Minggu, 11 Februari 2024

SHALAT SUNNAH ALFIYAH HADITSNYA MAUDHU

 

SHALAT SUNNAH ALFIYAH HADITSNYA MAUDHU

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, kita mengetahui bahwa umumnya hamba hamba Allah bersemangat dalam melakukan berbagai ibadah. Dalam hal ini bukan hanya menjaga KUALITAS IBADAH TETAPI JUGA BERUSAHA MENJAGA KUANTITAS IBADAHNYA.

Mungkin ada diantara saudara saudara kita yang karena DIDORONG OLEH KEINGINAN BANYAK BERIBADAH dan niat baik lalu pada setiap pertengahan bulan Sya'ban melakukan shalat sunnah yang disebut dengan SHALAT ALFIYAH.  

Shalat alfiyah ini  disandarkan kepada satu hadits (?) : Wahai Ali !. Barangsiapa yang shalat seratus rakaat pada MALAM NISYFU SYA’BAN dengan membaca surat al Fatihah dan Qul Huwa Allahu Ahad (surat al Ikhlas) pada setiap rakaat sepuluh kali maka Allah akan memenuhi semua kebutuhannya.

Disebut shalat alfiyah (seribu) karena dalam shalat itu dianjurkan untuk dilaksanakan seratus rakaat dan setiap rakaat setelah membaca al Fatihah lalu membaca surat al Ikhlas di setiap rakaat sepuluh kali. Jadi jumlah surat al Ikhlas yang dibaca adalah seribu kali.  

Ketahuilah bahwa kalimat yang dikatakan sebagai hadits ini adalah MAUDHU’ ATAU PALSU. Imam Ibnul Jauzi mengatakan : Tidak diragukan lagi, hadits ini adalah maudhu’. (Al Maudhu’at).

Imam asy Syaukani berkata : Hadits ini maudhu’. Dan seseorang yang cakap dalam ilmu hadits, hanya dengan melihat lafazhnya saja, maka (mereka) yakin bahwa hadits ini palsu. (Majmuatul Fawaaid).

Ketahuilah wahai saudaraku !. Bahwa beribadah bukan  disandarkan kepada niat baik saja tetapi harus memenuhi dua syarat yaitu : (1) IKHLAS KARENA ALLAH DAN (2) ITTTIBA' ATAU MENGIKUTI RASULULLAH SALALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM.

Ketika dalil untuk melaksanakan shalat alfiyah dihukumi sebagai hadits maudhu' atau palsu maka tentu tidak bisa dijadikan sandaran dalam beribadah. Dengan kata lain, kalau kita amalkan maka kita TELAH MENYELISIHI  Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam ibadah ini.

Sungguh Rasulullah Salallahu 'ALAIHI Wasallam telah mengingatkan kita dalam sabda beliau :

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa  beramal yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalannya tertolak. (H.R Imam Muslim).

Selain itu ketahuilah bahwa Allah Ta'ala telah mengingatkan hamba hamba-Nya untuk TIDAK MENYELISIHI RASULULLAH SALALLAHU 'ALAIHI WASALAM, sebagaimana firman-Nya : 

فَلْيَحْذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Maka hendaklah orang orang yang menyelisihi perintah Rasul, takut akan ditimpa fitnah atau adzab yang pedih. (Q.S an Nur 63).

Sebagai penutup tulisan ini dinukil satu sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam :

مابقي شيء يقرب منْ الْجَنَّة ويباعد منْ النَّار إلا وقد بين لكم

Tidak tersisa satu (amalan) pun yang dapat mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka, kecuali sudah dijelaskan semuanya kepada kalian. (HR. Thabrani, dishahihkan oleh Syaikh Ali Hasan Al Halabi).

Wallahu A'lam. (3.226)

 

  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar