikmat yang diberikan Allah akan ditanya termasuk nikmat kesehatan. Bahkan diantara nikmat nikmat yang akan ditanyakan pertama kali di akhirat kelak adalah nikmat kesehatan. 

Rasulullah bersabda : “Inna auwala maa yuhaasabu bihil ‘abdu yaumal qiyaamati an yuqaala lahu alam ushshaha laka jismaka wa urwika minal maa-il baarid” Sesungguhnya pertama kali yang ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat (berupa kenikmatan) adalah : Bukankah Kami telah menyehatkan badanmu ? Dan melepaskan dahagamu dengan air yang dingin ? (H.R at Tirmidzi). 

Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.(207)

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar