Rabu, 18 Februari 2015

MENGHARAP SYAFAAT DI AKHIRAT



MENGHARAP SYAFAAT DI AKHIRAT

Oleh  : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Suatu hal yang wajib diyakini oleh setiap muslim adalah bahwa setelah terjadi Kiamat kelak maka semua manusia dari yang pertama sampai yang terakhir akan dibangkitkan. Rohnya akan dikumpulkan dengan jasadnya. Semua akan digiring ke sebuah tempat pengumpulan manusia yang disebut al Mahsyar atau padang Mahsyar. Semuanya akan dihadirkan dalam keadaan seperti awal diciptakan. Tidak berpakaian, tidak berkhitan dan tidak beralas kaki. 

Ditempat ini amal amal manusia akan ditimbang, dipertanyakan, dihitung dengan sangat adil dan akan diberikan balasan. Segala apa yang manusia perdebatkan di dunia, keadilan dan kezhaliman, keimanan dan kekufuran, amal kebaikan dan keburukan pasti akan ditetapkan balasan yang seadil adilnya.

Manusia disini akan diliputi rasa takut yang amat sangat, was was menunggu keputusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Keadaan sangat sulit dan panas yang sangat hebat. Matahari didekatkan sejauh satu mil.

Suatu yang bisa meringankan kesulitan di al Mahsyar ini adalah iman dan amal baik selama berada di dunia. Selain itu, semua orang mengharapkan naungan dan sangat sangat berharap syafaat atau pertolongan dari yang boleh dan bisa memberi manfaat baginya dengan izin Allah. 

Seluruh  syafaat adalah milik Allah  
Allah berfirman : “Qul lillahisy syafaa’atu jamii’aa” Katakanlah : Syafaat itu hanya milik Allah semuanya. (Q.S az Zumar 44)
Dari ayat ini diketahui dengan pasti bahwa seluruh syafaat atau pertolongan itu milik Allah semata. Artinya tidak ada syafaat kecuali dari Allah dan tidak ada satupun syafaat yang berada diluar izin dan diluar ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pemberi syafaat hanya dengan izin Allah.

Dalam keadaan yang sangat sulit di al Mahsyar semua orang sangat ingin mendapatkan syafaat. Memang ada yang bisa mendapat syafaat yaitu tersebab apa yang telah dilakukannya di dunia. Diantaranya adalah dari : 

Pertama : Tersebab banyak bershalawat kepada Rasulullah.
Syafaat  utama  yang insya Allah akan diperoleh dari Rasulullah yaitu dengan banyak bershalawat kepada beliau. Rasulullah bersabda : “Orang yang paling berhak mendapatkan syafaatku pada hari Kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku. (H.R at Tirmidzi).

Rasulullah bersabda : “ Dari Abdullah bin ‘Amr bahwa beliau mendengar Nabi bersabda : “Jika kalian mendengar muadzin maka tirukanlah ucapannya, kemudiaan bershalawatlah kepadaku. Sesungguhnya orang yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Lalu mintakanlah kepada Allah wasilah untukku, karena wasilah adalah sebuah tempat di surga yang tidak akan dikaruniakan melainkan kepada salah satu hamba Allah. Dan aku berharap bahwa akulah hamba tersebut. Barang siapa memohonkan untukku wasilah maka ia akan meraih syafaat” (H.R Imam Muslim)

Kedua : Tersebab membaca doa setelah adzan.  
Membaca shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta al-wasiilah untuk beliau seperti yang diucapkan pada doa setelah mendengar adzan selesai dikumandangkan. Dalam hadits yang shahih, Rasulullah shallallahualaihi wa sallam ber­sabda: “.. .Barangsiapa yang meminta al-wasiilah untukku maka halal baginya (mendapatkan) syafaatku. (H.R Imam Muslim).

Ketiga : Tersebab bacaan al Qur an
Rasulullah bersabda : “Aqraul qur’ana fainnahu yakti yaumal qiyamati syafi’an li ashhabih.” Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at kepada sahabatnya. (H.R. Muslim, dari Abu Umamah).
Para ulama menjelaskan bahwa makna sahabatnya dalam hadits ini adalah orang membacanya, mentadaburi dan mengamalkannya.

Keempat : Tersebab melaksanakan puasa.
Puasa seorang hamba akan menjadi penolong atau pemberi syafaat baginya. Dari Abdullah bin Amr bin al ‘Ash bahwa Rasulullah bersabda : “Puasa dan al Qur an akan memberikan syafaat pada hari kiamat bagi seorang hamba (yang mengamalkannya). Puasa berkata : Wahai Rabbku, aku telah mencegahnya dari makan dan syahwatnya di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya. (Bacaan) al Qur an (juga) berkata : Wahai Rabbku aku telah mencegahnya dari tidur dimalam hari maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya. Rasulullah bersabda : Maka keduanya pun diizinkan memberi syafaat” (H.R Imam Ahmad, dan al Hakim, dihasankan oleh Syaikh al Albani). 

Oleh sebab itu mari kita jaga puasa kita terutama yang wajib dan juga puasa puasa yang tidak diwajibkan. Insya Allah kita akan memperoleh syafaat melalui puasa yang kita lakukan.     

Keenam : Tersebab tinggal dan meninggal di Madinah.
Rasulullah bersabda : “Barang siapa yang ingin meninggal di Madinah maka meningggallah disana. Sesungguhnya aku akan memberi syafaat bagi orang orang yang meninggal disana” (H.R Imam Ahmad, at Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dari Ibnu Umar).

Madinah adalah kota yang memiliki banyak keutamaan, diantaranya adalah :

Pertama : Pernah didoakan oleh Rasulullah agar Kota Madinah diberkahi dua kali dari kota Makkah.

Kedua : Orang yang meninggal di Madinah, maka Rasulullah akan menjadi saksi baginya.

Ketiga : Rasulullah pernah mengatakan bahwa Madinah adalah sebaik baik tempat tinggal.

Keempat : Madinah adalah kota suci yang penduduknya tidak boleh dizhalimi dan ditakut takuti. Tidak boleh memburu binatangnya dan menebang pohonnya.

Umar bin Khaththab pernah berdoa meminta dua hal yaitu meninggal dalam keadaan syahid dan meninggal di Madinah. Dan kedua hal yang diminta Umar   ternyata dikabulkan Allah. Beliau meninggal di Madinah pada tahun 23 H yaitu ditikam oleh Abu Lu’luah seorang Majusi, pada saat beliau menjadi Khalifah dan sedang mengimami shalat shubuh di Masjid Nabawi.

Wallahu a’lam.   (213)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar