Kamis, 05 Februari 2015

MENGACUHKAN AL QUR AN



MENGACUHKAN AL QUR AN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam surat al Furqan ayat 30, Allah berfirman : “Waqaalar rasuulu yaarabbi inna qaumiit takhadzuu haadzal qur-aana mahjuuraa” Rasul berkata, Ya Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan al Qur an itu sesuatu yang tidak diacuhkan.

Dalam Kitab Tafsir al Muyassar dijelaskan bahwa ayat ini menyebutkan perkataan Rasul sebagai keluh kesah (beliau) atas tingkah laku kaumnya. Mereka terus menerus menolak al Qur an. Tidak merenungkannya dan tidak menyampaikannya. Ayat ini juga mengandung ancaman besar bagi orang orang yang mengacuhkan al Qur an dan tidak mengamalkannya. 

Syaikh as Sa’di berkata bahwa mengacuhkan al Qur an maksudnya adalah : Mereka telah berpaling darinya, mengabaikan dan meninggalkannya. Pada hal yang menjadi kewajiban mereka (terhadap al Qur an) adalah patuh kepada hukumnya, menerima aturan aturannya serta mengikutinya.  (Kitab Tafsir Karimir Rahman).

Imam Ibnul Qayyim al Jauziah menyebutkan beberapa macam bentuk mengacuhkan al Qur an :

Pertama : Mengacuhkan dalam arti tidak mau mendengarkannya dan tidak mau mengimaninya.

Kedua : Mengacuhkan dalam arti tidak mau mengamalkannya. Tidak mau tahu halal-haram yang dijelaskan al Qur an walaupun dia membacanya.

Ketiga : Mengacuhkan dalam arti tidak mau menjadikannya sebagai pedoman hukum dalam pokok pokok agama maupun cabang cabangnya.

Keempat : Mengacuhkan dalam arti tidak mau memikirkannya dan memahaminya serta tidak mencari tahu apa yang dimaksud oleh Dzat yang mengucapkannya.

Kelima : Mengacuhkan dalam arti tidak mau menjadikannya sebagai obat dan enggan berobat dengan menggunakan al Qur an dalam setiap penyakit hati.

Beliau menambahkan bahwa sebagian pengacuhan yang disebutkan itu lebih rendah dari sebagian yang lainnya. 

Ya Allah, ya Rabb berilah kami kekuatan dan petunjuk untuk selalu menjadikan al Qur an sebagai pedoman hidup kami.

Wallahu A’lam.    (198)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar